Tren Leisure

Film Zootopia 2 Meledak, Ular Berbisa Indonesia Ini Laris Manis di China

  • Sejak film tersebut dirilis, platform e-commerce besar China telah melihat lonjakan pencarian dan kenaikan harga untuk ular pit viper Indonesia di China
garry.jpg

JAKARTA, TRENASIA.ID- Film  Zootopia 2 yang dirilis menjelang akhir Tahun Ular telah menjadi film animasi asing terlaris sepanjang masa di China. Efek tidak terduganya, salah satu jenis ular dari Indonesia banyak dicari untuk dipelihara.

Film yang diproduksi Disney tersebut telah menghasilkan pendapatan lebih dari 3,55 US$503 juta  atau sekitar Rp8,4 triliun (kurs Rp16,690) hingga saat ini di box office. Rekor sebelumnya dipegang oleh film "Zootopia" pertama, yang dirilis pada tahun 2016.

Menurut Box Office Mojo, sebuah situs web milik IMDb yang melacak data box office, secara global, “Zootopia 2” telah melampaui angka US$1 miliar di box office.

Dalam film tersebut ada tokoh bernama  Gary. Seekor ular biru yang  beracun. Dia berupaya membersihkan nama baik keluarganya – dan semua reptil – dengan bantuan protagonis film aslinya.Duo kelinci-rubah Judy Hopps dan Nick Wilde.

Gary yang dinilai menggemaskan ternyata mendorong banyak orang di China untuk mencari sosok nyata yang mirip dengannya. Dan pilihan itu jatuh pada ular pit viper bambu pulau. Seekor ular berwarna biru dan sangat beracun dari Indonesia

Seperti yang dilaporkan oleh media pemerintah China  The Paper, sejak film tersebut dirilis, platform e-commerce besar China telah melihat lonjakan pencarian dan kenaikan harga untuk ular pit viper Indonesia di China.  Harganya berkisar dari beberapa ratus hingga beberapa ribu yuan

Reptil memang semakin memikat hati kaum muda China dalam beberapa tahun terakhir. kantor berita pemerintah China Xinhua  melaporkan lebih dari 17 juta orang di negara itu memiliki hewan peliharaan eksotis pada akhir tahun 2024.  Dikatakan ukuran pasar mendekati 10 miliar yuan. Lebih dari 60% dari mereka berasal dari Generasi Z, menurut data tersebut.

Sebuah laporan tahun 2025 tentang industri hewan peliharaan di China mencatat bahwa ular mencakup lebih dari 50% dari semua reptil yang dipelihara sebagai hewan peliharaan.

Sebagian besar reptil ini dipelihara dan dijinakkan oleh manusia sebelum dijual di toko fisik. Sementara beberapa tersedia melalui penjual daring yang biasanya mengirimkannya langsung ke pembeli.

Menurut hukum dan peraturan China mengirim berbagai hewan hidup atau barang berbahaya seperti racun melalui pos dilarang, tetapi memelihara ular pit viper Indonesia tidak ilegal.

Qi Weihao adalah salah satu yang  membeli seekor ular pit viper Indonesia. Pria berusia 21 tahun dari provinsi Jiangxi tengah itu membeli ular pit viper Indonesia seharga 1.850 yuan atau sekitar Rp4,4 juta (kurs Rp2370).  Ular ini dibeli dua hari setelah perilisan film “Zootopia 2” pada 26 November. Sebagai pecinta reptil, Qi sudah lama menginginkan ular biru, tetapi akhirnya ia membelinya setelah melihat penggambaran karakter ular yang positif dan menggemaskan.

Menghkawatirkan

Ular pit viper bambu

Meningkatnya minat untuk membeli ular berbisa secara daring telah menimbulkan kekhawatiran dari pihak berwenang. Qi, seorang pemilik reptil berpengalaman yang menempuh perjalanan 40 menit untuk mengambil ularnya sendiri, setuju bahwa ini bukanlah keputusan yang bisa dianggap enteng.

“Jika Anda tidak memiliki pengalaman yang luas dan peralatan yang aman untuk memelihara ular, jangan terburu-buru memelihara ular berbisa begitu saja!” Qi memperingatkan.

Media yang berafiliasi dengan pemerintah China The Beijing News, juga berkomentar bahwa dalam film tersebut, ular biru digambarkan memiliki sifat-sifat yang menggemaskan dan berani seperti manusia. Tetapi ular berbisa di kehidupan nyata, ular pit viper bambu pulau, jauh dari sekadar 'mainan trendi' yang tidak berbahaya.”

“Jika ular berbisa lepas atau menyerang, hal itu tidak hanya membahayakan pemilik dan keluarganya, tetapi juga dapat meningkat menjadi insiden yang mengancam keselamatan publik,” tambah surat kabar itu.

Pengecekan oleh CNN pada Jumat 12 Desember 2025 menemukan bahwa ular pit viper biru tidak lagi tersedia untuk dijual di platform e-commerce utama China, termasuk Douyin milik ByteDance, Xiaohogshu yang mirip Instagram, maupun pasar barang bekas Xianyu milik Alibaba. Namun, masih ada banyak daftar di JD –– pengecer online terbesar di Tiongkok –– yang bertanda “termasuk ongkos kirim”.

Ketika CNN memberi tahu JD, barang-barang tersebut segera dihapus. Seorang juru bicara JD mengatakan: “Kami melarang keras penjualan hewan berbisa di platform kami dan begitu teridentifikasi, barang-barang tersebut segera dihapus.” CNN juga telah menghubungi Alibaba, ByteDance, dan Xiaohongshu untuk menanyakan alasan di balik penghapusan tersebut.

Para penggemar Gary lainnya di China memilih untuk membelanjakan uang mereka pada barang dagangan bertema ular yang lebih aman.