detail_2_10.jpg
Nasional

Sejarah Penetapan Hari Kebangkitan Nasional: Dari Budi Utomo hingga Simbol Semangat Persatuan

  • Hari Kebangkitan Nasional bukan sekadar hari libur biasa. Ia adalah simbol dari sebuah titik balik, ketika rakyat Indonesia mulai menyadari pentingnya perjuangan kolektif dan rasa senasib sepenanggungan.

Nasional

Ananda Astri Dianka

JAKARTA – Setiap tanggal 20 Mei, bangsa Indonesia memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas), sebuah momentum penting yang menandai lahirnya kesadaran kolektif untuk bersatu dalam semangat kebangsaan dan perjuangan melawan penjajahan. Tapi bagaimana sebenarnya sejarah penetapan tanggal ini dan mengapa Budi Utomo dianggap sebagai tonggak kebangkitan nasional?

Awal Mula: Lahirnya Budi Utomo

Hari Kebangkitan Nasional merujuk pada berdirinya Budi Utomo pada 20 Mei 1908. Organisasi ini didirikan oleh dr. Soetomo dan para mahasiswa School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA) di Batavia yang sekarang bernama Jakarta.

Budi Utomo menjadi organisasi modern pertama yang bertujuan memperjuangkan kemajuan bangsa Indonesia, khususnya dalam bidang pendidikan, kebudayaan, dan kesehatan. Meskipun pada awalnya bersifat elitis dan terbatas pada kalangan priyayi Jawa, Budi Utomo membuka jalan bagi munculnya organisasi-organisasi kebangsaan lainnya seperti Sarekat Islam dan Indische Partij.

Latar Belakang Sosial dan Politik

Akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 merupakan masa kebangkitan nasionalisme di berbagai penjuru dunia. Di Indonesia, penderitaan rakyat akibat eksploitasi kolonial, serta munculnya golongan terpelajar (priyayi modern), menciptakan kesadaran baru akan pentingnya kemerdekaan dan persatuan bangsa.

Kebangkitan ini juga dipengaruhi oleh perubahan politik di Belanda sendiri yang mulai memperkenalkan Politik Etis pada awal abad ke-20, yakni kebijakan “balas budi” berupa pendidikan dan pembangunan bagi rakyat Hindia Belanda.

Penetapan Resmi Hari Kebangkitan Nasional

Hari Kebangkitan Nasional mulai diperkenalkan secara resmi pada masa pemerintahan Presiden Soekarno. Dalam suasana revolusi dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan, Soekarno menilai bahwa semangat Budi Utomo harus dikenang sebagai awal munculnya kesadaran nasional.

Pada tahun 1948, untuk menguatkan semangat persatuan dalam menghadapi agresi militer Belanda yang kedua, pemerintah menetapkan tanggal 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional melalui keputusan resmi pemerintah. Sejak saat itu, Harkitnas diperingati setiap tahun sebagai pengingat bahwa kemerdekaan Indonesia berakar dari semangat persatuan dan kesadaran akan pentingnya identitas nasional.

Makna Hari Kebangkitan Nasional di Masa Kini

Hari Kebangkitan Nasional bukan hanya soal sejarah, tetapi juga momentum refleksi. Di tengah tantangan globalisasi, ketimpangan sosial, dan perpecahan politik, semangat Harkitnas menjadi pengingat bahwa Indonesia lahir dari semangat kolektif untuk bangkit bersama.

Semangat yang dulu diwujudkan melalui pendidikan dan organisasi kini bisa dimaknai dengan kebangkitan dalam berbagai bidang: teknologi, ekonomi kreatif, literasi digital, dan tentu saja, integritas sebagai bangsa.

Hari Kebangkitan Nasional bukan sekadar hari libur biasa. Ia adalah simbol dari sebuah titik balik, ketika rakyat Indonesia mulai menyadari pentingnya perjuangan kolektif dan rasa senasib sepenanggungan. Dari sinilah jalan panjang menuju kemerdekaan dimulai.