Pariwisata

Bali, yang dulunya dikenal sebagai surga yang tenang dengan pantai yang damai, hijau yang subur, dan kekayaan budaya, kini menjadi korban dari kesuksesannya sendiri. Setiap tahun, jutaan wisatawan datang ke pulau tropis ini untuk mencari keindahan yang tenang seperti yang mereka lihat di Instagram. Namun bagi banyak orang, kenyataannya jauh dari impian.

Selain dari sisi pendapatan, kawasan yang dilindungi melalui ekowisata menyimpan karbon jauh lebih banyak dibandingkan lahan yang tidak terlindungi, sementara penginapan yang dikelola komunitas langsung menyalurkan keuntungan ke rumah tangga sekitar.

Perjalanan berkelanjutan adalah pedoman untuk melakukan pariwisata dengan cara yang mendukung bisnis lokal, ekonomi, budaya, dan lingkungan. Perubahan iklim mengubah lanskap pariwisata, menghadirkan tantangan baru bagi para wisatawan, industri, dan komunitas lokal.