JAKARTA - Buka aplikasi sekuritas pagi ini, Senin, 23 Juni 2025, lihat portofolio merah merona dari minggu lalu? Tenang, kamu nggak sendirian. Indeks Harga Saham Gabungan (<a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.id/tag/ihsg">IHSG</a>), alias 'bos'-nya pasar saham Indonesia, emang lagi lesu darah.&nbsp;Kendati begitu, investor pemula utamanya Gen Z tidak usah panik melihat portofolio merah. Pasalnya di setiap krisis pasti ada peluang baru. Nah, Indo Premier Sekuritas telah meriset setidaknya ada tiga saham dan satu instrumen investasi yang layak dipertimbangkan di pekan yang penuh ketegangan global ini.&nbsp;Info saja, pekan lalu, <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.id/tag/ihsg">IHSG</a> ditutup anjlok -3,61% dan terpaksa parkir di bawah level psikologis 7.000. Yang bikin makin cemas, investor asing alias 'bule' ramai-ramai narik duit mereka senilai&nbsp;Rp4,6 triliun&nbsp;dari pasar kita dalam seminggu. Duh!<ul><li>Baca Juga: <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.id/info-saham-hari-ini-ihsg-di-fase-korektif-cermati-peluang-mbma-hingga-smdr">Info Saham Hari Ini: IHSG di Fase Korektif, Cermati Peluang MBMA hingga SMDR</a></li></ul>Penyebab pasar galau memasuki pekan ini ternyata datang dari berbagai arah. Equity Analyst, Indo Premier Sekuritas, David Kurniawan, menjelaskan di panggung global, drama geopolitik di Timur Tengah masih bikin was-was dan membuat harga minyak terus bergejolak.&nbsp;Ditambah lagi, kebijakan The Fed atau Bank Sentral AS yang menahan suku bunga menjadi sinyal bahwa inflasi di sana masih jadi PR besar. “Hal ini sontak membuat dolar AS jadi 'primadona' dan menekan mata uang lain, termasuk Rupiah,” jelasnya dalam riset mingguan pada Senin, 23 Juni 2025.Merespons tekanan ini, David bilang Bank Indonesia (BI) di dalam negeri pun mengambil langkah untuk menahan suku bunganya di level 5,50% demi menjaga Rupiah agar tidak kelelep. Semua sentimen ini akhirnya tergambar jelas pada grafik IHSG, yang secara teknikal menunjukkan pola&nbsp;double top&nbsp;atau sinyal tren penurunan.Namun, di tengah kondisi pasar yang tidak pasti, selalu ada peluang bagi investor yang jeli. Menghadapi pekan perdagangan 23–26 Juni 2025, analis dari Indo Premier Sekuritas merekomendasikan beberapa instrumen investasi yang menarik untuk dipertimbangkan.<ul><li>Baca Juga: <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.id/1-lot-saham-nggak-lagi-100-lembar-sinyal-bei-biar-gen-z-makin-gampang-jadi-investor">1 Lot Saham Nggak Lagi 100 Lembar? Sinyal BEI Biar Gen Z Makin Gampang Jadi Investor</a></li></ul><h2>Rekomendasi <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.id/tag/saham">Saham</a> Pekan Ini&nbsp;</h2>Bagi yang berani ambil risiko, saham&nbsp;BRPT (Barito Pacific)&nbsp;bisa jadi pilihan. Dengan pemerintah yang lagi getol soal energi bersih, saham ini dianggap punya prospek cerah. Analis menyarankan untuk masuk di harga&nbsp;1.500, dengan target cuan di&nbsp;1.600&nbsp;dan batas aman untuk jual rugi di&nbsp;1.445.Pilihan lainnya datang dari saham perbankan yang harganya sedang 'diskon', yaitu&nbsp;BBNI (Bank BNI). Posisinya yang kini berada di area&nbsp;support&nbsp;kuat membuat risikonya lebih terukur. Investor bisa mempertimbangkan untuk masuk di&nbsp;4.110, membidik target harga&nbsp;4.300, dengan&nbsp;stop loss&nbsp;di&nbsp;4.050.Tak ketinggalan, dari sektor telekomunikasi ada&nbsp;ISAT (Indosat)yang sedang dalam tren bagus. Saham ini berpotensi 'terbang' lebih tinggi jika ada lonjakan volume pembelian, dengan area masuk di&nbsp;2.100, target&nbsp;2.250, dan batas rugi&nbsp;2.020.<ul><li>Baca Juga: <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.id/bursa-efek-tel-aviv-diguncang-serangan-bagaimana-jika-pasar-saham-suatu-negara-tutup">Bursa Efek Tel Aviv Diguncang Serangan: Bagaimana Jika Pasar Saham Suatu Negara Tutup?</a></li></ul>Nah, kalau kamu tipe yang nggak suka deg-degan lihat pasar, ada alternatif yang lebih adem: obligasi negara. Seri&nbsp;FR0097&nbsp;menawarkan keamanan lebih tinggi karena dijamin pemerintah. Instrumen ini memberikan imbal hasil tetap sebesar&nbsp;7,125%&nbsp;per tahun, dengan&nbsp;yield&nbsp;saat ini di level&nbsp;6,9%, angka yang jelas lebih menarik dari bunga deposito.Sebagai penutup, intinya, pasar yang bergejolak bukanlah akhir dari segalanya. Justru ini bisa menjadi momen bagi&nbsp;smart money&nbsp;untuk beraksi. Baik itu 'serok bawah' saham yang lagi diskon maupun diversifikasi ke instrumen yang lebih aman, kuncinya satu:&nbsp;jangan panik dan tetap pakai strategi.&nbsp;Selamat berburu cuan!

bullish dan bearish 

Cari peluang investasi di tengah pasar bergejolak? Temukan strategi pekan ini, mulai dari saham pilihan (BRPT, BBNI) hingga obligasi aman FR0097 dari IPOT.

IHSG Merah, Waktunya Serok Bawah? Ini 3 Saham dan Obligasi Pilihan Analis

Tren Pasar