Bertahan di Tengah Gempuran K-Pop, DAY6 Rayakan 10 Tahun Perjalanan
- Selama 10 tahun terakhir, DAY6 telah memperluas jangkauan K-rock ke panggung global, memadukan permainan instrumen live dengan lirik penuh cerita yang menyentuh tema cinta, kehilangan, keteguhan, hingga pencarian jati diri.

Distika Safara Setianda
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID – Di tengah persaingan ketat industri K-pop, kembalinya lagu-lagu lama sebuah grup ke tangga musik bertahun-tahun setelah dirilis, jauh setelah masa promosi berakhir dan para member tidak aktif, menandakan sesuatu yang jarang terjadi.
Bagi band rock beranggotakan empat orang, DAY6, kejutan itu hadir saat mereka sedang vakum karena wajib militer. Lagu-lagu seperti You Were Beautiful (2017) dan Time of Our Life (2019) tiba-tiba kembali meroket di platform streaming.
Kebangkitan itu bukan sekadar memberi napas baru pada lagu lama, melainkan juga mengubah cara pandang publik terhadap sebuah band rock yang mampu bertahan selama satu dekade penuh di dunia K-pop, sebuah pencapaian langka bagi grup bergenre rock.
Dilansir dari The Korea Times, didirikan pada 2015 di bawah Studio J, label eksperimental milik JYP Entertainment yang dikenal sebagai pencetak grup idola dengan citra rapi, DAY6 sejak awal memang tak sepenuhnya sesuai dengan pola tersebut.
Berbeda dari rekan satu labelnya, keenam anggota asli yaitu Sungjin, Young K, Wonpil, Dowoon, serta mantan member Jae dan Junhyeok menempuh jalan dengan tampil di klub-klub live di Seoul, mengasah kemampuan sebagai performer sekaligus penulis lagu sebelum benar-benar masuk ke panggung arus utama.
Mereka resmi debut lewat mini album The Day pada 7 September 2015, dengan single utama Congratulations. Lagu bertema patah hati itu langsung menonjolkan keunggulan DAY6 dalam performa live dan kepiawaian menulis lagu.
Namun, formasi awal tak bertahan lama. Junhyeok, sang kibordis, hengkang pada awal 2016, dan grup pun melanjutkan perjalanan sebagai kuintet. Formasi inilah yang kemudian menandai masa-masa emas mereka. Pada 2017, DAY6 meluncurkan proyek ambisius bertajuk Every DAY6, merilis dua lagu setiap bulan selama setahun penuh hingga terkumpul total 25 lagu.
Dari proyek tersebut lahirlah sejumlah nomor andalan seperti I Wait, How Can I Say, I Smile, serta karya ikonik pertama mereka, You Were Beautiful. Tahun-tahun berikutnya membawa perkembangan dalam warna musik mereka.
Shoot Me (2018) menghadirkan nuansa lebih tajam dengan dentuman gitar yang lebih berat, Sweet Chaos (2019) bermain dengan ritme yang begitu cepat dan intens, sementara Time of Our Life menawarkan salah satu chorus paling megah yang terasa cocok untuk atmosfer festival.
Lalu datanglah masa penuh guncangan. Ketika para member mulai menjalani wajib militer dan muncul masalah kesehatan, aktivitas grup perlahan terhenti. Ketidakpastian semakin terasa saat Jae, gitaris sekaligus vokalis, mengumumkan hengkang pada Desember 2021 setelah lebih dari enam tahun bersama DAY6.
Namun, justru dalam keheningan itu musik DAY6 menemukan kehidupan baru. Lagu-lagu seperti You Were Beautiful dan Time of Our Life kembali masuk ke tangga lagu lokal dan platform streaming sejak akhir 2023, menjangkau pendengar yang sebelumnya mungkin melewatkannya. Dampaknya jelas, katalog musik DAY6 membuktikan daya tahannya, menegaskan posisi mereka sebagai lebih dari sekadar eksperimen singkat di dunia K-pop.
Pada 2024, keempat member yang tersisa akhirnya selesai dari wajib militer, dan kembalinya mereka sebagai formasi penuh sarat akan ekspektasi. Mini album comeback mereka, Fourever, dibuka dengan Welcome to the Show, sebuah seruan untuk bertahan dan bangkit, ditemani lagu-lagu penuh energi seperti HAPPY.
Penampilan live DAY6 pun menggambarkan kisah yang sama. Dari yang dahulu terbiasa tampil di klub-klub Hongdae, kini mereka berhasil menjual habis konser 360 derajat di Jamsil Indoor Stadium dan bahkan memenuhi Gocheok Sky Dome, pencapaian yang hanya sedikit band Korea bisa raih.
Pengakuan pun datang lewat berbagai penghargaan industri, menilai mereka sebagai grup yang berhasil menghidupkan kembali format band rock di ranah K-pop. Baru-baru ini, DAY6 merayakan satu dekade perjalanan mereka dengan album studio keempat berjudul The Decade, yang dirilis pada Jumat, 5 September 2025.
Dua lagu utama, Dream Bus dan Inside Out, memadukan perenungan dengan ambisi, merangkai refleksi masa lalu sekaligus semangat akan awal yang baru. Film dokumenter perjalanan 6DAYS dan konser peringatan 10 tahun yang sukses terjual habis di stadion besar semakin menegaskan sejauh apa band ini telah melangkah, dari eksperimen enam anggota menjadi institusi empat personel yang solid.
Selama 10 tahun terakhir, DAY6 telah memperluas jangkauan K-rock ke panggung global, memadukan permainan instrumen live dengan lirik penuh cerita yang menyentuh tema cinta, kehilangan, keteguhan, hingga pencarian jati diri.
Dilansir dari Genuis, diskografi mereka menunjukkan konsistensi langka dalam kejujuran emosional, sebuah kualitas yang membuat DAY6 mendapat apresiasi kritis sekaligus basis penggemar internasional yang setia. Di tengah industri yang kerap didominasi grup K-pop dengan kemegahan visual, DAY6 tetap menjadi kekuatan stabil dengan katalog musik yang memadukan alt-rock, punk rock, balada, dan blues dalam nuansa khas Korea.
Sepuluh tahun berlalu, kisah DAY6 adalah tentang ketahanan dan pembaruan. Mereka melewati perubahan formasi dan masa vakum panjang, namun justru menyaksikan lagu-lagu mereka hidup kembali dengan sendirinya. Dengan itu, DAY6 telah menorehkan satu kebenaran yang sulit terbantahkan, dalam industri yang dibangun di atas kecepatan dan kompetisi, sebuah band dengan lagu-lagu yang benar-benar kuat tetap mampu bertahan jauh lebih lama.

Distika Safara Setianda
Editor
