Tren Pasar

IHSG Belum Overvalued, OCBC Sekuritas Ungkap 3 Sektor Unggulan Tahun 2026

  • Meski terus mencetak rekor all time high, OCBC Sekuritas menilai IHSG belum overvalued. Tahun depan, tiga sektor unggulan diproyeksikan memimpin reli, yakni perbankan, barang konsumsi, dan komoditas.
Aktifitas Bursa Saham - Panji 4.jpg
Pekerja berjalan di depan layar yang menampilkan pergerakan saham di Mail Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta 17 Oktober 2023. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia (trenasia.com)

JAKARTA, TRENASIA.ID – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tahun ini benar-benar tampil memuku. Teranyar, indeks komposit kembali mencetak rekor all time high (ATH) intraday baru di level 8.351 poin pada perdagangan sesi pertama, Jumat, 24 Oktober 2025.

Namun, pada penutupan perdagangan, indeks komposit ditutup melemah tipis 0,03% ke posisi 8.271 poin. Walau telah mencetak rekor lebih dari lima kali sepanjang tahun ini, Head of Research OCBC Sekuritas, Budi Rustanto, menilai pergerakan IHSG masih belum overvalued.

"Lalu kalau kita bicara mengenai apakah saham itu overvalued, saya bisa katakan belum," kata Budi dalam acara OCBC Business Forum 2025 di Jakarta, pada Jumat, 24 Oktober 2025.

Ia pun memproyeksikan IHSG pada 2026 sebesar 9.400 untuk skenario bull case (optimistis). Sementara untuk skenario base case dipatok di 9.100 dan skenario bear case di 8.200. Keyakinan ini didukung oleh kebijakan fundamental ekonomi Indonesia yang solid.

Tiga Katalis Utama Penopang Pasar

Budi menjelaskan bahwa katalis pendorong pertama adalah proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang solid. Pertumbuhan ini akan didorong oleh dua komponen utama, yaitu konsumsi masyarakat dan aktivitas investasi yang diperkirakan akan tetap kuat.

"Jadi kalau kita bicarakan analisisnya, itu yang pertama adalah pertumbuhan [ekonomi]. Jadi kalau kita bicara pertumbuhan ekonomi itu akan disetir sekitar 5-6 persen," ujar Budi.

Katalis kedua adalah kebijakan fiskal pemerintah yang dinilai sangat akomodatif. Strategi fiskal ini diharapkan akan sangat mendukung dan berhasil menjaga daya beli masyarakat, yang akan berdampak langsung pada penguatan sektor konsumsi secara nasional.

Katalis ketiga adalah dukungan dari kebijakan moneter yang melonggar. Pelonggaran suku bunga acuan oleh Bank Indonesia akan menjadi faktor penting yang mendukung dua komponen pertumbuhan utama, yaitu konsumsi dan investasi, agar tetap berjalan baik.

Alasan Pasar Dinilai Belum Overvalued

Berangkat dari berbagai katalis tersebutlah yang menjadikan alasan IHSG belum terlalu mahal atau overvalued. Budi bilang, fokus pasar kini telah bergeser. Reli yang terjadi sebelumnya lebih banyak didorong oleh saham-saham growth atau second liner dengan valuasi tinggi.

Kini, fokus investor mulai beralih kembali ke saham-saham dengan fundamental yang kuat salah satunya saham perbankan. "Namun seminggu terakhir, [fokusnya] bukan [growth/second liner]. Artinya apa? Artinya [fokus bergeser ke] saham-saham fundamental," jelasnya.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh TrenAsia.id, selama satu minggu terakhir ini mencapai Rp4.94 triliun. Artinya, investor asing terpantau sudah mulai masuk kembali dan melakukan akumulasi pada saham-saham fundamental tersebut. 

Tiga Sektor Unggulan untuk Tahun 2026

Melihat pergeseran tren dan katalis tersebut, Budi menilai tahun 2026 akan menjadi tahun pemulihan. Ia menyoroti tiga sektor utama yang akan diuntungkan dari kondisi ini dan berpotensi memimpin reli penguatan indeks ke depan.

Nah, di sini sektor perbankan menjadi unggulan perdana, karena didukung proyeksi kebijakan moneter yang longgar. "Dengan kebijakan moneter yang melonggar, itu akan mendorong kinerja keuangan. Volume juga tumbuh, margin juga meningkat, dan asset quality (kualitas aset) juga membaik," jelas Budi.

Selain itu, sektor barang konsumsi (consumer) juga akan diuntungkan oleh kebijakan pemerintah. Pasalnya, kata Budi, jika berbagai stimulus yang digulirkan untuk menjaga daya beli masyarakat berjalan efektif di lapangan, maka permintaan domestik akan meningkat dan mendorong kinerja emiten di sektor ini.

Tidak ketinggalan, sektor komoditas juga dijagokan oleh OCBC Sekuritas karena dinilai masih memiliki prospek yang solid, terutama untuk komoditas dengan tren positif di pasar global. "Nah, komoditas saat ini yang masih bullish adalah komoditas emas dan [batu bara]," tutupnya.