Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Nasional & Dunia

Ampun! Utang Global Karena Pandemi Tembus US$277 Trilliun

  • JAKARTA – Memang tak ada yang menyangkal betapa besarnya dampak pandemi COVID-19 bagi perekonomian di seluruh dunia. Tak hanya membuat ekonomi dunia terkontraksi dalam, pandemi juga membengkakkan utang hingga US$277 triliun pada 2020. Fakta ini cukup menjadi momok di tengah perlombaan untuk melakukan vaksinasi. Tak ayal, ketika pandemi ini kelak akan berakhir, dampak ekonomi pandemi […]

Nasional & Dunia

Ananda Astri Dianka

JAKARTA – Memang tak ada yang menyangkal betapa besarnya dampak pandemi COVID-19 bagi perekonomian di seluruh dunia. Tak hanya membuat ekonomi dunia terkontraksi dalam, pandemi juga membengkakkan utang hingga US$277 triliun pada 2020.

Fakta ini cukup menjadi momok di tengah perlombaan untuk melakukan vaksinasi. Tak ayal, ketika pandemi ini kelak akan berakhir, dampak ekonomi pandemi akan menjadi pekerjaan rumah berikutnya.

Melansir Institute of International Finance, utang global naik lebih dari US$15 triliun tahun lalu ke rekor US$277 triliun. Nilai ini setara dengan 365% output dunia. Utang  berasal dari semua sektor, mulai dari rumah tangga, obligasi pemerintah hingga korporasi.

Tidak Semua Negara Mampu

Di tengah utang yang membludak, mirisnya, tak semua negara punya kemampuan ekonomi yang cukup untuk meredam dampak pandemi kepada masyarakatnya.

Tidak seperti Amerika Serikat (AS) yang bisa memberikan stimulus besar, 46 negara miskin di dunia  hanya mampu menggelontorkan 0,002% dari nilai idealnya yakni US$12,7 triliun.

Akan tetapi, negara kaya seperti AS dan China sudah lebih dulu mengalami lesatan utang sebelum pandemi. Masalahnya, dampak utang akan lebih parah untuk beberapa negara berkembang dan miskin.

“Banyak negara yang terlilit utang sebelum pandemi. Ditambah lagi dengan merosotnya pendapatan yang berarti mereka akan mengalami kesulitan untuk membayar utang,” kata  Joseph Stiglitz, mengutip dari Bloomberg, Rabu, 6 Januari 2021.

Kendati begitu, AS negara-negara kaya lainnya tetap tidak akan kebal dari risiko utang yang jumbo ini. Di mana defisit anggaran AS akan mencapai US$2,3 triliun pada 30 September. Ini setara dengan lebih dari 10% atas produk domestik bruto (PDB) AS.

“Kita akan perlu menurunkan beban utang kita agar siap menghadapi krisis berikutnya, pandemi, atau apa pun yang akan datang,” kata mantan kepala ekonom Gedung Putih, Christina Romer.