<p>JAKARTA&nbsp;– Analis pasar modal memprediksi saham raksasa energi baru, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), kini berpeluang sangat besar untuk masuk ke dalam indeks global bergengsi, MSCI. Prediksi ini menjadi sentimen utama yang mendorong reli kencang saham-saham grup Prajogo Pangestu belakangan ini.</p><p>Namun, di balik prediksi optimistis tersebut, ada satu syarat krusial yang menjadi penentu utama kelolosan BREN. Saham emiten ini wajib menembus dan bertahan di sebuah level harga psikologis tertentu agar bisa benar-benar memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh MSCI.</p><p>Lantas, apa sebenarnya 'Efek MSCI' itu, apa syarat yang dimaksud, dan bagaimana investor harus menyikapinya? Mari kita bedah tuntas lima poin penting di balik prediksi yang membuat heboh pasar saham ini.</p><ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.id/read/emas-lagi-loyo-kok-platinum-malah-pesta-pora-ke-rekor-tertinggi-satu-dekade">Emas Lagi Loyo, Kok Platinum Malah Pesta Pora ke Rekor Tertinggi Satu Dekade?</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.id/read/pukul-rata-trump-umumkan-tarif-10-persen-untuk-150-negara">Pukul Rata, Trump Umumkan Tarif 10 Persen untuk 150 Negara</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.id/read/es-unik-berusia-1-5-juta-tahun-akan-dicairkan-guna-mengungkap-misteri">Es Unik Berusia 1,5 Juta Tahun akan Dicairkan Guna Mengungkap Misteri</a></li></ul><h2>1. Kenapa Peluang BREN Terbuka Lebar?</h2><p>Peluang emas ini terbuka, menurut Head of Research Samuel Sekuritas Prasetya Gunadi, karena adanya perubahan status yang sangat penting. Sebelumnya, saham BREN dikecualikan akibat aturan konsentrasi kepemilikan saham yang dinilai terlalu tinggi oleh pihak MSCI.</p><p>Kini, halangan signifikan tersebut telah resmi ditiadakan. Prasetya Gunadi menegaskan dalam risetnya bahwa saham BREN sudah masuk dalam radar evaluasi standar.</p><p>“Saham-saham ini akan dievaluasi berdasarkan metodologi standar MSCI Global Investable Market Index (GIMI) pada tinjauan Agustus 2025 mendatang,”&nbsp;ujarnya dalam keterangan riset pada Kamis, 17 Juli 2025.</p><h2>2. Syarat Krusial Itu: Misi Menembus Harga Rp9.000</h2><p>Inilah tantangan utama yang menjadi sorotan pasar. Menurut analis, syarat krusial agar BREN bisa lolos seleksi adalah harga sahamnya perlu diperdagangkan secara konsisten di atas level&nbsp;Rp9.000 per saham. Level ini menjadi kunci untuk memenuhi ambang batas minimum kapitalisasi pasar.</p><p>Syarat inilah yang diduga kuat menjadi 'bensin' utama di balik aksi beli agresif di pasar dalam beberapa hari terakhir. Para pelaku pasar seolah-olah sedang berupaya bersama untuk mendorong harga BREN melewati garis finis krusial yang telah ditetapkan tersebut.</p><p>Meskipun pada perdagangan sesi sore hari ini, Jumat, 18 Juli 2025, BREN terus menguat signifikan, misi ini jelas belum selesai. Perjalanan untuk menembus dan bertahan di atas level Rp9.000 akan menjadi drama menarik yang patut dicermati oleh semua investor.</p><h2>3. Reaksi Pasar Sore Ini: BREN Tetap Pimpin Reli</h2><p>Euforia pasar terlihat jelas hingga sesi sore. Berdasarkan data perdagangan berjalan pukul 15.30 WIB, saham BREN terus menjadi bintang utama dengan melesat&nbsp;+5,18%&nbsp;ke level&nbsp;Rp8.125, menunjukkan minat beli yang tidak surut sepanjang hari.</p><p>Saham kandidat lainnya juga solid berada di zona hijau. Saham DSSA terpantau naik&nbsp;+0,45%&nbsp;ke harga Rp66.300. Sementara itu, saham PTRO juga terapresiasi sebesar&nbsp;+0,48%&nbsp;ke level Rp4.200, menandakan sentimen positif MSCI yang menyebar.</p><p>Reaksi paling landai masih ditunjukkan oleh saham CUAN. Hingga sore ini, harganya hanya menguat tipis sebesar&nbsp;+0,61%&nbsp;ke level Rp1.660, mengindikasikan bahwa fokus utama para spekulan masih sangat tertuju pada pergerakan saham BREN.</p><h2>4. Kenapa DSSA Juga Menjadi Kandidat yang Kuat?</h2><p>Di luar grup Prajogo, saham DSSA dinilai memiliki peluang yang sangat tinggi untuk bisa masuk ke dalam indeks MSCI Indonesia Big Cap. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor fundamental yang sudah terpenuhi oleh emiten tersebut.</p><p>Peluang besar DSSA ini didukung oleh nilai kapitalisasi pasar&nbsp;<i>free float</i>&nbsp;yang sangat besar, yaitu mencapai US$6,6 miliar. Selain itu, rata-rata nilai transaksi hariannya juga sangat likuid, jauh melampaui ambang batas minimum yang disyaratkan oleh MSCI.</p><h2>5. Apa Artinya Ini Bagi Investor Ritel?</h2><p>Bagi investor, sentimen MSCI ini adalah pedang bermata dua. Di satu sisi, ini adalah katalis positif yang sangat kuat dan berpotensi mendorong harga naik lebih tinggi. Namun di sisi lain, semua ini masih bersifat spekulasi hingga ada pengumuman resmi.</p><p>Fokus utama saat ini adalah pada pergerakan harga BREN menuju level Rp9.000. Keberhasilan menembus level ini bisa memicu gelombang optimisme baru, sementara kegagalan bisa memicu aksi ambil untung atau kekecewaan di pasar dalam jangka pendek.</p><p>Oleh karena itu, investor disarankan untuk tetap bijak. Jangan hanya mengikuti euforia, tetapi pahami juga risikonya. Jika prediksi ini tidak terwujud, harga saham yang sudah naik tinggi berpotensi mengalami koreksi yang cukup signifikan.</p>

1715600405583.jpg

Namun, di balik prediksi optimistis tersebut, ada satu syarat krusial yang menjadi penentu utama kelolosan BREN. Saham emiten ini wajib menembus dan bertahan di sebuah level harga psikologis tertentu agar bisa benar-benar memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh MSCI.

Analis Prediksi BREN Masuk MSCI, Tapi Ada Satu Syarat Krusial

Tren Pasar