Food Waste RI Capai Rp300 T per Tahun, Setara 4 Kali Anggaran MBG
- Jika dikalkulasikan, Rp300 triliun mampu membiayai makan bergizi gratis untuk seluruh pelajar, menutup subsidi energi nasional setahun penuh, atau bahkan mengubah wajah transportasi publik Indonesia.

Debrinata Rizky
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID – Indonesia menghadapi ironi besar di satu sisi masih ada jutaan orang kesulitan memenuhi kebutuhan pangan, di sisi lain terjadi pemborosan makanan alias food waste.
Ketua Umum PAN yang juga menjabat Menko Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), menyebut Indonesia menjadi negara nomor dua di dunia dengan angka makanan terbuang paling banyak tiap tahunnya. Menurut dia, makanan yang terbuang mencapai angka 48 juta ton atau setara dengan Rp300 triliun tiap tahun.
"Bayangin nilainya setara dengan Rp300 triliun, dan cukup untuk memberi makan 28 juta masyarakat kita kalau dihitung," kata dia dalam Acara PAN Awards di Dome Senayan Park, Jakarta Pusat, pada Minggu, 24 Agustus 2025.
- Demo DPR dan Biaya yang Harus Dibayar dari Kebijakan Tidak Hijau
- Asing Serok BBRI Rp2,6 Triliun Sebulan, Analis Kasih Target Harga Segini
- Bank Mandiri Borong Empat Penghargaan dari OJK
Jumlah sebesar itu bukan hanya angka, tapi setara dengan anggaran program-program vital yang langsung menyentuh masyarakat.
Jika dikalkulasikan, Rp300 triliun mampu membiayai makan bergizi gratis untuk seluruh pelajar, menutup subsidi energi nasional setahun penuh, atau bahkan mengubah wajah transportasi publik Indonesia.
Bisa Biayai Semua Anak Sekolah Makan Gratis
Berdasarkan data Kementerian Keuangan, program makan bergizi gratis (MBG) yang menjadi salah satu prioritas pemerintah pada 2025 memiliki anggaran Rp71 triliun dengan target 17,9 juta orang juta penerima manfaat, mulai dari pelajar PAUD hingga SMA, serta ibu hamil dan menyusui.
Artinya, nilai food waste setahun bisa 4 kali lipat dari anggaran MBG. Dengan Rp300 triliun, cakupan program makan gratis bisa meluas hingga lebih dari 72,6 juta penerima manfaat, setara dengan seluruh pelajar di Indonesia.
Setara Subsidi Energi Nasional
Tak hanya pangan, Rp300 triliun juga bisa dibandingkan dengan subsidi energi. Pada 2024, realisasi subsidi energi (BBM dan listrik) mencapai Rp177,6 triliun. Sementara pada 2025, anggaran subsidi ditetapkan Rp203,41 triliun.
Dalam rinciannya, subsidi BBM dianggarkan sebesar Rp26,7 triliun dan Rp87 triliun untuk subsidi LPG Tabung 3 Kg. Sementara untuk subsidi listrik dianggarkan sebesar Rp89,7 triliun untuk tahun.
Kuota listrik bersubsidi diberikan kepada 42,1 juta pelanggan, sementara untuk kuota BBM Subsidi sebanyak 19,4 juta kiloliter (KL), dan subsidi LPG 3 Kg untuk 8,2 juta metrik ton (MT).
Artinya, kerugian akibat makanan terbuang dalam setahun bisa digunakan untuk subsidi energi nasional. Padahal, subsidi ini dinikmati lebih dari 157 juta kendaraan pengguna BBM bersubsidi serta 40 juta pelanggan listrik rumah tangga.
11 Kali Lipat Anggaran Transportasi Publik
Sektor transportasi publik juga bisa dibandingkan. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sebenarnya mendapatkan tambahan anggaran hingga total pagu efektifnya menjadi Rp26,29 triliun pada tahun 2025.
Jika dibandingkan, nilai food waste Rp300 triliun setara 11 kali lipat total anggaran Kemenhub. Dengan jumlah tersebut, pemerintah bisa membangun belasan jalur MRT dan LRT baru, memperluas BRT di kota besar, sekaligus mensubsidi tarif transportasi publik di seluruh Indonesia.
Ironi ini menunjukkan betapa mahalnya harga yang harus dibayar dari kebiasaan membuang makanan. Selain berdampak pada kantong negara, food waste juga memperparah krisis iklim melalui emisi gas metana dari sampah organik.
Pada akhirnya, Rp300 triliun bukan hanya sekadar angka kerugian, tapi simbol dari peluang yang hilang. Jika dikelola lebih baik, dana sebesar itu bisa menghadirkan masa depan yang lebih sehat, hemat energi, dan nyaman bagi mobilitas jutaan orang Indonesia.

Debrinata Rizky
Editor
