<p>goodnewsfromindonesia.id</p>
Nasional & Dunia

Pinisi Terbalik, Ini Kata Ahli Perkapalan

  • JAKARTA – Terbaliknya kapal berisi wartawan istana seusai meliput kunjungan kerja presiden RI Joko Widodo di Labuan Bajo menimbulkan tanda tanya perihal penyebab terbaliknya kapal. Roy Sitinjak, arsitek perkapalan yang bergerak di bidang rancang bangun kapal pinisi wisata memberikan perihal analisisnya terkait kecelakaan tersebut. Ia menilai butuh analisis lebih lanjut terkait kondisi kapal yang digunakan […]

Nasional & Dunia

Ananda Astri Dianka

JAKARTA – Terbaliknya kapal berisi wartawan istana seusai meliput kunjungan kerja presiden RI Joko Widodo di Labuan Bajo menimbulkan tanda tanya perihal penyebab terbaliknya kapal.

Roy Sitinjak, arsitek perkapalan yang bergerak di bidang rancang bangun kapal pinisi wisata memberikan perihal analisisnya terkait kecelakaan tersebut. Ia menilai butuh analisis lebih lanjut terkait kondisi kapal yang digunakan dan prosedur pelayaran pada saat kapal beroperasi.

Pihaknya sendiri mengaku hanya mendapatkan kronologis kecelakaan dari pantauan media massa yang menyebut jika terbaliknya kapal terjadi pada saat mengembangkan layar. Penyebabnya karena tertiup angin kencang, lalu kapal oleng ke sisi kiri (portside) dan akhirnya terbalik.

“Pada dasarnya semua kapal mempunyai kemampuan stabilitas masing-masing, namun masing-masing juga punya batasan kemampuan stabilitas,” katanya dalam keterangan via pesan singkat (22/01).

Adapun kemampuan stabilitas kapal artinya kemampuan kapal untuk kembali ke posisi semula setelah oleng akibat adanya gaya dari luar seperti angin, gelombang, proses bongkar muat, dan pergerakan muatan.

Menurut informasi yang beredar, kapal pinisi tersebut sudah mengalami modifikasi, namun Roy tidak dapat memberikan komentar tentang pengaruh modofikasi terhadap stabilitas kapal karena tidak mendapatkan data akurat terkait detail modifikasi.

“Kami tidak punya informasi mengenai modifikasi yang dilakukan sejauh apa? sehingga tidak tau apakah modifikasi tersebut jadi salah satu faktor penyebab.”

Roy menjelaskan penyebab kapal tenggelam adalah karena adanya air yang masuk ke dalam lambung kapal. Untuk masuk ke sana, air dapat melalui pintu bangunan kapal atau lubang di palka dek. Selain itu, kasus lain juga disebabkan karena lambung kapal yang bocor.

Sebagai seorang profesional di bidang perkapalan, Roy memberikan tips untuk meminimalisasi risiko terjadinya kecelakaan kapal laut. Kapal yang beroperasi hendaknya memang mendapatkan pengecekan secara berkala dalam tempo 1 sampai 2 tahun di dok.

Pemeriksaan ini berfungsi untuk mengecek secara regular kondisi kayu di lambung kapal, memeriksa fungsi peralatan keselamatan, dan sebagainya. Tidak hanya itu, kapal juga harus memenuhi beberapa sertifikat sehingga kapal tersebut dikatakan “Kapal Laik laut”.

Salah satu sertifikatnya adalah Sertifikat Keselamatan Kapal Tradisional yang dibawahi langsung oleh otoritas jasa pelabuhan, yang dipegang oleh Pelabuhan Syahbandar.

Jika kondisi kapal dinyatakan sudah layak untuk berlayar, faktor yang tidak kalah penting adalah tanggap cuaca di daerah pelayaran kapal.

“Kalau tidak yakin dengan kemampuan stabilitas kapal untuk berlayar pada kondisi angin kencang, maka sebaiknya cek kondisi cuaca daerah pelayaran sebelum berlayar,” tutup Roy.