1627297932496 (1).webp
Tren Leisure

Laba Telkom Susut Tipis, Tapi Saham TLKM Tetap Layak Dibeli

  • Meskipun kinerja keuangan Telkom (TLKM) pada 2024 menunjukkan beberapa penurunan, prospek jangka panjang perusahaan tetap menjanjikan. Fokus pada efisiensi biaya, ekspansi jaringan, dan monetisasi layanan broadband menjadi kunci untuk mempertahankan posisi sebagai pemain utama di industri telekomunikasi Indonesia.

Tren Leisure

Ananda Astri Dianka

JAKARTA — Emiten telekomunikasi pelat merah, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) resmi merilis laporan keuangan tahun 2024. Dalam laporan tersebut, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp 23,6 triliun, turun 3,7% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 24,5 triliun.

Sementara itu, pendapatan konsolidasi Telkom pada 2024 tercatat sebesar Rp 149,9 triliun, tumbuh tipis 0,5% dibandingkan tahun 2023 yang mencapai Rp 149,2 triliun. Pertumbuhan pendapatan terutama disokong oleh segmen data, internet, dan layanan teknologi informasi (IT Services) yang tumbuh 3,5% menjadi Rp90,5 triliun. 

Namun, sejumlah lini usaha utama mengalami penurunan. Pendapatan IndiHome turun 8,8% menjadi Rp26,2 triliun, sementara segmen SMS, layanan suara tetap, dan seluler turun tajam 15,5% menjadi Rp10,5 triliun. Adapun pendapatan dari interkoneksi tumbuh tipis 1,3% menjadi Rp9,18 triliun, dan network & other Telco Services melonjak 17,4% menjadi Rp13,4 triliun.

Dari sisi operasional, laba usaha TLKM turun 3,1% menjadi Rp 42,9 triliun, sedangkan laba sebelum pajak menyusut 4% menjadi Rp 39,1 triliun. Laba tahun berjalan juga mengalami penurunan sebesar 4,5% menjadi Rp 30,7 triliun dari Rp 32,2 triliun di tahun sebelumnya.

Adapun laba per saham dasar (earnings per share/EPS) TLKM juga mengalami penurunan menjadi Rp 238,73, turun dari Rp 247,92 atau terkoreksi sebesar 3,7%.

Sehari sebelumnya, pada Kamis (17/4/2025), manajemen Telkom (TLKM) mengumumkan rencana untuk melakukan buyback saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Buyback ini ditargetkan maksimal Rp3 triliun dan dapat dilakukan baik melalui bursa maupun di luar bursa, secara bertahap atau sekaligus.

Pelaksanaan buyback akan dimulai setelah mendapatkan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang dijadwalkan berlangsung pada 27 Mei 2025, dengan jangka waktu pelaksanaan maksimal satu tahun setelah RUPS.

Rekomendasikan Saham TLKM

KB Valbury Sekuritas menurunkan proyeksi kinerja keuangan Telkom (TLKM) untuk tahun 2025 sebesar 3,6% hingga 9,3%. Penyesuaian ini dilakukan meskipun penggunaan data sepanjang Januari hingga September 2024 mencapai 78% dari estimasi tahunan, menunjukkan kinerja yang relatif kuat.

Menurut analis KB Valbury, Steven Gunawan, salah satu penyebab tekanan terhadap kinerja TLKM adalah meningkatnya kompetisi di segmen layanan fixed broadband (FBB), khususnya yang berdampak pada layanan IndiHome. Rata-rata pendapatan per pengguna (ARPU) diperkirakan turun menjadi Rp 247.000, atau terkoreksi 6,8%.

Meski begitu, penetrasi FBB yang masih rendah dan posisi pasar IndiHome yang dominan dinilai masih membuka peluang pertumbuhan di masa depan.

Dengan mempertimbangkan valuasi dan potensi bisnis jangka panjang, KB Valbury tetap merekomendasikan "Buy" saham TLKM dengan target harga Rp 3.400. Target ini didasarkan pada estimasi valuasi EV/EBITDA 2025 sebesar 4 kali, atau setara dengan standar deviasi -1,5 dari rata-rata historis tujuh tahun terakhir.

Meskipun kinerja keuangan Telkom (TLKM) pada 2024 menunjukkan beberapa penurunan, prospek jangka panjang perusahaan tetap menjanjikan. Fokus pada efisiensi biaya, ekspansi jaringan, dan monetisasi layanan broadband menjadi kunci untuk mempertahankan posisi sebagai pemain utama di industri telekomunikasi Indonesia.