Mengintip Pekerjaan Pertama Sembilan Naga Part 1: Dari Penjaga Gudang hingga Karyawan Pabrik!
- Artikel ini akan mengupas pekerjaan pertama lima tokoh utama “Sembilan Naga”, yaitu: Robert Budi Hartono, Rusdi Kirana, Sofjan Wanandi, Edwin Soeryadjaya, dan Jacob Soetoyo. Apa sih pekerjaan pertama mereka sebelum menjadi taipan yang namanya sering muncul di daftar orang terkaya Indonesia?

Idham Nur Indrajaya
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID - Siapa sangka di balik kemewahan, jet pribadi, dan imperium bisnis triliunan rupiah, para konglomerat top Indonesia ini ternyata pernah memulai dari bawah.
Artikel ini akan mengupas pekerjaan pertama lima tokoh utama “Sembilan Naga”, yaitu: Robert Budi Hartono, Rusdi Kirana, Sofjan Wanandi, Edwin Soeryadjaya, dan Jacob Soetoyo. Apa sih pekerjaan pertama mereka sebelum menjadi taipan yang namanya sering muncul di daftar orang terkaya Indonesia?
Yuk, kenali lebih dekat perjalanan awal mereka. Siapa tahu, karier kamu sekarang justru mirip dengan mereka dulu.
- Shein dan Maraknya Greenwashing di Dunia Fast Fashion
- Jangan Fokus Grafik! Ini 6 Wejangan Warren Buffett tentang Uang dan Saham
- Menakar Komitmen Hijau Saham Kopi FORE
Robert Budi Hartono: Dari Pabrik Kretek ke Takhta Bank Terkaya
Pekerjaan Pertama: Karyawan di Pabrik Rokok Djarum Kudus
Robert Budi Hartono dikenal luas sebagai pemilik Djarum Group dan salah satu pemegang saham utama Bank Central Asia (BCA). Namun, pria kelahiran Semarang ini tidak serta-merta jadi bos besar sejak muda.
Setelah ayahnya, Oei Wie Gwan, meninggal dunia tahun 1963, Robert bersama saudaranya, Michael Hartono, langsung terjun ke pabrik Djarum di Kudus. Waktu itu, ia bukan direktur, bukan manajer, apalagi komisaris. Ia bekerja sebagai karyawan biasa di pabrik, memahami proses produksi, dari memilih tembakau hingga pengemasan.
Cerita ini menunjukkan bahwa kerja keras dari bawah bukan hanya slogan kosong. Robert benar-benar menjalaninya. Dan dari sinilah, ia mulai memahami seluk-beluk industri rokok hingga akhirnya memperluas bisnis ke sektor perbankan, properti, elektronik, dan teknologi.
Fakta menarik: Di tangan Robert, Djarum menjelma jadi salah satu produsen rokok terbesar di dunia. Ia juga menjadikan BCA sebagai bank swasta terbesar di Indonesia.
Rusdi Kirana: Mantan Tukang Tiket yang Mendirikan Maskapai Raksasa
Pekerjaan Pertama: Penjual Tiket Pesawat
Pendiri Lion Air Group, Rusdi Kirana, dulunya adalah seorang penjual tiket pesawat di kawasan Gajah Mada, Jakarta. Bayangkan, setiap hari dia duduk di balik meja, membantu pelanggan memilih penerbangan dan mencetak tiket. Nggak glamor, tapi justru dari pekerjaan inilah Rusdi mulai mengenali celah industri penerbangan.
Dari pengalaman tersebut, ia melihat banyaknya kebutuhan akan maskapai yang murah, praktis, dan menjangkau berbagai kota kecil di Indonesia. Tahun 1999, ia mendirikan Lion Air, yang kini jadi salah satu maskapai paling dominan di Tanah Air.
Fakta menarik: Lion Air memulai operasinya dengan hanya satu unit Boeing 737, tapi kini punya ratusan pesawat dan jaringan penerbangan regional.
Baca Juga: 5 Pola Pikir yang Dapat Ubah Orang Miskin jadi Kaya
Sofjan Wanandi: Aktivis Mahasiswa yang Jadi Raksasa Industri
Pekerjaan Pertama: Staf di Perusahaan Baja
Sofjan Wanandi adalah pendiri Santini Group, holding company yang punya lini bisnis di sektor otomotif, properti, energi, dan infrastruktur. Tapi sebelum punya banyak anak perusahaan, Sofjan adalah lulusan Universitas Indonesia yang aktif sebagai mahasiswa pejuang anti-komunis di era 1960-an.
Setelah lulus, ia bekerja di perusahaan baja PT United Tractors. Dari sanalah ia membangun relasi bisnis, memahami seluk-beluk manufaktur dan perdagangan.
Kesuksesan Sofjan tak lepas dari kemampuannya memanfaatkan momentum politik dan ekonomi Indonesia, termasuk ketika industri otomotif sedang tumbuh pesat di era Orde Baru.
Fakta menarik: Sofjan juga dikenal sebagai tokoh kunci dalam dunia usaha melalui Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo).
Edwin Soeryadjaya: Dari Karyawan Biasa Jadi Investor Cerdas
Pekerjaan Pertama: Karyawan di Astra International
Edwin Soeryadjaya adalah anak dari William Soeryadjaya, pendiri PT Astra International. Meski lahir dari keluarga konglomerat, Edwin nggak langsung diberi jabatan tinggi.
Pekerjaan pertamanya adalah karyawan biasa di Astra, tempat ia belajar sistem manajemen perusahaan besar. Setelah Astra jatuh dan sahamnya dilepas, Edwin membentuk Saratoga Investama Sedaya, sebuah perusahaan investasi yang kini menjadi induk dari banyak bisnis, termasuk PT Tower Bersama Infrastructure, Adaro Energy, dan lainnya.
Kisahnya jadi bukti bahwa jatuh dari puncak bukan akhir segalanya, asalkan punya visi dan keberanian untuk bangkit lagi.
Fakta menarik: Saratoga kini dikenal sebagai perusahaan investasi yang sering “mencium” peluang emas di sektor infrastruktur dan energi.
Jacob Soetoyo: Diam-diam Punya Banyak Aset Strategis
Pekerjaan Pertama: Profesional di Sektor Energi
Nama Jacob Soetoyo mungkin tak seterkenal tokoh lain, tapi kiprahnya di dunia bisnis sangat signifikan. Ia merupakan pemegang saham mayoritas di PT Alakasa Industrindo (ALKA) dan menjabat sebagai Direktur PT Gesit Sarana Perkasa, yang aktif di sektor energi dan sumber daya alam.
Sebelum punya portofolio besar di industri energi, Jacob memulai kariernya sebagai profesional di bidang pertambangan dan logistik. Ia dikenal sebagai orang yang lihai dalam membangun koneksi dan menjaga hubungan baik dengan para pengambil kebijakan.
Jacob juga terlibat dalam banyak proyek strategis, termasuk pengembangan kawasan industri dan infrastruktur energi di Indonesia bagian timur.
Fakta menarik: Meski jarang tampil di media, Jacob punya jaringan bisnis lintas sektor dari energi, tambang, sampai logistik.
- Andelsbolig: Ketika Rumah Layak Tak Harus Mahal
- Mobil Murah, Berkah atau Bencana Konsumen?
- Pentingnya Manajemen Emosi saat Berutang: Tips Ibu yang Gunakan Paylater
Pelajaran dari Para “Naga”: Kerja dari Bawah Bukan Aib
Kelima tokoh di atas membuktikan satu hal: kesuksesan besar seringkali dimulai dari posisi kecil. Baik itu penjaga gudang, staf pabrik, hingga penjual tiket, semua punya satu kesamaan — mereka mau belajar dan tahan banting.
Jadi, kalau kamu sedang berada di titik awal karier yang terasa “biasa aja”, ingatlah bahwa mungkin kamu sedang menapaki langkah pertama menuju puncak. Siapa tahu, pekerjaan pertama kamu sekarang adalah gerbang menuju bisnis raksasa di masa depan.

Idham Nur Indrajaya
Editor
