Tren Pasar

Prediksi Harga Kripto Semester 1 2026, Pandangan JPMorgan

  • JPMorgan memproyeksikan Bitcoin tembus US$170.000 pada semester I 2026. Simak faktor pendorong, risiko, dan strategi investor.
closeup-golden-bitcoins-dark-reflective-surface-histogram-decreasing-crypto.jpg
Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Freepik)

JAKARTA, TRENASIA.ID - Bank investasi global JPMorgan Chase & Co. memperkirakan harga Bitcoin (BTC) dapat menembus level US$170.000 dalam jangka waktu 6 hingga 12 bulan ke depan, atau sekitar semester pertama tahun 2026. 

Proyeksi optimistis ini disampaikan oleh tim analis strategi kripto JPMorgan yang dipimpin oleh Nikolaos Panigirtzoglou, dengan mempertimbangkan stabilisasi pasar derivatif dan penurunan volatilitas Bitcoin terhadap aset tradisional seperti emas.

JPMorgan menilai fase deleverage besar-besaran di pasar derivatif kripto telah hampir selesai setelah serangkaian likuidasi besar di kontrak futures “perpetual” Bitcoin pada Oktober dan November 2025. 

Rasio open interest (OI) terhadap kapitalisasi pasar Bitcoin kini telah kembali ke rata-rata jangka panjang, menandakan pasar mulai menemukan titik keseimbangan baru setelah tekanan tinggi pada leverage.

Selain itu, volatilitas relatif Bitcoin terhadap emas telah turun ke kisaran 1,8 kali, menandakan risiko Bitcoin kini lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. 

Berdasarkan perbandingan kapitalisasi pasar dengan porsi investasi pribadi di emas, JPMorgan menghitung bahwa agar Bitcoin memiliki posisi yang setara dengan “emas digital”, nilai pasar BTC perlu meningkat sekitar 67 persen. Dengan total suplai koin yang beredar, perhitungan tersebut menghasilkan estimasi harga teoritis sekitar US$170.000 per Bitcoin.

Baca juga : Zulhas Bilang Harga Pupuk Lebih Murah, Bisa Jadi Peluang Agro Start Up

Proyeksi Semester 1 2026

Dengan asumsi kondisi makroekonomi global tetap stabil, JPMorgan memperkirakan target harga tersebut dapat tercapai pada semester pertama 2026. Analis menilai bahwa jika tidak ada gejolak baru di pasar derivatif dan kebijakan suku bunga global mulai longgar, Bitcoin berpotensi memasuki fase akumulasi baru.

Dalam skenario optimistis, beberapa faktor pendukung utama adalah tidak terjadinya gelombang likuidasi baru, kebijakan moneter The Federal Reserve yang stabil atau menurun, serta meningkatnya minat investor institusional terhadap aset kripto. 

Dari level harga saat ini yang masih berada di kisaran US$100.000-an, target US$170.000 berarti peluang kenaikan sekitar 60 hingga 70 persen dalam waktu kurang dari satu tahun.

Meskipun proyeksi JPMorgan menunjukkan potensi besar, lembaga keuangan asal Amerika Serikat itu tetap mengingatkan adanya berbagai faktor eksternal yang dapat memengaruhi harga Bitcoin.

Inflasi di Amerika Serikat, arah kebijakan suku bunga The Fed, serta ketegangan geopolitik global masih menjadi variabel penting yang menentukan pergerakan pasar aset digital.

Selain itu, potensi risiko seperti peretasan di sektor keuangan terdesentralisasi (DeFi) dan regulasi ketat di beberapa negara dapat menekan sentimen investor. JPMorgan menegaskan bahwa model proyeksi mereka berbasis pada hubungan volatilitas dan kapitalisasi pasar, bukan pada spekulasi terkait adopsi massal atau perkembangan teknologi blockchain. 

Baca juga : Naik 0,69 Persen IHSG Ditutup di 8.394,59 Poin

Karena itu, meskipun secara fundamental Bitcoin dinilai “undervalued”, masih terdapat kemungkinan penundaan pencapaian target jika kondisi makro memburuk.

Bagi investor di Indonesia, proyeksi JPMorgan ini dapat menjadi referensi strategis untuk memahami tren global aset digital menjelang 2026. Jika target harga tercapai, potensi keuntungan akan signifikan, tetapi volatilitas yang tinggi juga tetap menjadi risiko utama. Investor disarankan untuk memantau indikator pasar seperti open interest, tingkat likuidasi, serta kebijakan suku bunga global yang sangat memengaruhi arus modal ke pasar kripto.

Selain itu, proyeksi ini juga memberi peluang bagi pelaku industri aset digital di Indonesia untuk memperkuat edukasi dan literasi keuangan digital. Bitcoin dapat diposisikan sebagai alternatif investasi jangka panjang yang menyerupai “emas digital”, namun tetap dengan prinsip kehati-hatian dan diversifikasi portofolio.

Secara keseluruhan, pandangan JPMorgan menegaskan bahwa pasar kripto kini telah memasuki fase yang lebih matang dengan struktur leverage yang lebih sehat. Dengan volatilitas yang menurun, likuiditas yang meningkat, dan prospek makro yang lebih kondusif, Bitcoin memiliki potensi besar untuk mencapai harga US$170.000 pada semester pertama 2026.

 Meski demikian, investor disarankan tetap waspada terhadap risiko eksternal yang dapat mengubah arah pasar secara cepat.