Moosa Genetics Masuk Finalis CIIC 2025, Inovasi Bioteknologi Peternakan Indonesia Jadi Sorotan Dunia
- Tak hanya fokus pada teknologi laboratorium, Moosa juga menghadirkan konsep Edufarm untuk mendukung peternak lokal, terutama generasi muda, agar bisa belajar langsung bagaimana bioteknologi dapat meningkatkan produktivitas ternak.

Idham Nur Indrajaya
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID - Startup Moosa Genetics, perusahaan rintisan bioteknologi peternakan asal Indonesia, resmi diumumkan sebagai salah satu finalis Climate Impact Innovations Challenge (CIIC) 2025, kompetisi teknologi iklim terbesar di Indonesia. Pengumuman ini disampaikan oleh East Ventures dan Temasek Foundation pada Agustus 2025, setelah melalui proses seleksi ketat dari hampir 500 inovator yang berasal dari lebih 50 negara.
Kompetisi CIIC tahun ini kembali menghadirkan tiga fokus utama, yaitu Energy Transition, Sustainable Agriculture, dan Circular Economy. Dari ratusan ide yang diajukan, Moosa Genetics berhasil menembus tahap final berkat inovasi mereka dalam menghadirkan solusi genetika dan teknologi reproduksi hewan yang mendukung ketahanan pangan nasional.
Moosa Genetics berdiri pada 2016 dengan misi besar: meningkatkan kualitas genetik sapi Indonesia melalui teknologi reproduksi canggih dan analisis genomik.
- 8 Cara Pengusaha Muda Mengelola Risiko Finansial Bisnis
- BCA Expo 2025 Hadirkan Berbagai Promo dan Layanan Perbankan
- Groundbreaking Premium Club House Baru di Podomoro Golf View
Di tengah fakta bahwa produksi daging lokal hanya mampu memenuhi sekitar 40% kebutuhan nasional, sementara sisanya masih bergantung pada impor, inovasi Moosa menjadi harapan baru. Mereka menggunakan pendekatan inseminasi buatan, transfer embrio, hingga pemetaan DNA untuk menghasilkan sapi yang lebih sehat, produktif, dan tahan penyakit.
Tak hanya fokus pada teknologi laboratorium, Moosa juga menghadirkan konsep Edufarm untuk mendukung peternak lokal, terutama generasi muda, agar bisa belajar langsung bagaimana bioteknologi dapat meningkatkan produktivitas ternak.
Perjalanan Menuju CIIC 2025
Sejak pendanaan awal yang dipimpin oleh East Ventures pada Oktober 2023, Moosa Genetics terus berkembang. Dukungan ini mempercepat pengembangan laboratorium, tim riset, serta kemitraan industri—termasuk di sektor premium seperti sapi wagyu.
Keterlibatan Moosa di CIIC 2025 bukan hanya soal kompetisi, tapi juga pengakuan global bahwa inovasi pertanian berkelanjutan dari Indonesia mampu bersaing di panggung dunia.
East Ventures, melalui Avina Sugiarto selaku Partner, menyatakan bahwa antusiasme global di CIIC 2025 membuktikan tingginya minat terhadap solusi iklim yang berkelanjutan.
“Sustainability sudah menjadi DNA East Ventures. Tantangan ini adalah bentuk komitmen kami untuk menciptakan dampak nyata bagi masyarakat dan lingkungan, khususnya dalam menemukan solusi untuk tantangan iklim di Indonesia,” ujar Avina dalam keterangan tertulis beberapa waktu lalu.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Salah satu tantangan besar industri peternakan Indonesia adalah struktur yang sangat terfragmentasi, di mana lebih dari 80% peternak adalah skala kecil. Banyak di antara mereka memelihara sapi bukan untuk produksi massal, melainkan sebagai bentuk tabungan keluarga.
Moosa Genetics mencoba menjawab masalah ini dengan membangun Sapi Merah Putih, program genetik nasional yang bertujuan melahirkan sapi unggulan hasil inovasi anak bangsa. Dengan pendekatan open innovation lab, startup ini juga menghubungkan peneliti dalam negeri dengan diaspora ilmuwan di bidang genetika dan nutrisi hewan.
Keikutsertaan mereka di CIIC 2025 sekaligus membuka peluang besar untuk mendapatkan dukungan global, jaringan riset, dan investasi internasional, yang pada akhirnya dapat membantu Indonesia mengurangi ketergantungan impor daging dari Australia.
Baca Juga: Startup AI Rawan Bangkrut, Ini Strategi Bertahan di Era Teknologi Tinggi
Kenapa Generasi Muda Perlu Ikut Perhatian?
Buat anak muda, khususnya generasi Z dan milenial, isu ini relevan karena menyangkut masa depan pangan dan lingkungan. Inovasi seperti yang ditawarkan Moosa Genetics tidak hanya soal daging sapi, tapi juga bagian dari solusi krisis iklim, efisiensi energi, dan keberlanjutan pertanian.
Dengan teknologi canggih seperti AI dalam analisis genetik hingga CRISPR untuk perbaikan genetik, startup seperti Moosa menunjukkan bahwa sains bisa menjadi jawaban atas masalah sehari-hari: mulai dari harga pangan yang stabil, ketersediaan protein hewani, hingga peluang karier baru di sektor agritech.
- RAPBN 2026 Penuh Pencitraan, Belanja Negara Cenderung Sentralistik
- Sinyal dari BlackRock dan Analis, Saham GOTO Siap Comeback di Semester II-2025?
- Terkoreksi 35,43 Poin, IHSG Hari Ini 19 Agustus 2025 Ditutup di 7.862,95
Penutup
Keberhasilan Moosa Genetics menjadi finalis CIIC 2025 adalah bukti nyata bahwa inovasi lokal bisa mendunia. Langkah ini bukan hanya penting bagi dunia startup, tapi juga untuk ketahanan pangan, kesejahteraan peternak, dan keberlanjutan lingkungan di Indonesia.
Kalau kamu tertarik mengikuti perkembangan startup bioteknologi dan inovasi iklim lainnya, jangan lewatkan update terbaru di kanal kami. Siapa tahu, inspirasi besar berikutnya datang dari sini.
