Tren Inspirasi

Dari Kecanduan Slot jadi Rutin Beli Lot, Ini Kisah Kampung Investor Saham Sukolilo

  • Baru-baru ini warga Sukolilo mengalihkan uangnya ke Investasi saham. Perubahan itu diawali dari langkah sederhana, yaitu mengganti slot dengan lot.
Ilustrasi berinvestasi.
Ilustrasi berinvestasi. (Freepik/jcomp)

JAKARTA, TRENASIA.ID – Baru-baru ini warga Sukolilo mengalihkan uangnya ke Investasi saham. Perubahan itu diawali dari langkah sederhana, yaitu mengganti slot dengan lot.

Kini, hadirnya Kampung Investor Saham (KIS) di Nginden Jangkungan, Sukolilo, Surabaya, menjadi solusi atas maraknya judi online.

Dalam perayaan kemerdekaan di bulan Agustus kemarin, warga Kelurahan Nginden Jangkungan, Kecamatan Sukolilo, meresmikan kampung investor saham, yang digagas bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bursa Efek Indonesia (BEI) Jawa Timur, dan PT Bahana Sekuritas.

Pengawas Divisi Pengawasan LJK 4 OJK Jawa Timur Milado Pani menegaskan, kegiatan ini merupakan bagian dari upaya OJK dalam mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan di masyarakat.

“Melalui edukasi ini, masyarakat bisa merencanakan keuangan lebih baik untuk masa depan,” tukasnya.

Sementara, Kepala BEI Jawa Timur Cita Mellisa, memberikan apresiasi terhadap inisiatif warga yang berhasil menjadikan kampung mereka sebagai Kampung Investor Saham.

“Tujuannya agar warga bisa belajar bersama, menjadi investor, dan merasakan manfaat pasar modal Indonesia,” katanya.

Dia menambahkan, BEI bersama PT Bahana Sekuritas akan memberikan pendampingan kepada warga, mulai dari proses pembukaan rekening saham hingga edukasi berkelanjutan tentang cara berinvestasi yang sehat.

Ketua RT setempat Agus Tri Cahyo Kuncoro mengungkapkan, awalnya banyak warga menganggap saham sama dengan judi. Namun, setelah mendapat edukasi dari PT Bahana Sekuritas, OJK, dan Bursa Efek Indonesia, kesadaran mulai tumbuh bahwa saham adalah instrumen resmi untuk menabung jangka panjang.

Saat ini, sedikitnya sepuluh warga telah membuka rekening saham dan mulai mempelajari grafik hingga istilah investasi.

Meski sebagian besar warga berpenghasilan hanya Rp3-4 juta, semangat berinvestasi tetap tinggi. Jika dulu uang Rp1 juta habis di mesin judi, kini jumlah yang sama bisa menjadi modal membeli saham. 

Perlahan, topik obrolan warga bergeser, dari arisan dan harga sembako menjadi waktu terbaik untuk bertransaksi saham. Kampung ini menunjukkan investasi bukan hanya milik masyarakat perkotaan, tetapi juga bisa tumbuh dari desa.