Tren Pasar

Jurus Lo Kheng Hong Cuan Dividen BBRI: Ritel Wajib Tiru

  • Lo Kheng Hong raup dividen Rp10,2 miliar dari BBRI. Investor ritel wajib tiru 4 strategi jitunya: akumulasi harga bawah hingga mental hold saham.
c4c811e9-dd45-44c3-84ca-4fba736dac1b.jpeg
BRI resmi membuka cabang di Taipei, Taiwan, untuk mempermudah Pekerja Migran Indonesia dalam mengakses layanan tabungan, transaksi, hingga remitansi ke Tanah Air. Kehadiran BRI Taipei Branch disambut antusias diaspora Indonesia yang mencapai hampir 400 ribu orang. (BRI)

JAKARTA, TRENASIA.ID – Kabar gembira menyelimuti para pemegang saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI). Emiten bank pelat merah ini resmi mengumumkan pembagian dividen interim tahun buku 2025 senilai Rp137 per saham kepada seluruh investor yang berhak.

Pengumuman ini menjadi sorotan khusus bagi investor kawakan Lo Kheng Hong. Pria yang kerap dijuluki Warren Buffett Indonesia ini dipastikan akan menerima guyuran dana segar dalam jumlah fantastis pada awal tahun depan dari kepemilikan sahamnya.

Keputusan pembagian laba ini telah disetujui oleh jajaran pengurus perseroan. Informasi tersebut disampaikan manajemen melalui keterbukaan informasi publik yang dikutip pada Rabu, 17 Desember 2025. "Keputusan Direksi atas rencana ini telah mendapatkan persetujuan dari Dewan Komisaris Perseroan," tulis manajemen. 

1. Guyuran Dividen Rp10,26 Miliar

Lo Kheng Hong saat ini tercatat menggenggam kepemilikan saham BBRI dalam jumlah yang sangat besar. Berdasarkan data terbaru yang dikonfirmasi, total kepemilikannya mengalami peningkatan dibandingkan laporan sebelumnya. "Punya sedikit saham di BRI, 74.954.600 lembar," ujar Lo Kheng Hong dalam pesan singkat.

Jika dikalkulasikan dengan nilai dividen interim sebesar Rp137 per lembar, total dana yang masuk rekeningnya sangat fantastis. Investor senior ini bakal menerima pembayaran dividen tunai senilai Rp10.268.780.200 atau sekitar Rp10,26 miliar.

Angka tersebut hanyalah dividen interim atau sementara, belum termasuk dividen final nanti. Hal ini membuktikan besarnya potensi imbal hasil tunai yang diperoleh dari strategi investasi pada saham berfundamental kuat. "Bila dikalikan dengan nilai dividen per saham," tambah keterangan tersebut.

2. Strategi Akumulasi Sejak 2024

Kepemilikan saham BBRI oleh Lo Kheng Hong tidak terjadi dalam semalam. Investor kawakan ini mengungkapkan telah mulai memborong saham bank pelat merah tersebut secara bertahap sejak akhir tahun lalu, tepatnya Desember 2024.

Pada saat Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Maret 2025, ia tercatat baru memegang 64,63 juta lembar. Saat itu, ia mengaku membeli saham BBRI di kisaran harga rata-rata Rp3.390 per lembar saham.

Kini, jumlah sahamnya telah bertambah signifikan menjadi 74,95 juta lembar. Konsistensi Lo Kheng Hong dalam menambah muatan menunjukkan keyakinannya terhadap prospek jangka panjang perseroan. "Aksi itu menurutnya dilakukan hingga 28 Februari 2025," bunyi laporan terkait aktivitas pembeliannya.

3. Jadwal Penting Pembagian Dividen

Bagi investor yang ingin mendapatkan dividen, tanggal penting harus diperhatikan dengan seksama. Akhir periode perdagangan saham dengan hak dividen interim atau cum dividen di pasar reguler dan negosiasi ditetapkan pada 29 Desember 2025.

Perdagangan saham tanpa hak dividen atau ex dividen akan dimulai pada hari berikutnya. Investor yang membeli saham pada tanggal ini tidak lagi berhak mendapatkan pembagian laba interim tersebut. Jadwal ex dividen jatuh pada 30 Desember 2025.

Proses pencatatan pemegang saham yang berhak atau recording date dilakukan pada awal tahun. Selanjutnya, pembayaran uang tunai ke rekening investor akan dilaksanakan dua minggu kemudian. "Kemudian pada 15 Januari 2026 dilakukan pembayaran dividen interim," jelas manajemen BBRI.

4. Kinerja Keuangan Tetap Solid

Keputusan pembagian dividen ini didasarkan pada kinerja keuangan perseroan hingga kuartal ketiga. BBRI secara konsolidasi membukukan laba bersih periode berjalan sebesar Rp41,23 triliun sepanjang sembilan bulan tahun 2025.

Meskipun laba bersih turun 9,10% secara tahunan, pendapatan bunga bersih justru tumbuh positif. Perseroan mencatatkan kenaikan tipis sebesar 2,9% menjadi Rp110,99 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Fungsi intermediasi bank juga berjalan optimal dengan penyaluran kredit mencapai Rp1.438,11 triliun. Kredit UMKM masih menjadi penopang utama dengan komposisi dominan sebesar 80,02% dari total portofolio. "Berdasarkan laporan keuangan yang berakhir pada 30 September 2025," ungkap Direksi BRI.