<p>JAKARTA, TRENASIA.ID – Gaji naik, tapi kalian pernah tidak merasa dompet malah semakin terkuras? Harusnya jika gaji naik kita tenang secara finansial, tapi ini malah sebaliknya, yang ada muncul pertanyaan “kok uangku habis terus sih?”</p><p>Mengapa ada pemenang lotere yang mendapatkan miliaran rupiah justru bangkrut dalam beberapa tahun? Mengapa ada atlet yang menghasilkan banyak uang selama kariernya, tiba-tiba jatuh miskin setelah pensiun?</p><p>Fenomena ini dikenal dengan <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.id/tag/lifestyle-inflation">lifestyle inflation</a>. Seiring dengan meningkatnya pendapatan, biasanya pengeluaran pun ikut naik, dan hal ini bisa memicu siklus belanja yang justru menghambat tujuan keuangan kita.</p><ul><li>Baca Juga: <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.id/tren-leisure/7-hal-yang-harus-dihindari-agar-gaji-tak-cepat-habis">7 Hal yang Harus Dihindari Agar Gaji Tak Cepat Habis</a></li></ul><h2>Apa Itu Lifestyle Inflation?</h2><p>Dilansir dari Stanbic Investment Management Services, saat penghasilan naik, sebenarnya kita memiliki kesempatan untuk menambah tabungan dan investasi, yang bisa menjadi jalan membangun kekayaan jangka panjang.</p><p>Namun, tanpa kesadaran akan kebiasaan belanja kita, kebanyakan orang justru cenderung menaikkan pengeluaran agar sejalan atau bahkan melebihi peningkatan pendapatan.</p><p>Wajar jika kita ingin menikmati hasil kerja keras, tetapi perlu diingat bahwa lifestyle inflation yang tidak terkendali bisa berdampak buruk pada kondisi keuangan.</p><p>Dilansir dari Debt Safe, lifestyle inflation terjadi ketika pengeluaran ikut meningkat seiring naiknya pendapatan, atau ketika seseorang menaikkan standar hidup tanpa mempertimbangkan kemampuan finansialnya. Banyak orang yang tanpa sadar terjebak dalam pola ini.</p><p>Karena itu, mengenali jebakan ini dan mencari cara untuk keluar darinya sangat penting untuk menjaga kesehatan keuangan. Hampir semua dari kita pernah mengalaminya. Jadi, jangan khawatir jika kamu juga pernah terjebak dalam lifestyle inflation, hal ini wajar terjadi.</p><p>Kadang kita menginginkan kenyamanan dan kemewahan lebih, atau merasa perlu mengikuti gaya hidup teman maupun keluarga yang tampak mapan. Kabar baiknya, menyadari hal ini adalah langkah awal untuk kembali mengendalikan stabilitas keuanganmu.</p><p>Menyadari adanya lifestyle inflation sangatlah penting, karena hal ini bisa membantu kita terhindar dari siklus stres <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.id/tag/finansial">finansial</a> dan utang. Dengan mengenalinya sejak awal dan mengambil langkah pencegahan, kita bisa menjaga masa depan keuangan yang lebih sehat dan berkelanjutan.</p><h2>Penyebab Lifestyle Inflation</h2><p>Memahami akar penyebab lifestyle inflation dapat membantu kita mengatasinya sejak awal:</p><h3>1. Adaptasi Berlebihan</h3><p>Manusia cenderung cepat terbiasa dengan peningkatan kualitas hidup dan menganggapnya sebagai hal normal baru, sehingga memicu keinginan dan pengeluaran lebih besar.</p><h3>2. Perbandingan Sosial</h3><p>Kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain seringkali menumbuhkan dorongan untuk mengikuti gaya hidup mereka, meski melebihi kemampuan finansial kita.</p><h3>3. Tekanan dari Lingkungan</h3><p>Pengaruh sosial dapat mendorong seseorang berbelanja lebih banyak demi terlihat cocok atau menjaga citra.</p><h3>4. Pengaruh Iklan</h3><p>Paparan iklan terus-menerus bisa menumbuhkan keinginan untuk membeli produk atau pengalaman baru yang mahal.</p><h3>5. Kepuasan Emosional</h3><p>Belanja seringkali memberikan kesenangan instan, sehingga mendorong keputusan membeli secara impulsif.</p><h3>6. Kurangnya Literasi Finansial</h3><p>Ketidakpahaman akan pentingnya menabung dan mengatur anggaran membuat seseorang lebih mudah terjebak dalam lifestyle inflation.</p><h2>Dampak Lifestyle Inflation terhadap Kesejahteraan Finansial</h2><p>Lifestyle inflation mungkin terlihat sepele, tapi dampak jangka panjangnya bisa cukup serius. Berikut beberapa contohnya:</p><h3>1. Menurunnya Tabungan dan Investasi</h3><p>Lifestyle inflation dapat mengurangi kebebasan finansial dan menghambat proses membangun kekayaan. Ketika pengeluaran meningkat, porsi dana untuk tabungan darurat, pensiun, maupun tujuan keuangan lainnya jadi semakin kecil.</p><h3>2. Penumpukan Utang</h3><p>Banyak orang dengan <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.id/tag/gaya-hidup">gaya hidup</a> berlebihan akhirnya bergantung pada kartu kredit atau pinjaman untuk mempertahankannya. Hal ini berisiko menimbulkan utang berbunga tinggi yang sulit dilunasi.</p><h3>3. Stres dan Ketidakstabilan Finansial</h3><ul><li>Baca Juga: <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.id/tren-leisure/10-tips-hidup-hemat-melunasi-utang-tanpa-tertekan">10 Tips Hidup Hemat Melunasi Utang Tanpa Tertekan</a></li></ul><p>Hidup dari gaji ke gaji membuat kita rentan terhadap tekanan finansial. Saat ada kejadian tak terduga, kondisi ini dapat menimbulkan stres dan membuat keuangan semakin rapuh.</p><p>Menyeimbangkan pendapatan dengan menjaga masa depan finansial adalah hal yang penting. Lifestyle inflation bisa berujung pada utang dan tekanan keuangan. Jadi, lepaskan diri dari lifestyle inflation dan raih kembali kebebasan finansialmu.</p>

Ilustrasi wanita yang membelanjakan uangnya.

Gaji naik, tapi kalian pernah tidak merasa dompet malah semakin terkuras? Harusnya jika gaji naik kita tenang secara finansial, tapi ini malah sebaliknya, yang ada muncul pertanyaan “kok uangku habis terus sih?”

Harga Emas Hari Ini

Gaji Naik, Tapi Bokek? Awas Jebakan Lifestyle Inflation