Gedung Adaro .jpg
Tren Pasar

Sinyal Teknikal ADRO Cantik, Cocok Untuk Swing Trade?

  • Saham ADRO direkomendasi 'Buy' untuk swing trade meski laba anjlok 79%. Mana yang harus dipercaya, sinyal teknikal atau fundamental? Simak analisisnya.

Tren Pasar

Alvin Bagaskara

JAKARTA – Saham PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) sedang menyajikan sebuah teka-teki menarik bagi para investor. Dari sisi teknikal, saham ini menunjukkan sinyal yang sangat bagus dan mengindikasikan potensi keuntungan jangka pendek atau swing trade, menurut analisis BRI Danareksa Sekuritas.

Namun di sisi lain, jika kita membedah laporan keuangan terbarunya, fundamental Adaro justru menunjukkan cerita yang mengkhawatirkan. Laba bersih perusahaan pada kuartal pertama 2025 tercatat anjlok sangat dalam hingga 79% dibandingkan tahun sebelumnya.

Dua sinyal yang saling bertolak belakang ini tentu menciptakan dilema besar: haruskah investor percaya pada grafik yang sedang bullish, atau waspada terhadap kinerja fundamental yang sedang lesu? Mari kita bedah tuntas kedua sisi dari saham ADRO.

1. Sisi Bullish: Sinyal Keuntungan Jangka Pendek

Bagi para trader jangka pendek, grafik ADRO saat ini terlihat sangat menarik. Analis BRI Danareksa Sekuritas merekomendasikan Buy untuk swing trade dengan target harga di rentang Rp2.100 hingga Rp2.170 dalam beberapa hari ke depan.

Optimisme ini didasari oleh analisis teknikal yang kuat. Harga saham ADRO dinilai berhasil menembus level resistancepenting di Rp1.915 dan kini sedang membentuk sebuah pola bullish klasik yang dikenal sebagai cup and handle, yang secara historis menjadi sinyal potensi kenaikan lanjutan.

2. Sisi Bearish: Rapor Merah Kinerja Kuartal I-2025

Di balik sinyal teknikal yang positif, kinerja fundamental ADRO pada kuartal I-2025 justru menunjukkan rapor merah. Pendapatan operasional perusahaan tercatat turun 22%, sementara laba operasionalnya bahkan anjlok lebih dalam sebesar 52%.

Pukulan terberat terlihat pada laba bersih yang terjun bebas hingga 79%, dari US$426,1 juta menjadi hanya US$87,3 juta. Penurunan drastis pada profitabilitas ini tentu menjadi sinyal peringatan bagi investor yang berpegang pada fundamental.

3. Kekuatan Tersembunyi: Fondasi Keuangan yang Sangat Kuat

Meskipun labanya anjlok, Adaro ternyata masih menyimpan kekuatan tersembunyi berupa fondasi keuangan yang sangat kokoh. Posisi liabilitas atau utang perusahaan tercatat menurun, sementara struktur modalnya justru menunjukkan perbaikan.

Analis Kiwoom Sekuritas, Sukarno Alatas, secara spesifik menggarisbawahi perbaikan pada rasio cakupan bunga perusahaan. “Rasio cakupan bunga (ICR) meningkat menjadi 14,01 kali dari 10,51 kali, menunjukkan kemampuan pembayaran bunga yang lebih baik,” tulis Sukarno dalam risetnya.

4. Jadi, Beli atau Tunggu? Ini Kata Analis Fundamental

Dengan mempertimbangkan kinerja laba yang lemah namun neraca keuangan yang kuat, Kiwoom Sekuritas memberikan pandangan yang lebih konservatif. Mereka juga merekomendasikan Beli, namun dengan target harga wajar 12 bulan ke depan di level Rp2.020.

Target harga ini tidak sejauh target para analis teknikal, mencerminkan adanya pertimbangan fundamental. Pada akhirnya, pilihan kembali kepada Anda: apakah Anda seorang trader yang memanfaatkan momentum jangka pendek, atau investor yang menimbang prospek jangka panjang?