Proyek Emas INDY Dinilai Lebih Berharga dari Harga Sahamnya, Ini Analisisnya
- Nilai proyek emas Awak Mas milik INDY diperkirakan menembus US$911 juta, lebih tinggi dari kapitalisasi pasar saat ini. Benarkah ini jadi mesin pertumbuhan baru di luar bisnis batu bara?

Alvin Bagaskara
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID – Saham PT Indika Energy Tbk (INDY) tengah mengalami penguatan signifikan di lantai bursa. Dalam tiga bulan terakhir, harganya telah melesat lebih dari 63% ke level Rp2.220, menandakan kembalinya kepercayaan investor terhadap emiten yang selama ini identik dengan batu bara ini.
Namun, di balik reli ini, riset terbaru dari Sucor Sekuritas mengungkap sebuah aset berharga yang nilainya ternyata jauh lebih besar dari harga saham perusahaan saat ini. Aset tersebut adalah tambang emas Awak Mas di Sulawesi Selatan, yang akan menjadi mesin pertumbuhan baru bagi INDY.
Fenomena di mana nilai satu aset saja sudah melampaui total nilai perusahaan tentu memicu pertanyaan besar. Lantas, seberapa besar sebenarnya nilai aset ini dan bagaimana para analis menghitungnya? Mari kita bedah tuntas.
1. Proyek Emas Awak Mas: Cadangan 1,5 Juta Ons Emas
Aset yang menjadi pusat perhatian ini adalah Proyek Emas Awak Mas. Tambang ini memiliki cadangan sumber daya yang sangat besar, mencapai 2,3 juta ons, dengan cadangan terbukti yang siap ditambang sebesar 1,5 juta ons emas.
INDY tidak main-main dalam menggarap aset ini. Perusahaan telah menunjuk kontraktor tambang kelas dunia, Macmahon Holding Ltd, sebagai mitra utamanya. Langkah ini memberikan kepastian eksekusi proyek yang solid dan tepercaya di mata para investor.
2. Mesin Pertumbuhan Masa Depan: Proyeksi Produksi dan Margin Kuat
Proyek ini dijadwalkan akan mulai beroperasi pada semester kedua 2026. Pada tahap awal, produksi komersial dari tambang Awak Mas ditargetkan bisa mencapai 100.000 hingga 140.000 ons emas per tahun, sebuah volume yang sangat signifikan.
Yang lebih menarik adalah potensi profitabilitasnya. Biaya produksi menyeluruh (all-in sustaining cost) diperkirakan berada di level US$1.600 per ons. Dengan harga emas spot saat ini yang stabil di atas US$3.600, potensi margin keuntungan yang bisa diraup INDY sangatlah besar.
3. Proyeksi Lonjakan Laba: Dari Nihil Menjadi US$122 Juta
Kontribusi dari proyek baru ini diprediksi akan meningkatkan kinerja keuangan INDY secara drastis. Analis Sucor Sekuritas, Yoga Ahmad Gifari, memproyeksikan laba bersih perusahaan akan mulai melesat pada tahun 2026 dan 2027.
Pada 2026, laba bersih INDY diperkirakan bisa mencapai US$20 juta, atau tumbuh 311% dari tahun sebelumnya. Lonjakan yang lebih fantastis akan terjadi pada 2027, di mana laba bersihnya diramal akan meningkat menjadi US$122 juta, yang seluruhnya ditopang dari kontribusi emas.
4. Anomali Valuasi: Nilai Bisnis Emas Saja Rp2.800 per Saham
Inilah anomali yang paling menarik. Sucor Sekuritas menghitung bahwa nilai dari segmen bisnis emas INDY (proyek Awak Mas) saja mencapai US$911 juta. Jika dikonversi, valuasi aset ini setara dengan Rp2.800 per lembar saham.
Angka ini lebih tinggi dari harga saham INDY saat ini yang berada di level Rp2.220-an. Ini berarti, pasar seolah belum sepenuhnya menghargai potensi dari proyek emas yang dimiliki oleh perusahaan, menciptakan valuasi menarik yang belum sepenuhnya terefleksikan.
5. Rekomendasi Analis dan Apa Artinya Bagi Investor?
Melihat anomali valuasi ini, Sucor Sekuritas dengan yakin menyematkan rekomendasi "Beli" untuk saham INDY dengan target harga 12 bulan ke depan di Rp3.300. Target ini menunjukkan adanya potensi keuntungan atau upside yang masih sangat besar.
Bagi investor, ini adalah sinyal klasik investasi nilai (value investing). Cerita transformasi INDY dari perusahaan batu bara menjadi produsen emas dinilai belum sepenuhnya terefleksikan dalam harga sahamnya saat ini. Ini adalah momentum yang baik untuk mengakumulasi saham ini sebelum pasar merefleksikan nilai sesungguhnya.

Alvin Bagaskara
Editor
