Emas Terus Membara, Saham Tambang Pesta Pora, Saatnya Beli?
- Harga emas tembus rekor US$4.000! Pahami pemicu di baliknya, dari shutdown AS hingga aksi borong bank sentral, dan simak prospeknya.

Alvin Bagaskara
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID – Harga emas dunia meroket. Pada perdagangan hari ini, Rabu, 8 Oktober 2025, harga logam mulia ini secara resmi berhasil menembus level psikologis US$4.011 per troy ons, sebuah rekor tertinggi baru sepanjang masa. Reli fantastis ini sontak memicu euforia di saham-saham emiten tambang emas di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Pendorong utama di balik reli ini adalah kombinasi sempurna antara kepanikan akibat government shutdown di Amerika Serikat dan aksi borong gila-gilaan dari bank-bank sentral di seluruh dunia. Para analis bahkan meramal kenaikan ini masih jauh dari kata usai.
Lantas, seberapa besar lagi potensi kenaikan harga emas dan saham-saham mana saja yang paling diuntungkan dari fenomena gelombang emas ini? Mari kita bedah tuntas.
1. Pendorong Utama: Shutdown AS dan Aksi Borong Bank Sentral
Katalis paling kuat yang mendorong reli emas saat ini adalah penutupan sementara pemerintahan (government shutdown) AS yang telah memasuki pekan kedua. Ketidakpastian fiskal di negara adidaya inilah yang memicu kecemasan investor dan mendorong mereka untuk beralih ke aset aman.
Di saat yang sama, bank-bank sentral di berbagai negara juga terus-menerus menimbun emas. Bank Sentral China (PBOC) baru saja mengonfirmasi kembali melakukan pembelian, melanjutkan tren akumulasi emas terbesar dalam sejarah modern sebagai upaya diversifikasi dari Dolar AS.
2. Pandangan Analis: Target Baru di Atas US$4.000
Melihat momentum yang sangat kuat ini, para analis pun memberikan proyeksi yang sangat bullish. Secara teknikal, dengan indikator RSI yang berada di level 86, harga emas dinilai masih berada dalam tren bullish yang sangat kuat.
Target kenaikan terdekat kini berada di level US$4.025. Jika level ini berhasil ditembus, ada potensi kenaikan lanjutan menuju US$4.091 per troy ons. Sinyal ini menunjukkan bahwa reli kemungkinan besar belum akan berakhir dalam waktu dekat.
Raksasa perbankan investasi, Goldman Sachs, bahkan lebih optimistis. Mereka baru saja menaikkan proyeksi harga emas bisa mencapai US$4.900 per troy ons pada Desember 2026, jauh lebih tinggi dari target mereka sebelumnya.
3. Efek Keuntungan di Bursa RI: Saham Tambang Emas Menguat
Gelombang emas ini secara langsung memberikan efek keuntungan yang luar biasa bagi saham-saham emiten tambang emas di BEI. PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) menjadi jawara dengan lonjakan 11,11% ke harga Rp1.150.
Tidak ketinggalan, PT J Resources Asia Pasific Tbk (PSAB) juga ikut melesat 5,98% ke harga Rp620. Dua raksasa lainnya, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), juga kompak menguat masing-masing 3,51% dan 2,71%.
Sentimen positif ini bahkan menular ke emiten perhiasan. PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) tercatat ikut menguat 5,88%, menunjukkan betapa besarnya dampak dari reli harga emas ke seluruh ekosistemnya.
4. Apa Kata Para Ahli?
Menurut Penasihat Strategi Investasi di GSFM, Stephen Miller, alasan utama investor seharusnya membeli emas adalah karena fungsi diversifikasinya yang sangat kuat. Ia melihat sentimen bullish saat ini baru memasuki tahap permulaan.
“Alasan investor membeli emas, dan seharusnya membeli emas, adalah karena fungsi diversifikasinya,” papar Miller, seperti dikutip dari Bloomberg News. Ia bahkan memprediksi harga emas berpotensi menembus US$4.500 pada pertengahan tahun depan.
5. Apa Artinya Ini Bagi Investor?
Bagi investor, fenomena ini adalah konfirmasi dari tren super cycle komoditas emas yang sedang terjadi. Kombinasi antara kebijakan moneter yang longgar dan ketidakpastian geopolitik menjadi resep yang sempurna bagi reli harga logam mulia.
Euforia di saham-saham emiten emas menunjukkan bahwa ini adalah cara termudah bagi investor ritel untuk ikut memanfaatkan gelombang kenaikan harga emas global. Proyeksi bullish dari para analis menunjukkan bahwa momentum ini dinilai masih akan berlanjut.

Alvin Bagaskara
Editor
