Tren Pasar

Status PSN PIK 2 Dicabut, Saham PANI Melemah di Tengah Aksi Beli Asing

  • Saham PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) turun 4,58% ke Rp14.075 setelah proyek PIK 2 Tropical Coastland resmi dihapus dari daftar PSN. Investor asing sebelumnya sempat borong saham senilai Rp5 triliun.
IMG_2449.jpeg
Sugianto Kusuma alias Aguan selaku Presiden Direktur PANI (Istimewa)

JAKARTA, TRENASIA.ID – Saham PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI), milik Aguan, bergerak melemah pada perdagangan hari ini, Senin, 13 Oktober 2025. Pelemahan ini terjadi seiring keputusan pemerintah yang secara resmi menghapus Proyek PIK 2 Tropical Coastland dari daftar Proyek Strategis Nasional (PSN).

Sentimen ini kontras dengan aksi beli investor asing dalam jumlah besar yang terjadi pada pekan lalu. Saham PANI pada perdagangan hari ini hingga sesi siang tercatat melemah 4,58% ke level Rp14.075 per saham, menunjukkan respons pasar yang negatif.

Kondisi ini menimbulkan pertanyaan mengenai arah pergerakan saham PANI selanjutnya. Investor kini menimbang antara sentimen kebijakan negatif dengan minat beli investor asing yang kuat.

1. Manuver Pemegang Saham Pengendali

Sentimen positif pekan lalu dipicu oleh aksi korporasi dari pemegang saham pengendali, PT Multi Artha Pratama (MAP). Selama tiga hari perdagangan, MAP secara terstruktur melepas 2,14% saham PANI dengan total nilai transaksi mencapai Rp5,1 triliun.

Aksi penjualan ini dilakukan pada 6, 8, dan 9 Oktober 2025. Tujuan dari transaksi ini adalah untuk meningkatkan porsi kepemilikan publik atau free float, guna meningkatkan likuiditas saham dan menarik minat investor institusional yang lebih luas.

Akibat transaksi tersebut, kepemilikan MAP di dalam PANI berkurang dari 89,93% menjadi 87,78%. Langkah ini merupakan strategi untuk memperluas basis investor, sebuah sinyal yang umumnya direspons positif oleh pasar sebelum adanya kabar pencabutan status PSN.

2. Respons Investor Asing

Langkah yang dilakukan MAP direspons positif oleh investor asing. Data transaksi di pasar negosiasi menunjukkan, saham yang dilepas oleh MAP langsung diserap oleh investor asing dengan total nilai pembelian bersih (net buy) mencapai Rp5 triliun dalam sepekan.

Pada 6 Oktober, investor asing melalui Trimegah Sekuritas (LG) dan Yulie Sekuritas (RS) membeli saham senilai total Rp2,5 triliun. Aksi beli ini terjadi pada harga rata-rata Rp14.075 per saham, menunjukkan minat beli yang sangat kuat.

Aksi serupa berlanjut pada 9 Oktober, di mana asing kembali masuk senilai Rp2,5 triliun melalui Ina Sekuritas (RB). Transaksi ini menjadi indikasi adanya kepercayaan yang kuat terhadap prospek jangka panjang PANI dari sebagian pelaku pasar global.

3. Preseden Historis Aksi Korporasi

Aksi jual oleh pengendali untuk menambah porsi publik ini bukanlah yang pertama kali. Peristiwa serupa pernah terjadi pada 25 Oktober 2024, di mana MAP juga melepas sebagian kecil sahamnya di harga Rp14.050 per lembar.

Setelah aksi korporasi tersebut, harga saham PANI justru mengalami tren penguatan. Harga sahamnya bahkan sempat menyentuh level Rp19.100 pada Desember 2024, memberikan keuntungan signifikan bagi investor yang masuk saat itu.

Preseden historis inilah yang turut membangun sentimen positif di kalangan pelaku pasar pekan lalu. Hal ini memicu spekulasi di pasar: akankah reli serupa kembali terulang setelah gejolak sentimen PSN ini mereda?

4. Sentimen Negatif: Status PSN Resmi Dicabut

Namun, sentimen positif tersebut kini dibayangi oleh kebijakan baru dari pemerintah. Presiden Prabowo Subianto secara resmi menghapus Proyek PIK 2 Tropical Coastland dari daftar PSN melalui Permenko Nomor 16 Tahun 2025 yang ditetapkan pada 24 September.

Pencabutan status PSN ini merupakan perkembangan yang signifikan. Berbagai kemudahan dan fasilitas yang sebelumnya menjadi katalis utama bagi proyek PANI kini tidak lagi berlaku, yang menjadi pemicu pelemahan harga saham PANI hari ini.

Penghapusan status ini terjadi setelah adanya berbagai polemik, mulai dari isu tata ruang yang dinilai tidak sesuai hingga desakan dari masyarakat sipil. Kini, PANI harus menempuh jalur reguler untuk melanjutkan proyek raksasanya tersebut.

5. Implikasi Bagi Investor

Bagi investor, kondisi saham PANI saat ini menyajikan pertarungan dua narasi yang saling bertentangan. Tesis investasi bullish yang didukung manuver strategis pengendali dan aliran dana asing, kini berhadapan langsung dengan risiko fundamental baru akibat perubahan kebijakan pemerintah yang tidak bisa diabaikan.

Di sisi positif, ada manuver cerdas dari pengendali yang melepas saham untuk menambah porsi publik. Langkah ini langsung disambut investor asing yang memborong saham senilai Rp5 triliun, didukung oleh target harga analis sebelumnya di kisaran Rp18.000-Rp19.000 per saham.

Namun, narasi negatifnya datang dari perubahan fundamental signifikan dengan dicabutnya status PSN. Hilangnya fasilitas pemerintah ini dapat memengaruhi valuasi dan proyeksi pertumbuhan, memaksa pasar melakukan kalkulasi ulang. Investor kini harus menimbang sentimen mana yang akan lebih dominan.