Tren Ekbis

Wamen Stella: Vokasi Jadi Kunci Cetak SDM Industri Antariksa Indonesia

  • Wamen Stella menekankan pentingnya sekolah vokasi dalam menyiapkan SDM STEM untuk industri antariksa. Indonesia punya peluang besar berkat posisi strategis di ekuator.
6-4-1620x1080.jpg

JAKARTA, TRENASIA.ID – Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Stella Christie mendorong penguatan pendidikan vokasi untuk mencetak sumber daya manusia (SDM) yang mampu bersaing di industri antariksa. Menurutnya, Indonesia perlu menyiapkan strategi ganda: menciptakan peluang sekaligus meningkatkan minat generasi muda di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM).

“Kalau bicara SDM, kita harus lihat dari dua sisi: peluang dan ketertarikan. Kita harus menciptakan akses dan peluangnya,” ujar Stella dalam diskusi bertajuk “Antariksa: Urgensi dan Relevansi untuk Indonesia”, Kamis, 21 Agustus 2025.

Ia menyebut Presiden Prabowo Subianto saat ini telah menaruh perhatian serius terhadap pengembangan SDM melalui program Sekolah Garuda, sebuah sekolah berbasis STEM yang ditujukan untuk menjaring potensi anak-anak Indonesia sejak tingkat menengah.

“Presiden percaya ada Einstein di banyak pelosok negeri. Karena itu, 20 Sekolah Garuda akan dibangun terlebih dahulu di luar Jawa. Ini adalah peluang yang diciptakan sejak SMA,” jelasnya.

Sebagai informasi, Sekolah Garuda adalah program strategis nasional sebagai bagian dari upaya memperkuat sumber daya manusia unggul dalam bidang STEM dengan menyasar jenjang SMA berasrama. 

Vokasi Jadi Kunci

Lebih lanjut, Stella menekankan pentingnya jalur vokasi untuk industri antariksa. Selama ini, pembahasan soal pendidikan antariksa kerap berfokus pada universitas, padahal pendidikan vokasi justru lebih adaptif terhadap kebutuhan industri.

“Baru 8 persen dari universitas kita yang membuka kekhususan terkait antariksa. Padahal, vokasi itu agile. Banyak kelas yang bisa masuk ke pengembangan teknologi dan langsung bisa berkontribusi,” ungkapnya.

Stella juga menyoroti rendahnya minat mahasiswa pada jurusan fisika dan STEM lainnya. Menurutnya, perlu upaya signifikan untuk mengubah persepsi publik bahwa bidang ini memiliki prospek karier yang luas dan menguntungkan.

Ia menegaskan ada tiga alasan utama mengapa industri antariksa harus dipandang strategis. Pertama, antariksa bukan industri niche. Ini adalah industri besar dengan peluang ekonomi dan lapangan kerja yang luas.

Kedua, posisi geografis Indonesia yang terletak di garis khatulistiwa. Indonesia punya keunggulan strategis sebagai lokasi peluncuran satelit, sementara saat ini banyak peluncuran dilakukan dari wilayah kutub.

Ketiga, soal pertahanan nasional. Data dari satelit antariksa penting untuk mendukung sektor maritim, pertanian, hingga keamanan negara.

“Presiden sudah berkali-kali menyampaikan, untuk menjaga ketahanan Indonesia, satelit antariksa adalah instrumen penting. Jadi, ini bukan soal jadi astronot saja, tapi soal ekosistem industri besar yang harus kita isi dengan SDM yang siap,” tutup Stella.