Pasien Kanker Boleh Makan Daging Merah, Tetapi…
Tangerang – Pasien kanker perlu mendapatkan asupan makanan bergizi yang seimbang demi mencegah terkena malnutrisi dan daging merah bisa menjadi salah satu pilihan menunya. Namun, bukan sembarang daging merah. “Harus diperhatikan jenis daging merahnya. Kita mau yang segar, dibuat sup, rendang pokoknya daging yang segar. Yang kita batasi itu, yang diproses seperti sosis, daging kalengan,” […]

Amirudin Zuhri
Author


Tangerang – Pasien kanker perlu mendapatkan asupan makanan bergizi yang seimbang demi mencegah terkena malnutrisi dan daging merah bisa menjadi salah satu pilihan menunya. Namun, bukan sembarang daging merah.
“Harus diperhatikan jenis daging merahnya. Kita mau yang segar, dibuat sup, rendang pokoknya daging yang segar. Yang kita batasi itu, yang diproses seperti sosis, daging kalengan,” kata spesialis Gizi Klinik RS Bethsaida, dr. Maria Inggrid Budiman kepada Antara di sela acara ‘Peringatan Hari Kanker Sedunia I am and I will’ di Tangerang, Sabtu (29/02).
Inggrid mengatakan, daging merah memiliki kandungan protein yang lengkap dan dibutuhkan pasien kanker yang umumnya menurun otot-ototnya.
Selain protein, daging merah (daging sapi) juga memiliki kadar mineral tinggi seperti zat besi, zinc, lalu vitamin, kalsium dan magnesium. Pada daging kambing, bahkan ada tambahan fosfor.
“Kondisinya pasien kanker, ototnya menurun karena selain dari proses penyakit, memang makannya kurang sehingga daging merah bagus,” kata dia.
Inggrid menuturkan, secara umum, tidak ada batasan bagi pasien kanker mengonsumsi berbagai makanan asalkan bergizi dan seimbang, termasuk karbohidrat yang selama ini diklaim tak bagus untuk pasien.
“Kalau kanker saja tidak ada (batasan). Mereka (pasien) butuh lebih banyak nutrisi dibandingkan orang normal. Tubuh kita untuk bekerja, fungsi sel, organ butuh karbohidrat. Memang, tidak hanya karbohidrat tetapi juga harus seimbang dengan zat gizi lainnya,” tutur dia.
Walaupun begitu, dokter kerap menjumpai pasien yang masih mengalami malnutrisi. Hal ini antara lain akibat, nafsu makan yang menurun dan cepat merasa kenyang.
Padahal, mereka membutuhkan asupan makanan lebih banyak daripada orang sehat karena kebutuhan nutrisinya meningkat.
“80 persen mengalami malnutrisi karena kebutuhan (asupan gizi) meningkat. Sel kanker bisa sebabkan hormon menekan nafsu makan di otak. Hormon itu menyebabkan cepat merasa kenyang. Padahal kebutuhan makan (pasien) seharusnya lebih banyak,” demikian kata Inggrid.
Tips agar pasien kanker mau makan
Salah satu masalah yang kerap dihadapi pasien kanker semasa pengobatan penyakitnya adalah sulit makan dan bisa berujung malnutrisi. Hal ini salah satunya karena nafsu makan yang semakin menurun.
Lalu apa yang bisa orang sekitar pasien lakukan?”Masalah makannya mungkin bisa diatasi dengan mengganti konsistensi makanannya, dari padat ke lunak dulu. Kalau lunak belum bisa ganti lumat. Sudah lumat enggak bisa diganti susu. Susu juga bisa digunakan untuk melengkapi makanan padat,” ujar Inggrid
Dari sisi visual, variasi makanan juga penting untuk mencegah pasien bosan. Untuk hidangan ayam misalnya, bisa bentuknya ayam disuwir, dipepes dan lainnya.
Pemberiannya pun kalau bisa perlahan-lahan namun sering, misalnya setiap jam atau dua jam sekali. Untuk jenis asupan, sama seperti orang sehat antara lain karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral yang jumlah seimbang. Zat gizi ini bukan hanya digunakan untuk beraktivitas, tetapi juga mengefektifkan kerja obat dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
“Salah satunya protein, yang membawa obat dari lambung, diserap lalu dibawa sama protein ke seluruh tubuh. Makanya penting. Untuk proses dalam sel, perlu vitamin dan mineral. Makanya kalau pasien tidak bisa makan kita harus cari cara supaya mau makan. Pokoknya harus ada yang masuk,” papar Inggrid.
Jika perlu, penambahan Monosodium Glutamate atau MSG diperbolehkan asalkan tidak berlebihan untuk menambah nafsu makan.
“Tujuan utamanya pasien harus makan. Jangan sampai nanti kita batasi, dia sudah enggak nafsu makan tambah enggak mau (makan). Tambah lemas, tambah enggak bisa makan,” kata Inggrid.
Selain itu, dokter juga bisa meresepkan suplemen vitamin dan mineral untuk memperbaiki fungsi pengecapan dan penciuman pasien.
“Tetapi jangan lupa dukungan keluarga penting. Harus sabar. Namanya orang sakit. Orang flu, demam saja malas makan. Sedangkan ini (kanker) terjadi dalam waktu lama jadi peran keluarga penting,” demikian tutur Inggrid.
