Tren Global

Profil Dahlan Iskan : Dari Wartawan Pinggiran hingga Menteri BUMN

  • Nama Dahlan Iskan semakin dikenal setelah pada tahun 1982 ia dipercaya menjadi Pemimpin Redaksi Jawa Pos, yang saat itu telah dibeli oleh PT Grafiti Pers.
WhatsApp Image 2023-09-08 at 10.54.06.jpeg
Dahlan Iskan (Istimewa)

JAKARTA - Dahlan Iskan merupakan salah satu figur publik Indonesia yang dikenal karena perjalanan kariernya yang mentereng, mulai dari dunia jurnalistik hingga menduduki jabatan menteri. Ia lahir pada tanggal 17 Agustus 1951 di Magetan, Jawa Timur, dari keluarga sederhana di pedesaan. Perjalanan hidup Dahlan Iskan mencerminkan semangat pantang menyerah, ketekunan, dan inovasi.

Karier Dahlan bermula di dunia jurnalistik saat ia menjadi calon reporter di sebuah surat kabar kecil di Samarinda pada tahun 1975. Setahun kemudian, ia bergabung dengan Majalah TEMPO, di mana ia belajar banyak tentang jurnalisme investigatif dan objektivitas media. 

Namanya semakin dikenal setelah pada tahun 1982 ia dipercaya menjadi Pemimpin Redaksi Jawa Pos, yang saat itu telah dibeli oleh PT Grafiti Pers. Di tangan Dahlan, Jawa Pos berkembang pesat dan melahirkan Jawa Pos News Network (JPNN) yang terdiri dari 134 media dan 40 percetakan di seluruh Indonesia.

Tak hanya di media cetak, Dahlan juga mendirikan sejumlah stasiun TV lokal seperti JTV, Batam TV, dan Riau TV. Setelah tidak lagi menjabat di pemerintahan, ia meluncurkan Disway, media online dan cetak yang masih aktif hingga kini, dan sering ia gunakan sebagai saluran opini serta kritik terhadap isu-isu nasional.

Jabatan di Pemerintahan

Pada tahun 2009, Dahlan dipercaya menjabat sebagai Direktur Utama PLN. Ia meluncurkan berbagai program progresif, seperti “bebas byar pet” dan “sehari sejuta sambungan”, serta membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di pulau-pulau terpencil. 

Dua tahun kemudian, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menunjuknya sebagai Menteri BUMN. Selama masa jabatannya dari 2011 hingga 2014, Dahlan berfokus pada restrukturisasi aset dan efisiensi BUMN. 

Ia juga dikenal sebagai penggagas mobil listrik nasional dengan proyek Tucuxi, Selo, Arimbi, dan Gendhis. Namun, inisiatif ini sempat menuai kritik, terutama setelah kecelakaan mobil listrik Tucuxi di Tawangmangu pada tahun 2013.

Dari segi politik, Dahlan sempat menjadi peserta dalam Konvensi Capres Partai Demokrat pada 2014. Ia bahkan menempati peringkat teratas dalam hasil survei internal konvensi tersebut. Meski tak maju ke panggung pilpres, keikutsertaannya memperkuat citranya sebagai tokoh reformis yang disukai publik.

Kehidupan pribadinya juga menjadi inspirasi banyak orang. Ia dikenal aktif dalam organisasi Pelajar Islam Indonesia (PII) saat muda dan pernah menjalani transplantasi hati di China, yang kemudian ia tuangkan dalam buku berjudul Ganti Hati

Selain itu, ia menjadi direktur di dua perusahaan pembangkit listrik swasta serta komisaris di PT Fangbian Iskan Corporindo (FIC), perusahaan yang membangun sambungan komunikasi kabel laut sepanjang 4.300 km dari Surabaya ke Hong Kong.

Kasus Korupsi

Meski banyak prestasi, Dahlan juga sempat tersandung beberapa kasus hukum. Pada tahun 2015, ia menjadi tersangka dalam proyek pembangunan gardu induk PLN senilai Rp1,06 triliun. 

Namun, status tersangkanya gugur setelah memenangkan gugatan praperadilan. Ia juga sempat divonis dua tahun penjara dalam kasus pelepasan aset PT Panca Wira Usaha, namun kemudian bebas di tingkat banding dan kasasi jaksa ditolak oleh Mahkamah Agung. Di kasus lain, yakni terkait pengadaan 16 mobil listrik, ia kembali menjadi tersangka, namun gugatan praperadilannya ditolak pengadilan.

Tanggal 9 Juli 2025, Dahlan Iskan resmi ditetapkan sebagai tersangka oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jawa Timur dalam kasus dugaan pemalsuan dan penggelapan. Penetapan ini tercantum dalam surat perkembangan penyidikan ke-8 yang ditujukan kepada pelapor, Rudy Ahmad Syafei Harahap, tertanggal 7 Juli 2025. 

Hingga kini, Dahlan Iskan tetap menjadi tokoh publik yang aktif menyuarakan opini kritis, terutama terkait pengelolaan ekonomi nasional, BUMN, dan kebijakan pemerintah. Ia juga dikenal luas sebagai jurnalis senior dan pengusaha media yang berpengaruh.

Rincian Harta Kekayaan Dahlan Iskan (LHKPN 2014):

  • Total kekayaan: Sekitar Rp213 miliar
  • Tanah & bangunan: Rp22,5 miliar (Jakarta, Mojokerto, Surabaya)
  • Logam mulia & batu mulia: Rp1,3 miliar
  • Barang antik: Rp625 juta
  • Benda bergerak lainnya: Rp475 juta
  • Harta lainnya: Rp70 miliar
  • Surat berharga (versi 2010): Rp120 miliar
  • Giro & kas setara: Rp19,9 miliar
  • Utang: Sekitar Rp100 miliar