Bos Petrosea Serok Saham PTRO Rp6,58 M di Tengah Rally 141 Persen
- Sejumlah petinggi PT Petrosea Tbk melakukan pembelian masif saham PT Petrosea Tbk (PTRO) dengan nilai investasi mencapai Rp6,58 miliar. Aksi beli ini terjadi saat saham perusahaan konglomerat Prajogo Pangestu tersebut sedang mengalami lonjakan spektakuler 141,63% sepanjang tahun berjalan (year to date).

Chrisna Chanis Cara
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID - Sejumlah petinggi PT Petrosea Tbk melakukan pembelian masif saham PT Petrosea Tbk (PTRO) dengan nilai investasi mencapai Rp6,58 miliar. Aksi beli ini terjadi saat saham perusahaan konglomerat Prajogo Pangestu tersebut sedang mengalami lonjakan spektakuler 141,63% sepanjang tahun berjalan (year to date).
Data keterbukaan informasi yang dirilis Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan, Direktur Kartika Hendrawan mengakuisisi 200.000 lembar saham PTRO pada 23 September 2025 dengan harga Rp 5.675 per saham. Transaksi senilai Rp1,13 miliar ini membuat total kepemilikan Kartika bertambah menjadi 1,94 juta saham atau ekuivalen dengan 0,0192% dari keseluruhan saham beredar.
Aksi serupa dilakukan Komisaris Erwin Ciputra yang membeli 1 juta lembar saham PTRO sehari sebelumnya, 22 September 2025, pada harga Rp5.425 per saham. Investasi sebesar Rp5,45 miliar ini meningkatkan portofolio saham Erwin menjadi 10,05 juta lembar atau setara 0,0997% kepemilikan.
Performa saham PTRO terus menunjukkan tren menguat dengan kenaikan hampir 5% ke level Rp6.475 pada penutupaan sesi perdagangan hari ini, Rabu, 24 September 2025. Volume perdagangan mencapai 167,09 juta saham dengan nilai transaksi Rp1,09 triliun, mendorong kapitalisasi pasar perusahaan mencapai Rp67,07 triliun.
Data historis mencatat saham PTRO telah mengalami apresiasi 48,66% dalam periode satu minggu terakhir dan melambung 146,31% selama tiga bulan terakhir. Momentum positif ini terutama dipicu oleh masuknya PTRO ke dalam indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) kategori small cap pada Agustus 2025.
Kinerja Finansial Kontradiktif
Meski harga saham melejit, kondisi keuangan PTRO menampilkan gambaran berbeda. Laba bersih perusahaan pada semester I 2025 mengalami kontraksi 18,6% year-on-year menjadi US$1,07 juta atau ekuivalen Rp17,46 miliar (menggunakan kurs Rp 16.231 per dolar AS).
Penurunan profitabilitas ini paradoks dengan pertumbuhan pendapatan yang masih positif 10,2%. Berdasarkan laporan keuangan Petrosea, total pendapatan naik dari US$318,02 juta menjadi US$351,11 juta.
Struktur pendapatan perusahaan terdiri dari konstruksi dan rekayasa US$159,33 juta, penambangan US$158,55 juta, jasa US$15,54 juta, dan lain-lain US$1,34 juta.
Baca Juga: Dari ITMG hingga BUMI, Siapa Paling Serius Masuk Tambang Emas?
Meskipun pendapatan bertumbuh, beban usaha langsung perusahaan juga mengalami eskalasi dari US$277,35 juta menjadi US$301,94 juta. Kondisi ini masih memungkinkan laba kotor naik dari US$40,6 juta menjadi US$49,2 juta.
Namun, profitabilitas bersih terpangkas akibat lonjakan signifikan beban bunga dan keuangan yang meningkat dari US$13,3 juta menjadi US$21,2 juta. Beban pajak penghasilan juga mengalami peningkatan substansial dari US$1,6 juta menjadi US$3,7 juta, yang pada akhirnya menggerus laba bersih keseluruhan perseroan.

Chrisna Chanis Cara
Editor
