Tren Pasar

Punya Saham SUPA? Cek Simulasi Profit Jika Tahan Sampai 20 Desember

  • Saham SUPA langsung ARA ke Rp790. Cek simulasi hitungan profit riil jika Anda hold hingga 20 Desember 2025. Potensi cuan bisa tembus 141% di hari ke-4!
189298423p.jpg
Superbank mengumumkan bahwa mereka telah menerima tambahan investasi sebesar Rp1,2 triliun dari para pemegang saham utamanya, yaitu Grab, Singtel, dan KakaoBank, Rabu, 3 Juli 2024. (dok. Superbank)

JAKARTA, TRENASIA.ID – Lantai Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali memanas menjelang tutup tahun. PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) resmi melantai pada Rabu, 17 Desember 2025. Debut emiten ini langsung mencatatkan kenaikan harga mentok alias Auto Rejection Atas (ARA) sebesar 24,41% ke level Rp790 sesaat setelah pembukaan.

Antusiasme pasar terhadap bank digital sokongan Grab dan Singtel ini sudah tercium sejak awal. Data menunjukkan SUPA mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed hingga 318,7 kali. Total pesanan yang masuk menembus angka 1 juta investor, menandakan tingginya minat ritel terhadap saham teknologi ini.

Fenomena ini sekaligus menahbiskan SUPA sebagai penutup manis dari rangkaian "pesta IPO" sepanjang 2025. Tahun ini bisa dibilang sebagai periode emas bagi para pemburu saham perdana. Emiten-emiten baru kerap memberikan keuntungan fantastis atau bagger bagi investor yang berhasil mendapatkan penjatahan saham.

1. Jejak Rekor: Dari CDIA hingga SUPA

Kesuksesan SUPA bukanlah kejadian tunggal, melainkan puncak tren positif pasar perdana tahun ini. Sebelumnya, PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) pada Juli lalu mencetak rekor oversubscribed tertinggi yakni 563,6 kali. Saham grup Barito ini sukses memberikan reli ARA hingga 11 hari berturut-turut.

Tak kalah mentereng, PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) yang melantai Januari 2025 menjadi legenda tersendiri. Saham sektor energi ini sukses terbang hingga ARA 10 kali. Kinerja ini memberikan keuntungan masif bagi investor ritel yang memiliki kesabaran tinggi menahan sahamnya sejak awal.

Nama lain seperti PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) dan PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) turut meramaikan daftar. Tingkat kelebihan permintaan masing-masing mencapai 344 kali dan 134 kali. SUPA kini masuk dalam jajaran elit tersebut, membuktikan minat investor domestik sangat bergairah pada aset fundamental kuat.

2. Fenomena 'Jatah Geprek' Akibat 1 Juta Order

Manisnya kenaikan harga saham IPO menyisakan cerita unik di kalangan investor ritel. Tingginya minat masyarakat membuat kompetisi mendapatkan saham perdana sangat ketat. Istilah "jatah geprek" atau alokasi yang sangat minim kini menjadi keluhan umum yang sering terdengar di berbagai forum diskusi saham.

Dengan tingkat oversubscribed SUPA yang menembus 318 kali, porsi penjatahan pooling menyusut drastis. Alokasi untuk ritel kerap jatuh ke kisaran yang sangat kecil. Sistem e-IPO memprioritaskan pemerataan distribusi kepemilikan kepada sebanyak mungkin investor, membuat "kue" per individu menjadi sangat sedikit.

Banyak investor melaporkan hanya mendapatkan di bawah 10 lot meski memesan puluhan juta rupiah. Namun, posisi antrean beli (bid) yang tebal di hari pertama menjaga optimisme pasar. Pelaku pasar memprediksi SUPA berpotensi mengikuti jejak CDIA untuk melanjutkan reli kenaikan harga pada perdagangan esok.

3. Simulasi Profit: Menuju Rp1.500 di Hari Ke-4

Mari melakukan simulasi potensi keuntungan berdasarkan harga IPO Rp635. Pada hari pertama, 17 Desember 2025, harga sudah terkunci di Rp790. Jika antusiasme berlanjut, hari kedua yakni 18 Desember 2025 harga berpotensi naik 25% ke level Rp985. Hari ketiga, 19 Desember 2025, bisa menembus Rp1.230.

Target keuntungan 100% atau bagger berpotensi tercapai pada hari keempat, 20 Desember 2025. Estimasi harga saham SUPA akan menyentuh kisaran Rp1.535. Pada level ini, keuntungan kotor yang didapat investor mencapai 141% dari modal awal. Angka yang sangat menggiurkan untuk diraih dalam tempo singkat.

Tentu simulasi ini mengasumsikan tren ARA berlanjut tanpa aksi jual masif. Pola pergerakan saham IPO fenomenal tahun 2025 lainnya bisa menjadi acuan optimisme. Namun, investor disarankan tetap memantau volume transaksi harian dan antrean bid sebagai indikator kekuatan tren kenaikan harga tersebut.

4. Realita Cuan: Recehan vs Jutaan

Keuntungan persentase besar berbanding terbalik dengan nominal rupiah bagi investor "jatah geprek". Asumsi dapat 7 lot (modal Rp444.500), jual di hari ke-4 menghasilkan profit bersih sekitar Rp630.000. Angka ini mungkin hanya cukup untuk membeli makan siang enak atau paket data internet bulanan.

Berbeda cerita bagi investor "hoki" atau bermodal jumbo yang sukses dapat 100 lot (modal Rp6,35 juta). Jika menahan hingga hari ke-4, profit bersih bisa tembus Rp9 juta. Keuntungan ini setara dengan nilai gaji bulanan kelas menengah, didapatkan hanya dalam waktu kurang dari seminggu.

Kesimpulannya, tahun 2025 membuktikan minat investor domestik sangat tinggi. Strategi mendapatkan penjatahan yang lebih besar, baik melalui pesanan jumbo (fixed allotment) atau keberuntungan, menjadi kunci utama untuk mengubah persentase bagger menjadi nominal rupiah yang signifikan dalam portofolio investasi mereka masing-masing.