Risiko Besar di Balik Merger US$82,7 Miliar Netflix–Warner Bros
- Akuisisi Netflix–Warner Bros Dinilai Ciptakan Monopsoni: Ancaman Baru bagi Kreator dan Masa Depan Industri HiburanJAKARTA — Di tengah gegap gempita industri st

Muhammad Imam Hatami
Author


JAKARTA, TRENASIA - Di tengah gegap gempita industri streaming global, pengumuman akuisisi Netflix terhadap Warner Bros. Discovery (WBD) senilai US$82,7 miliar menghadirkan beragam tanggapam.
Transaksi raksasa yang melibatkan konglomerat hiburan terbesar di dunia ini tidak hanya memicu perdebatan mengenai monopoli terhadap konsumen, tetapi juga kekhawatiran jauh lebih strategis, potensi terbentuknya monopsoni di hulu industri.
Jika monopoli berbicara tentang satu penjual yang menguasai pasar, maka monopsoni merupakan kondisi di mana hanya ada satu pembeli dominan.
Dalam konteks merger ini, pembeli yang dimaksud adalah perusahaan yang mengakuisisi konten dari kreator, studio eksternal, dan pekerja kreatif. Ketika pembeli tunggal memegang kekuatan besar, ia dapat menentukan harga, syarat produksi, dan arah industri hiburan secara keseluruhan.
“Satu Pembeli Mengendalikan Segalanya”
Konsep monopsoni mungkin tidak sepopuler monopoli dalam diskusi publik, tetapi dampaknya terhadap industri kreatif bisa sangat dalam. Banyak pihak, termasuk Writers Guild of America (WGA), telah memperingatkan bahwa merger ini menciptakan risiko konsentrasi kekuatan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
WGA menilai bahwa penyatuan Netflix, platform streaming terbesar dunia, dengan Warner Bros salah satu studio tertua dan paling berpengaruh di Hollywood dapat mengurangi ruang negosiasi bagi kreator, menekan harga lisensi, dan membatasi keberagaman produksi.
Baca juga : Aplikasi Saham AS Robinhood Ekspansi ke RI, Target Operasi 2026
“Jika hanya ada satu pembeli besar, maka seluruh negosiasi berubah. Kreator tidak lagi punya pilihan,” tulis WGA dalam pernyataannya, dikutip Senin, 8 Desember 2025.
Ketergantungan yang terlalu besar pada satu pembeli dapat membuat suara kreator melemah dan membuat proyek-proyek non-mainstream semakin sulit mendapatkan pendanaan.
Manfaat di Sisi Konsumen
Netflix berusaha meredam kekhawatiran dengan menjanjikan berbagai keuntungan bagi penonton, seperti bundel Netflix–HBO Max dengan harga lebih murah, pilihan konten yang jauh lebih luas, serta peningkatan kualitas teknologi dan algoritma rekomendasi.
Dari perspektif konsumen jangka pendek, merger ini tampak menjanjikan. Dua dunia besar, Netflix dengan keunggulan algoritmanya dan Warner Bros dengan katalog legendaris seperti Harry Potter, DC, dan Game of Thrones akan bersatu dalam satu ekosistem yang masif.
Namun sejumlah analis mengingatkan bahwa manfaat jangka pendek sering kali tidak mencerminkan dampak jangka panjang. Ketika persaingan berkurang, harga berlangganan dapat kembali naik, sementara keragaman konten dapat menurun karena perusahaan lebih memilih produksi aman dan menguntungkan.
Konten eksperimental, cerita minoritas, atau produksi independen bisa terpinggirkan jika dianggap tidak memenuhi standar profit tertentu.
Baca juga : Ide Patungan Beli Hutan Pandawara Group Bersambut 2 Influencer Beri Rp1,5 Miliar
Dampak merger ini merambat cepat ke hulu dan hilir industri hiburan. Di tingkat kreator dan studio independen, posisi tawar mereka berisiko jatuh karena berkurangnya pilihan distributor besar.
Para kreator yang sebelumnya bisa memilih antara beberapa pembeli besar seperti Netflix, Warner Bros, Disney+, dan Amazon kini menghadapi pasar yang lebih sempit.
Bagi pekerja dan serikat, konsolidasi besar biasanya diikuti efisiensi internal yang sering berarti pemotongan tenaga kerja serta penurunan standar upah.
Bagi bioskop, meski Netflix berjanji mempertahankan perilisan film Warner Bros di layar lebar, masih ada kekhawatiran bahwa strategi jangka panjang mungkin kembali memprioritaskan eksklusivitas streaming untuk memperkuat ekosistem digital.
Sementara bagi pesaing seperti Disney+, Amazon Prime, dan Apple TV+, merger ini meningkatkan tekanan dalam persaingan perebutan talenta dan hak konten global. Bagaimanapun, akuisisi Netflix–Warner Bros merupakan salah satu peristiwa paling monumental dalam sejarah industri hiburan modern.

Muhammad Imam Hatami
Editor
