Benteng Ekonomi RI Kokoh, Kenapa IHSG Masih Galau? Ini Jawabannya
- IHSG menguat 0,86% ke 7.765,44 pada 11 September 2025, ditopang fundamental domestik solid dan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed.

Alvin Bagaskara
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID – Pasar saham Indonesia menunjukkan tanda-tanda kekuatan pada perdagangan hari ini, Kamis, 11 September 2025. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup menguat 0,86% ke level 7.765,44, didorong oleh sederet katalis positif dari dalam negeri.
Namun, di balik penguatan ini, pasar masih dibayangi oleh sentimen eksternal yang penuh ketidakpastian. Menurut analisis dari Pilarmas Investindo Sekuritas, pasar saat ini berada di tengah pertarungan antara 'benteng' ekonomi domestik yang kokoh melawan gejolak dari pasar global.
Lantas, seberapa kuat benteng pertahanan ekonomi ini, dan apa saja yang perlu diwaspadai oleh para investor? Untuk menjawabnya, mari kita bedah tuntas analisis dari para ahli.
1. 'Benteng Pertahanan' dari Fundamental Ekonomi
'Benteng pertahanan' utama yang menopang IHSG hari ini datang dari rilis serangkaian data ekonomi domestik terbaru yang sangat solid. Pilarmas menyoroti bahwa data-data ini memberikan gambaran bahwa kondisi ekonomi dalam negeri sebenarnya masih bertumbuh kuat.
Indeks Penjualan Riil (IPR) untuk bulan Juli tercatat tumbuh 4,7% secara tahunan, melesat dari bulan sebelumnya. “Ini memberikan gambaran terjaganya aktivitas produksi dan adanya dukungan belanja masyarakat,” tulis riset Pilarmas.
Kabar baik juga datang dari pemerintah. Rencana suntikan dana Rp200 triliun ke sektor perbankan dinilai akan mendukung likuiditas dan mendorong penyaluran kredit, yang pada akhirnya akan mengakselerasi roda perekonomian nasional.
2. 'Vitamin' Tambahan dari Amerika Serikat
Selain dari dalam negeri, ada juga 'vitamin' atau sentimen positif dari Amerika Serikat. Data inflasi di level produsen atau Producer Price Index (PPI) secara mengejutkan turun menjadi -0,1% pada bulan Agustus.
Penurunan ini sontak memicu ekspektasi bahwa bank sentral AS, The Fed, akan segera memangkas suku bunga acuannya. “Dengan data PPI lemah tentunya ini memicu ekspektasi penurunan suku bunga The Fed pekan depan,” jelas Pilarmas.
3. Sisi Lain Cerita: 'Awan Gelap' dari Geopolitik
Namun, di tengah optimisme ini, ada 'awan gelap' dari sisi geopolitik yang masih membayangi. Pilarmas menyoroti desakan terbaru dari Presiden AS Donald Trump kepada Uni Eropa untuk mengenakan tarif pada China dan India.
Selain itu, permusuhan di Timur Tengah juga kembali meningkat. Ditambah lagi dengan laporan dari Polandia yang mengaku telah mencegat pesawat nirawak Rusia. Sederet ketegangan geopolitik inilah yang menjadi pemberat bagi sentimen pasar global.
4. Rekomendasi Analis di Tengah Gejolak
Di tengah kondisi pasar yang dinamis ini, Pilarmas Sekuritas memberikan satu rekomendasi spesifik bagi para traderyang berani mengambil peluang. Saham teknologi PT WIR Asia Tbk (WIRG) dinilai menarik untuk strategi beli.
Rekomendasi untuk saham WIRG adalah buy dengan support dan resistance di level 167 – 188. Ini memberikan panduan teknikal yang jelas bagi para pelaku pasar yang ingin memanfaatkan volatilitas di sesi kedua perdagangan.

Alvin Bagaskara
Editor
