Kilau Emas Bawa Hoki, Laba ARCI Diprediksi Meroket 800 Persen
- Di balik prediksi laba ARCI yang bisa meledak 800%, ada potensi 'harta karun' dari cadangan emas yang belum diperbarui. Baca analisis lengkapnya di sini.

Alvin Bagaskara
Author


Karyawan menunjukkan logam mulia di Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis, 23 Juli 2020. Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk. (Antam) pada hari ini, Kamis 23 Juli 2020 dipatok lebih rendah untuk ukuran 1 gram dibanderol Rp977.000, sedangkan pada posisi kemarin, Rabu 22 Juli 2020 sempat menyentuh level baru Rp982.000 untuk ukuran 1 gram, yang merupakan level tertinggi sepanjang sejarah. PT Aneka Tambang Tbk. melansir penjualan emas di tingkat ritel tetap menggeliat kendati harga emas menyentuh rekor baru. Penjualan secara daring atau online diakui meningkat signifikan dalam tiga bulan terakhir. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
(Istimewa)JAKARTA – Emiten emas PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) diprediksi akan memiliki kinerja yang sangat moncer tahun ini. Analis dari UOB Kay Hian bahkan memperkirakan laba bersih perusahaan berpotensi 'meledak' hingga 800% pada tahun 2025 menjadi US$90 juta.
Prediksi super optimistis ini didasari oleh kombinasi sempurna antara lonjakan volume produksi emas dari tambang-tambang baru dan harga emas dunia yang juga sedang 'terbang'. Prospek inilah yang menjadi katalis positif utama bagi pergerakan saham ARCI.
Berangkat dari analisis ini, UOB Kay Hian merekomendasikan "Beli" dengan target harga Rp1.280. Lantas, apa saja pemicunya? Mari kita bedah tuntas empat 'harta karun' yang dilihat analis di dalam emiten emas populer ini.
- Nama Adrian Gunadi Tidak Tercantum di Situs Resmi Interpol Walau OJK Nyatakan Status Red Notice
- Mengenal Candi Preah Vihear, Penyebab Konflik Thailand-Kamboja
- Server Khusus IDCloudHost, Jawaban untuk Kebutuhan Digital Modern
1. 'Mesin Produksi' Baru dari Tambang Emas Berkadar Tinggi
Pemicu utama lonjakan laba adalah peningkatan volume produksi yang sudah terlihat sejak kuartal pertama 2025. Kinerja kuat ini didorong oleh kontribusi tambang baru Marawuwung, dan kini perusahaan menargetkan produksi di kuartal kedua bisa melejit 50%.
Dorongan utama untuk target tersebut datang dari penggarapan tambang Araren Stage 7 yang memiliki kadar emas sangat tinggi, yaitu 2-3 gram per ton. Hal ini diharapkan bisa mendorong total produksi setahun penuh mencapai 115 ribu hingga 120 ribu ons.
2. 'Bantalan Aman' dari Harga Emas yang 'Terbang'
Upaya peningkatan produksi ini datang di saat yang sangat tepat dan strategis. Harga emas dunia saat ini berada di level yang sangat tinggi, yaitu sekitar US$3.350 per ons, menjadi 'bantalan aman' bagi profitabilitas ARCI di tengah ekspansinya.
Analis UOB Kay Hian mengakui adanya potensi kenaikan biaya, namun hal itu dinilai tidak akan menjadi masalah. “Ekspansi dan penambangan tambang lebih dalam memang bisa menaikkan biaya produksi. Tetapi, ini bisa ditutup oleh lonjakan harga emas,” tulis riset tersebut dikutip pada Senin, 28 Juli 2025.
Kombinasi antara kenaikan volume produksi dan harga jual yang sangat tinggi inilah yang menjadi resep utama di balik prediksi ledakan laba. Margin keuntungan perusahaan diproyeksikan akan tetap terjaga dengan sangat baik di level yang sehat.
3. Potensi 'Harta Karun' dari Cadangan Emas Tersembunyi
Salah satu katalis terbesar yang paling dinanti-nantikan adalah pembaruan data cadangan emas resmi perusahaan. Saat ini, total cadangan ARCI yang tercatat sebesar 3,2 juta ons masih didasarkan pada laporan JORC tahun 2020.
Pada saat itu, harga emas yang digunakan sebagai acuan hanya US$1.800 per ons, atau 40% lebih rendah dari harga saat ini. Pembaruan laporan JORC pada akhir 2025 nanti berpotensi 'membuka' nilai cadangan yang jauh lebih besar dan melambungkan valuasi perusahaan.
4. Pipa Pertumbuhan Jangka Panjang yang Jelas
Kisah pertumbuhan ARCI tidak berhenti di tahun 2025. Perusahaan ini memiliki peta jalan atau pipeline proyek jangka panjang yang sangat jelas untuk terus meningkatkan produksinya di masa depan, memberikan visibilitas bagi para investor.
Bahkan untuk jangka yang lebih panjang, perusahaan juga berencana untuk mulai memproduksi dari deposit raksasa Western Corridor (Talawanan). Cadangan sebesar 1 juta ons di sana akan menjadi mesin penopang pertumbuhan berkelanjutan perusahaan untuk tahun-tahun mendatang.

Alvin Bagaskara
Editor
