Tren Pasar

PANI Siapkan Rights Issue 1,2 Miliar Saham Baru, Apa Dampaknya?

  • Rights issue PANI tawarkan 1,2 miliar saham baru. Dana Rp16,7T dipakai akuisisi BKS & suntikan modal, investor waspadai dilusi.
RUPSLB PANI - Panji 5.jpg
Presiden Direktur PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PT PANI) Sugianto Kusuma saat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT PANI di Jakarta. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia (trenasia.com)

JAKARTA, TRENASIA.ID – Emiten properti kongsi Grup Salim dan Agung Sedayu, PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI), kembali membuat 'gebrakan'. Perusahaan secara resmi mengumumkan rencana penambahan modal melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue dengan skala yang sangat jumbo.

Berdasarkan keterbukaan informasi terbaru pada Kamis, 18 September 2025, PANI akan menerbitkan hingga 1,21 miliar lembar saham baru. Dengan asumsi harga pelaksanaan di Rp13.800, aksi korporasi ini berpotensi meraup dana segar hingga Rp16,73 triliun.

Namun, di balik agenda besar ini, ada satu hal yang wajib diketahui oleh para investor ritel: risiko dilusi. Lantas, untuk apa dana triliunan ini dan seberapa besar potensi dilusi yang akan dihadapi? Mari kita bedah tuntas.

1. Rencana Aksi Korporasi: Terbitkan 1,2 Miliar Saham Baru

Manajemen PANI mengungkapkan bahwa rencana rights issue ini akan dieksekusi setelah mendapatkan persetujuan dari para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan digelar pada 9 Oktober 2025.

Jumlah saham baru yang akan diterbitkan mencapai 1.212.536.300 lembar. Meskipun jumlahnya fantastis, perusahaan berhak untuk hanya mengeluarkan sebagian dari jumlah maksimum tersebut, tergantung pada kebutuhan dan kondisi pasar saat pelaksanaan nanti.

2. Bensin Pendorong: Akuisisi & Suntikan Modal Anak Usaha

Dana segar triliunan rupiah dari rights issue ini ternyata sudah memiliki tujuan yang sangat jelas. 'Bensin' pendorong utama dari aksi korporasi ini adalah untuk mendanai agenda ekspansi dan penguatan modal internal.

Sebagian besar dana, yaitu sekitar Rp16,12 triliun, akan digunakan untuk mengambil alih saham PT Bangun Kosambi Sukses (BKS). Ini adalah langkah strategis untuk memperbesar skala bisnis dan mengonsolidasikan aset-aset properti di bawah kendali PANI.

Sisa dana sebesar Rp600 miliar akan dialokasikan sebagai suntikan modal baru ke tiga anak usaha lainnya. Mereka adalah PT Cahaya Inti Sentosa, PT Karunia Utama Selaras, dan PT Panorama Eka Tunggal.

3. Risiko yang Wajib Diwaspadai: Dilusi Kepemilikan 6,69%

Inilah poin yang paling krusial bagi para investor ritel. Manajemen PANI secara transparan menyebutkan bahwa pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya untuk membeli saham baru akan mengalami penurunan persentase kepemilikan atau dilusi.

Besaran potensi dilusinya pun tidak main-main, yaitu bisa mencapai hingga 6,693%. Artinya, jika Anda tidak ikut serta dalam rights issue ini, porsi kepemilikan Anda di dalam perusahaan akan secara otomatis 'tergerus' atau berkurang.

4. Apa Artinya Ini Bagi Investor?

Bagi investor, rights issue ini menyajikan sebuah pilihan. Di satu sisi, ada risiko dilusi jika Anda tidak berpartisipasi. Namun di sisi lain, perusahaan meyakinkan bahwa dana ini akan digunakan untuk memperkuat fundamental dan mendorong pertumbuhan.

Manajemen berargumen bahwa pada akhirnya, seluruh pemegang saham akan diuntungkan dari peningkatan kinerja, pertumbuhan aset, dan prospek bisnis yang lebih baik pasca-rights issue. Kunci bagi investor adalah menimbang antara risiko dilusi jangka pendek dengan potensi keuntungan jangka panjang.