Tren Ekbis

KAI Ekspansi Rute ke Luar Jawa, Buka Peluang hingga Kalimantan

  • PT Kereta Api Indonesia (KAI) akan memperluas jaringan relnya ke luar Pulau Jawa mulai 2026. Langkah ambisius ini menjadi bagian dari strategi pemerintah memperkuat konektivitas logistik nasional dan menekan biaya distribusi hasil bumi. Melalui proyek green field di wilayah potensial seperti Kalimantan Timur, ekspansi ini diharapkan mampu menyeimbangkan pembangunan antar wilayah serta memperkuat rantai pasok ekonomi nasional.
Jalur KAI
Rencana ekspansi jalur KAI di luar Pulau Jawa (Kementerian Pariwisata)

JAKARTA, TRENASIA.ID - PT Kereta Api Indonesia (KAI) akan memperluas jaringan layanannya ke luar Pulau Jawa mulai tahun 2026. Langkah ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang pemerintah untuk memperkuat konektivitas logistik nasional dan menyeimbangkan pembangunan antar wilayah. 

Direktur Utama PT KAI Bobby Rasyidin mengatakan "Mau tidak mau kami harus mulai melakukan ekspansi itu di 2026 dan Pak Presiden mau dilaksanakan dan selesai dalam periode pertama beliau," ungkapnya saat di Beijing (12 November 2025. 

Bobby menjelaskan bahwa target tersebut sejalan dengan keinginan Presiden Prabowo Subianto, yang disampaikan saat peresmian Stasiun Tanah Abang pada 4 November 2025. Presiden memberikan instruksi kepada PT KAI untuk menambah 30 titik perpanjangan rel dan rangkaian kereta baru dalam waktu satu tahun.

Rencana ekspansi ini juga menekankan pentingnya penguatan moda transportasi rel di luar Jawa untuk menekan biaya logistik dan mempercepat arus distribusi hasil bumi. Ekspansi ini tidak hanya tentang pembangunan infrastruktur, melainkan juga pergeseran struktur ekonomi nasional. 

Hal tersebut diyakini dapat menekan biaya logistik nasional yang saat ini masih tinggi, yakni sekitar 23–24% dari Produk Domestik Bruto (PDB), serta meningkatkan efisiensi distribusi hasil bumi seperti kelapa sawit, batu bara, karet, kopi, dan nikel.

KAI menargetkan jalur baru di wilayah dengan potensi besar sumber daya alam dan industri pengolahan, seperti Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Tengah. Jalur baru yang akan dibangun, diharapkan dapat terintegrasi ke pelabuhan, kawasan industri, dan sentra produksi.

Selain itu, Bobby juga menyatakan bahwa pengembangan jalur baru  atau green field, seperti di Kalimantan Timur telah masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) sebagaimana termuat dalam Permenko No. 16 Tahun 2025

Permenko tersebut juga memuat sejumlah rencana infrastruktur kereta di luar Pulau Jawa yaitu Kereta Api Makassar - Parepare (Tahap I dari Pengembangan Jalur Lintas Barat Sulawesi Bagian Selatan); Kereta Api Tebing Tinggi - Kuala Tanjung (mendukung KEK Sei Mangkei, bagian dari Jaringan Kereta Api Trans Sumatera); Kereta Api Rantau Prapat - Kota Pinang; Infrastruktur Kereta Api Logistik di Kalimantan Timur dan Light Rail Transit (LRT) Provinsi Sumatera Selatan (Metro Palembang).

Melansir dari HMC Architects pada Kamis, 13 November 2025, konsep green field merupakan jenis proyek yang dibangun di atas lahan baru tanpa adanya sisa konstruksi atau aktivitas sebelumnya. 

Artinya, pengembang dan arsitek memulai seluruh proses pembangunan dari nol di area yang benar-benar belum pernah digunakan. Maknanya, seluruh infrastruktur seperti rel, stasiun, persinyalan, dan elektrifikasi akan dibangun dari nol, tanpa memanfaatkan jalur yang lama.

Ekspansi Jalur KAI di Kalimantan

Ekspansi ke Kalimantan ini membawa serta peluang besar di ranah logistik dan ekonomi bisnis nasional. Hadirnya jalur rel baru di wilayah yang kaya sumber daya alam seperti kelapa sawit, karet, kopi, nikel, dan timah, maka distribusi barang hasil bumi dapat menjadi lebih efisien. Hal ini mampu menekan biaya logistik yang selama ini menjadi salah satu hambatan bagi daya saing wilayah luar Jawa. 

Rencana ini memicu permintaan besar bagi sektor konstruksi infrastruktur, teknologi persinyalan, sistem elektrifikasi, serta penyedia layanan logistik dan kawasan industri peluang yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku swasta, investor, serta kontraktor lokal.

Secara makro, keberhasilan ekspansi ke Kalimantan diharapkan turut memperkuat pemerataan pembangunan antar wilayah serta memperkuat rantai pasok nasional. Bagi dunia usaha, ekspansi ini menjadi sinyal bahwa moda rel bukan lagi hanya fasilitas publik, melainkan aset strategis bisnis dengan potensi investasi dan multiplier effect yang penting.

Selain dampak ekonomi makro, ekspansi transportasi rel juga berpotensi mengurangi ketimpangan pembangunan antar wilayah. Selama ini, daerah di luar Jawa menghadapi tantangan biaya distribusi yang tinggi, sehingga harga barang dan investasi cenderung lebih mahal. 

Hadirnya jalur rel baru ini, biaya logistik antar wilayah bisa lebih stabil, mobilitas tenaga kerja meningkat, serta akses UMKM dan kawasan industri kecil terhadap pasar besar menjadi lebih terbuka. Sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di wilayah sekitar jalur rel pun berpotensi tumbuh beriringan seiring meningkatnya aksesibilitas.

Meski begitu, proyek ekspansi ini juga menghadapi sejumlah tantangan. Mulai dari kebutuhan investasi besar dengan pengembalian jangka panjang, koordinasi lintas kementerian dan daerah untuk pengadaan lahan, hingga kesiapan sumber daya manusia dalam pengelolaan operasi rel di wilayah baru.