Tren Ekbis

Sasar Konsumen Mampu, Pertamax Green di Solo Justru Diburu Ojol

  • Segmen pasar yang ditargetkan untuk Pertamax Green 95 adalah konsumen kelas menengah ke atas, mengingat nilai oktan dan spesifikasi kendaraan yang sesuai. Namun, data lapangan menunjukkan fenomena menarik lantaran 60% penggunanya justru merupakan pengemudi ojek online (ojol).
IMG_20230724_153845.jpg
Pertamax Green 95 di SPBU Pertamina berkode 3112802 M.T Haryono, (TrenAsia/Debrinata)

SOLO, TRENASIA.ID—Antusiasme warga Kota Solo, Jawa Tengah terhadap kehadiran bahan bakar minyak (BBM) Pertamax Green 95 dinilai menggembirakan. Belum mencapai satu bulan sejak peluncurannya di salah satu SPBU di Solo, konsumsi BBM tersebut telah mencapai angka 8.000 liter atau setara 8 kiloliter.

Area Manager Communications, Relations, and CSR Pertamina Patra Niaga Jawa Bagian Tengah, Taufiq Kurniawan, menyampaikan saat ini baru ada satu SPBU di Solo yang memasarkan Pertamax Green 95. Lokasinya yakni di Pedaringan, Kecamatan Jebres.

Menurut dia, tingkat penyerapan pasar terhadap produk BBM yang mengandung campuran RON 92 dengan bioetanol sebesar 5% ini sangat menggembirakan. “Belum ada satu bulan penjualan, tapi sudah mencapai hasil yang memuaskan. Sudah ada sekitar 400 liter per hari dan secara konsumsi totalnya sudah mencapai 8.000 liter atau 8 kiloliter," kata Taufiq, dikutip dari Antara, Kamis, 21 Agustus 2025.

Sebagai informasi, harga Pertamax Green di Solo saat ini sebesar Rp13.250 per liter. Angka ini selisih Rp750 dari harga Pertamax yakni Rp12.500 per liter. Taufiq menjelaskan sebenarnya segmen pasar yang ditargetkan untuk Pertamax Green 95 adalah konsumen kelas menengah ke atas, mengingat nilai oktan dan spesifikasi kendaraan yang sesuai. 

Namun, data lapangan menunjukkan fenomena menarik lantaran 60% penggunanya justru merupakan pengemudi ojek online (ojol). "Faktanya, banyak pelaku usaha ekonomi, terutama pengemudi ojol, yang menggunakan Pertamax Green 95. Hal itu diketahui berdasarkan testimoni para pengemudi ojol yang mengakui (Pertamax Green 95) lebih irit dibanding pemakaian BBM sebelumnya,” ujar Taufiq.

Dia menjabarkan alasan mengapa Pertamax Green 95 lebih hemat dalam pemakaian. Secara teoritis, penggunaan oktan yang lebih tinggi dari spesifikasi kendaraan akan menghasilkan pembakaran yang lebih optimal di dalam mesin. “Kinerja mesin kendaraan menjadi lebih irit dengan pembuangan yang lebih sedikit dan ramah lingkungan,” jelasnya.

Melihat banyaknya pengemudi ojol yang beralih ke Pertamax Green 95, Taufiq optimistis konsumen lainnya akan tertarik menggunakan produk BBM ini. “Kalau para pengemudi ojol saja pakai, yang sangat memperhatikan keiritan BBM, apalagi kita konsumen yang kendaraan roda dua maupun roda empat. Diharapkan bisa juga berminat menggunakan BBM ini,” tuturnya. 

Tambah Gerai Lagi

Taufiq mengungkapkan Pertamina sedang merencanakan penambahan satu gerai penjualan Pertamax Green 95 lagi di kawasan Soloraya. Hal ini merespons tingginya antusiasme warga di SPBU Pedaringan.  

Meski demikian, pihaknya belum dapat mengumumkan lokasi SPBU yang dimaksud karena masih dalam fase uji coba pasar. "Menjajal di market yang ini sesuai atau tidak, kalangannya seperti apa, permukiman padat penduduk atau perumahan mewah sesuai atau tidak," terangnya. 

Taufiq memberikan contoh penempatan beberapa gerai penjualan Pertamax Green 95 di Semarang yang berlokasi di area permukiman elit, sedangkan di Yogyakarta beberapa ditempatkan di sekitar lingkungan pendidikan. "Di Solo karakternya berbeda. Itu semua dalam rangka tes market," katanya.

Namun demikian, menurut Taufiq, secara umum respons pasar menunjukkan tren yang baik dan positif. Untuk wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta, dia menyatakan dari rencana awal hanya membuka delapan gerai penjualan, jumlahnya akan bertambah menjadi 12 outlet hingga akhir tahun karena tingginya minat masyarakat. “Karena memang permintaannya luar biasa. Dari harga juga kompetitif.”

Direktur Operasional Perumda PAU Pedaringan, Solo, Suryo Baruno, menngatakan SPBU Pedaringan adalah milik Pemkot Solo dan sudah dipercaya melayani Pertamax Green sejak Juli 2025. Dia mengatakan bahan bioetanol di produk tersebut mendorong keawetan mesin serta keiritan penggunaan. “Kami sudah membuktikan sendiri di kendaraan operasional kami.”

 Suryo menilai Pertamax Green kini menjadi BBM alternatif dengan tren harian yang terus tumbuh. “Konsumennya pun variatif, ada yang roda dua maupun roda empat. Bisa dibilang masuk semua kalangan karena harga kompetitif,” tuturnya, 

Apa Itu Pertamax Green?

Pertamax Green 95 kali pertama diluncurkan pada tanggal 20 Juni 2023 sebagai campuran Pertamax dan nabati etanol yang berasal dari tanaman tebu. Pertamax Green 95 dihasilkan dengan penambahan nabati etanol dalam proses pengolahannya di kilang minyak. 

Pertamax Green 95 diklaim memiliki beberapa keunggulan lebih ramah lingkungan, mengurangi penggunaan fossil fuel, akselerasi yang lebih baik, telah teruji LEMIGAS, Sesuai Spesifikasi Worldwide Fuel Charter.

Baca Juga: Jenis RON BBM di Indonesia: Pengertian, Perbedaan, dan Pilihan Terbaik

Lebih ramah lingkungan karena mengurangi penggunaan fossil fuel. Penggunaan produk itu juga diklaim mendorong  akselerasi yang lebih baik dan mampu melindungi mesin. Pertamina menyebut Pertamax Green 95 merupakan salah satu upaya untuk transisi energi guna mewujudkan kemandirian energi Indonesia, di samping menurunkan karbon emisi.