Penetrasi Broadband RI Rendah, DATA Bidik 1 Juta Homepass Baru
- Penetrasi broadband RI rendah (21%), emiten Grup Djarum, PT Remala Abadi (DATA), targetkan 1 juta homepass baru di Bali dan Tangsel via KSO.

Alvin Bagaskara
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID – Emiten telekomunikasi Grup Djarum, PT Remala Abadi Tbk (DATA), menggenjot ekspansi jaringan fiber to the home (FTTH) di Jawa dan Bali. Langkah ini diambil untuk menangkap peluang dari masih rendahnya penetrasi fixed broadband di Indonesia.
Perusahaan berencana melakukan ekspansi jaringan ini secara organik maupun melalui skema kerja sama operasi (KSO) dengan berbagai mitra strategis. Terbaru, DATA menandatangani KSO dengan ARA Infra Indo untuk mengembangkan layanan broadband Nethome di wilayah Bali.
Selain itu, DATA juga menandatangani KSO dengan Data Prima Solusindo. Kerja sama ini difokuskan untuk pengembangan layanan broadband Nethome di wilayah strategis Tangerang Selatan.
"Dengan penandatanganan KSO ini diharapkan dapat meningkatkan penetrasi internet Nethome di Bali dan Tangerang Selatan," kata Vice President Revenue Assurance PT Remala Abadi Tbk, Samuel Adi Mulia, Jumat, 7 November 2025.
1. Target Agresif 1 Juta Homepass
Target yang dipatok dari kedua KSO ini sangat signifikan. Untuk tahun 2026, DATA optimistis mampu menambah 500 ribu homepass baru untuk masing-masing wilayah KSO, baik di Bali maupun di Tangerang Selatan.
Jika target tersebut terealisasi, maka total penambahan homepass baru dari dua kerja sama operasi ini akan mencapai 1 juta homepass pada 2026. Ini merupakan langkah ekspansi anorganik yang sangat agresif untuk memperluas jangkauan layanan Nethome.
2. Peluang Besar dari Kesenjangan Pasar
Peluang bisnis di segmen fixed broadband Indonesia memang masih sangat besar. Data Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menunjukkan jangkauan fixed broadband di Indonesia saat ini baru mencapai sekitar 21% rumah tangga, sebuah angka yang masih sangat rendah.
Kesenjangan ini terlihat jelas jika dibandingkan dengan penetrasi internet seluler yang sudah mencapai 80,66%. Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) 2025 juga mencatat hal serupa, di mana akses fixed broadband di rumah hanya 28,43%.
Padahal, pemerintah menargetkan jangkauan fixed broadband bisa mencapai 50% rumah tangga pada 2029. Target ini juga menetapkan kecepatan internet minimal 100 Mbps, memberikan ruang pertumbuhan yang sangat besar bagi para pelaku usaha seperti DATA.
3. Didukung Kinerja Keuangan yang Solid
Strategi ekspansi agresif ini didukung oleh kinerja keuangan yang solid. Perusahaan meraih pendapatan sebesar Rp314,4 miliar pada kuartal ketiga 2025. Angka ini meningkat 26% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (YoY).
Dari sisi profitabilitas, DATA mencatatkan normalized EBITDA sebesar Rp144 miliar. Capaian ini menghasilkan normalized EBITDA margin yang kuat di level 46%, yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menjaga efisiensi operasional bisnisnya.
Laba bersih yang dinormalisasi (normalized PAT) juga tercatat positif sebesar Rp65 miliar. Kinerja keuangan yang sehat ini menjadi modal penting bagi perusahaan untuk terus mendanai berbagai rencana ekspansi jaringan FTTH ke depan.
Tentu, saya akan menambahkan poin keempat yang fokus pada dampak realisasi ekspansi ini terhadap masyarakat umum, dengan tetap mempertahankan bahasa netral dan format paragraf yang proporsional.
4. Dampak bagi Masyarakat dan Ekonomi Digital
Aksi ekspansi ini secara langsung mendukung program pemerintah dalam percepatan pemerataan fixed broadband di Indonesia. Pembangunan infrastruktur ini menjadi krusial untuk mengejar target penetrasi 50% rumah tangga pada 2029 yang dicanangkan pemerintah.
Bagi masyarakat umum di Bali dan Tangerang Selatan, kehadiran jaringan baru ini akan menambah pilihan penyedia layanan internet. Peningkatan kompetisi dan ketersediaan infrastruktur diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan dan membuat harga lebih terjangkau.
Ketersediaan akses internet berkecepatan tinggi dengan kecepatan 100 Mbps juga menjadi fondasi bagi ekonomi digital. Hal ini akan mendukung aktivitas masyarakat seperti work from home, pendidikan jarak jauh, serta pertumbuhan pelaku UMKM digital di wilayah tersebut.

Alvin Bagaskara
Editor
