Tren Inspirasi

Saling Silang, Alternatif Thrifting Ramah Lingkungan di Indonesia

  • Konsep Saling Silang muncul sebagai alternatif baru dari fenomena thrifting yang saat ini tengah dilarang pemerintah. Sistem ini memungkinkan masyarakat untuk saling menukar barang bekas layak pakai secara gratis, sekaligus mendukung gerakan ekonomi sirkular dan keberlanjutan. Dengan memprioritaskan penggunaan kembali barang, Saling Silang dinilai lebih ramah lingkungan dan menguntungkan banyak pihak.
Ilustrasi wanita sedang mencoba barang thrifting.
Ilustrasi wanita sedang mencoba barang thrifting. (freepik.com)

JAKARTA, TRENASIA.ID - Tahukah Anda, bahwa ada konsep baru untuk sistem penukaran barang yang dapat diakses publik? Konsep tersebut bernama Saling Silang, dan cocok sebagai alternatif fenomena thrifting di Indonesia. 

Sebagai informasi, Saling Silang merupakan salah satu tempat yang merujuk pada aktivitas tukar-menukar barang bekas layak pakai secara gratis, sesama pengguna atau peserta acara yang diselenggarakan oleh komunitas bernama "BersalingSilang" di akun Instagram (@bersalingsilang). Anda dapat melakukan transaksi jual, beli, beri, atau mengadopsi barang bekas hasil decluttering.

Konsep ini dianggap lebih baik dan bermanfaat bagi banyak masyarakat, karena mampu membantu memperbaiki perekonomian negara melalui aktivitas berbelanja produk dalam negeri. Tak hanya itu, konsep ini juga cocok dijadikan sebagai alternatif thrifting yang mulai saat ini sudah dikecam keras oleh Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa. “Siapa yang menolak saya tangkap duluan. Kalau ada pelaku thrift yang nolak-nolak itu ya saya tangkap duluan,” ujar Purbaya di Jakarta belum lama ini. 

Pemerintah melarang thrifting pakaian bekas impor karena tiga alasan utama, yakni melindungi industri tekstil serta Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal dari gempuran barang murah ilegal, menjamin kesehatan masyarakat dari potensi bakteri atau kuman pada pakaian bekas impor yang tidak disterilisasi, hingga mencegah kerugian negara akibat perdagangan ilegal yang tidak membayar bea masuk. 

Thrifting juga melanggar Pasal 47 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan mengatur kewajiban importir untuk mengimpor barang dalam keadaan baru. Salah satu alasannya adalah untuk melindungi industri dalam negeri.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Januari-Agustus 2025, Indonesia mengimpor pakaian bekas dan barang tekstil bekas lainnya seberat 1.243 ton. Angka tersebut berkurang dibanding Januari-Agustus 2024, ketika volume impornya mencapai 3.112 ton. Hal ini menjadi pemicu utama penumpukan sampah, dan menjadi ancaman besar bagi industri tekstil di Indonesia. 

Akibatnya, daya beli masyarakat meningkat tetapi keuntungan bagi industri di dalam negeri menurun secara drastis. Kondisi ini membuat pemerintah berani mengambil tindakan tegas, untuk memberantas produk ilegal yang merugikan banyak pihak.

Kini, Anda dapat beralih dari thrifting dan menentukan gaya berpakaian melalui konsep Saling Silang yang keuntungannya dapat dirasakan oleh banyak masyarakat. Sebagaimana dikutip TrenAsia dalam postingan yang diunggah akun Instagram @bersalingsilang pada 1 Maret 2025, terdapat informasi seputar aktivitas dan akses Telegrup Saling Silang. 

Dalam postingan tersebut, Anda dapat bergabung dalam grup aktif untuk bertukar topik pikiran tentang sistem jual, beli, adopsi, hingga aktivitas yang dilakukan secara offline pada beberapa daerah seperti Jakarta, Bandung, dan lainya.

Berikut beberapa keuntungan dari konsep Saling Silang:

1. Decluttering

Dalam proses ini, Anda dapat memilah barang bekas layak pakai yang ingin disumbangkan. Proses ini menjadi salah satu momen penting untuk memilah kembali barang-barang yang masih layak dan berguna bagi banyak orang.

2. Tukar Menukar

Cara tukar-menukar dalam konsep ini cukup mudah. Silahkan bawa barang ke lokasi acara, berikan kepada panitia, maka Anda akan menerima token untuk "mengadopsi" barang lain yang tersedia.

3. Mengurangi clutter

Melalui konsep Saling Silang ini, Anda dapat membantu mengurangi tumpukan barang tidak terpakai di rumah. Selain itu, Anda juga dapat memberikan kesempatan untuk mendaur ulang barang lama yang dapat diolah menjadi barang baru. Konsep ini menjadi bukti penerapan ekonomi sirkular dan menerapkan prinsip hidup yang ramah lingkungan.