Tren Leisure

Kerap Diburu Saat Pandemi, Benarkah Suplemen Vitamin D Efektif Cegah COVID-19? Ini Penjelasannya

  • Suplemen vitamin D kerap diburu saat pandemi, benarkah terbukti efektif cegah COVID-19? Ini penjelasannya

Suplemen vitamin D kerap diburu saat pandemi, benarkah terbukti efektif cegah COVID-19? Ini penjelasannya

Suplemen vitamin D kerap diburu saat pandemi, benarkah terbukti efektif cegah COVID-19? Ini penjelasannya/Freepik.com

(Istimewa)

JAKARTA – Pandemi COVID-19 telah melanda Indonesia sejak tahun 2020 hingga sekarang. Bahkan, kini kasus positif COVID-19 justru semakin naik.

Dengan naiknya kasus positif COVID-19, banyak rumah sakit yang penuh dan kewalahan untuk menangani pasien yang terus berdatangan.

Tak mengherankan, jika masyarakat menjadi khawatir mengenai keadaan ini. Banyak orang yang menjadi panic buying, membeli semua hal yang dipercaya mampu mencegah dan mengatasi COVID-19.

Beberapa yang sering jadi incaran pembeli yaitu susu, suplemen vitamin C, suplemen vitamin D, serta oxymeter yang dibutuhkan untuk mengetahui saturasi oksigen dalam tubuh.

Dengan naiknya permintaan pasar akan keberadaan suplemen seperti vitamin D, tak mengherankan jika pasokannya sering menipis dan harganya jadi melonjak. Hal yang perlu diperhatikan adalah, apakah suplemen vitamin D benar-benar ampuh untuk mengatasi atau mencegah COVID-19? Berikut penjelasan selengkapnya.

Mengutip dari laman Mayo Clinic, hingga kini tidak ada cukup data yang merekomendasikan penggunaan vitamin D untuk mencegah infeksi virus yang menyebabkan COVID-19, atau mengobati COVID-19, menurut Institut Kesehatan Nasional dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Kebutuhan akan suplemen vitamin D kemungkinan terkait karena penelitian mengenai dampak vitamin D pada COVID-19. Salah satu penelitian yang dilakukan terhadap 489 orang menemukan bahwa mereka yang kekurangan vitamin D lebih mungkin dites dan memberikan hasil positif terkena virus yang menyebabkan COVID-19 daripada orang yang memiliki kadar vitamin D normal.

Akan tetapi, dalam beberapa tahun terakhir, dua uji klinis acak yang mempelajari efek konsumsi suplemen vitamin D memiliki hasil kurang dari yang diharapkan. Dalam kedua uji coba tersebut, vitamin D dosis tinggi yang diberikan kepada orang-orang yang kekurangan vitamin D dan sakit parah (bukan karena COVID-19). Suplemen vitamin D tidak mengurangi lamanya rawat inap atau tingkat kematian mereka jika dibandingkan dengan mereka yang diberi plasebo.

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan peran apa, jika ada, kekurangan vitamin D dan vitamin D dalam pencegahan dan pengobatan COVID-19 .

Sementara itu, jika Anda kekurangan vitamin D, bicarakan dengan dokter Anda apakah suplemen mungkin tepat untuk Anda. Jika Anda khawatir dengan kadar vitamin D Anda, tanyakan kepada dokter Anda untuk memeriksakannya.

Pemeriksaan atau berkonsultasi kepada dokter diperlukan, karena jika mengonsumsi terlalu banyak vitamin D dosis tinggi, justru dapat menyebabkan gejala yang parah seperti sakit perut, cedera pada ginjal, pankreatitis, bahkan dapat mengancam jiwa.