Tren Pasar

Jelang IPO Superbank, Cek Portofolio Saham Grup Emtek di Bursa

  • Grup Emtek memperkuat posisi di sektor keuangan dengan mendaftarkan Superbank ke bursa saham, melengkapi kepemilikan tidak langsung di Allo Bank (BBHI). Simak peta bisnis lengkap grup ini di pasar modal.
189298423p.jpg
Superbank mengumumkan bahwa mereka telah menerima tambahan investasi sebesar Rp1,2 triliun dari para pemegang saham utamanya, yaitu Grab, Singtel, dan KakaoBank, Rabu, 3 Juli 2024. (dok. Superbank)

JAKARTA, TRENASIA.ID – Langkah PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) atau Superbank untuk menggelar penawaran umum perdana saham (IPO) bakal memperpanjang daftar perusahaan publik yang terafiliasi dengan Grup Emtek. Konglomerasi milik Eddy Kusnadi Sariaatmadja ini semakin memperkuat cengkeramannya di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Hingga saat ini, sedikitnya sudah ada tujuh entitas usaha Grup Emtek yang lebih dulu melantai di bursa. Superbank akan menjadi emiten ke-8 dalam ekosistem ini, melengkapi portofolio bisnis grup yang terentang dari sektor media, teknologi, kesehatan, hingga jasa penunjang transportasi udara.

Rencana IPO Superbank membidik dana segar hingga Rp3,06 triliun. Langkah strategis ini menegaskan ambisi Grup Emtek untuk terus memonetisasi aset-aset strategisnya dan memperluas akses pendanaan publik. Berikut adalah pemetaan lengkap gurita bisnis Grup Emtek di pasar modal Indonesia.

1. Induk Usaha dan Pilar Media (EMTK dan SCMA)

PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) bertindak sebagai induk usaha utama (holding) dari gurita bisnis ini. Perseroan telah tercatat di bursa sejak 2010 dan mengendalikan berbagai lini bisnis strategis, termasuk kepemilikan mayoritas di sektor media melalui PT Surya Citra Media Tbk (SCMA).

SCMA membawahi aset-aset media papan atas seperti stasiun televisi SCTV dan Indosiar, serta platform streamingVidio.com. Sinergi antara EMTK dan SCMA menjadi tulang punggung pendapatan grup, memanfaatkan dominasi pangsa pasar pemirsa dan pergeseran ke arah media digital yang semakin pesat.

2. Ekspansi Sektor Teknologi (BUKA)

Di sektor teknologi, Grup Emtek memiliki eksposur signifikan melalui PT Bukalapak.com Tbk (BUKA). Melalui anak usahanya, PT Kreatif Media Karya, Emtek menguasai 50,67% saham e-commerce tersebut. BUKA sendiri memegang rekor sejarah sebagai emiten dengan nilai IPO terbesar di Indonesia (Rp21,9 triliun).

Investasi di Bukalapak menjadi pintu masuk strategis Emtek ke ekonomi digital. Platform ini fokus pada pemberdayaan UMKM dan penjualan barang digital, yang sejalan dengan visi grup untuk membangun ekosistem teknologi yang terintegrasi dan mampu bersaing di kancah regional.

3. Diversifikasi Kesehatan dan Logistik (SAME, RSGK, CASS)

Grup Emtek juga agresif di sektor defensif seperti kesehatan. Melalui PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME), grup ini mengoperasikan jaringan rumah sakit EMC. Ekspansi diperluas dengan akuisisi PT Kedoya Adyaraya Tbk (RSGK), memperkuat portofolio layanan kesehatan premium mereka.

Selain kesehatan, diversifikasi berlanjut ke sektor logistik penunjang bandara. Pada April 2024, Emtek mengakuisisi mayoritas saham PT Cardig Aero Services Tbk (CASS) senilai Rp872,7 miliar. Langkah ini memperluas jangkauan bisnis ke jasa ground handling, kargo, dan katering penerbangan.

4. Jejak di Sektor Perbankan (BBHI dan SUPA)

Menariknya, Superbank bukan satu-satunya jejak perbankan di ekosistem ini. Melalui Bukalapak, Grup Emtek juga tercatat sebagai pemegang saham tidak langsung di PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI). Per Juli 2025, kepemilikan BUKA di bank digital milik Chairul Tanjung itu mencapai 11,49%.

Kini, kehadiran Superbank (SUPA) akan mempertegas posisi langsung Emtek di sektor finansial. Per 12 November 2025, Emtek menggenggam 31,11% saham Superbank melalui PT Elang Media Visitama, berkolaborasi dengan mitra strategis global seperti Grab, Singtel, dan KakaoBank.

5. Rencana IPO Superbank (SUPA)

Superbank berencana melepas 4,40 miliar saham baru atau 13% modal disetor dalam IPO ini. Harga penawaran awal ditetapkan di kisaran Rp525 hingga Rp695 per saham, dengan potensi dana segar maksimal mencapai Rp3,06 triliun yang akan digunakan untuk ekspansi kredit.

Jika proses berjalan lancar sesuai jadwal, Superbank akan resmi melantai pada 17 Desember 2025. Kehadiran SUPA akan melengkapi deretan emiten Grup Emtek, menjadikannya salah satu konglomerasi dengan diversifikasi sektor paling luas di pasar modal Indonesia saat ini.