Tren Ekbis

Riset Maverick: AI Lebih Percaya Earned Media Dibanding Promosi Brand

  • komunikasi yang sukses kini memerlukan pemahaman tentang bagaimana mempengaruhi influencer - yaitu sistem AI yang membentuk persepsi publik. Hal ini membuka peluang besar bagi para profesional PR yang memiliki pemahaman lebih mendalam terkait strategi earned media, menjaga konsistensi pesan dan membangun kredibilitas.
Ilustrasi pencarian informasi melalui AI (2).png
Ilustrasi pencarian informasi melalui AI. (OpenAI)

JAKARTA, TRENASIA.ID - Perilaku mencari informasi kini makin condong ke kecerdasan buatan (AI). Dampaknya terasa nyata: fenomena zero-click meningkat sehingga trafik ke situs eksternal menurun, baik secara global maupun di Indonesia. Menjawab perubahan ini, Maverick merilis white paper perdana tentang visibilitas di generative AI, dengan fokus pada industri perbankan Indonesia. Studi tersebut menganalisis 400+ prompt di enam platform AI—ChatGPT, Gemini, Perplexity, Copilot, Google AI Overview, dan Grok—selama Juli 2025. Hasil kuncinya: hampir 70% rujukan AI bersumber dari editorial media (earned media), bukan dari materi promosi brand.

“Pencarian berbasis AI telah berpotensi sebagai “influencer” paling berpengaruh dalam manajemen reputasi dan brand modern,” ujar Ong Hock Chuan, Founder Maverick melalui hasil riset yang diterima TrenAsia, dikutip Jumat, 29 Agustus 2025. 

Ia menambahkan, komunikasi yang sukses kini memerlukan pemahaman tentang bagaimana mempengaruhi influencer - yaitu sistem AI yang membentuk persepsi publik. Hal ini membuka peluang besar bagi para profesional PR yang memiliki pemahaman lebih mendalam terkait strategi earned media, menjaga konsistensi pesan dan membangun kredibilitas.

Mengapa AI “Memihak” Earned Media?

AI generatif dilatih untuk merangkum jawaban terpercaya secepat mungkin. Ketika sistem menilai sumber, ia cenderung memilih artik el editorial yang kredibel, terkini, dan konsisten—ciri khas earned media yang didapat lewat peliputan media, bukan iklan. Riset Maverick menemukan dua sinyal penting:

  • Hampir 70% rujukan AI berasal dari media editorial (earned), bukan konten promosi brand.
  • 71% sitasi AI merujuk ke artikel yang terbit dalam 12 bulan terakhir, menunjukkan preferensi AI pada sumber terbaru.

Implikasinya jelas: kalau visibilitas kamu di berita dan ulasan tepercaya kuat, peluang brand-mu muncul dalam jawaban AI juga makin tinggi—bahkan saat pengguna tidak mengklik ke situs mana pun (zero-click).

Sekilas Metodologi: Fokus Bank KBMI 3 & KBMI 4

White paper berjudul AI Visibility of Indonesian Banks 2025: A Study on Generative Research and Source Influence in Indonesia diluncurkan dalam acara The Comms Club Vol. 15: Your Bank’s AI Visibility and Why This Matters. Riset ini menilai lima pilar reputasi utama bank KBMI 4 dan KBMI 3:

  • Stabilitas keuangan
  • Kepatuhan & tata kelola
  • Keamanan data
  • Pengalaman & kepercayaan nasabah
  • Nilai & persepsi merek

Temuan lain yang relevan untuk tim PR dan pemasaran: AI jarang menghasilkan penilaian negatif; sebagian besar evaluasi cenderung netral hingga positif—selama bahan rujukan (earned media) yang tersedia kredibel dan mutakhir.

Earned Media Terbukti Jadi Rujukan AI

Perspektif dari pelaku industri memperkuat hasil riset. Dian Gemiano, Chief Marketing Officer Kompas Gramedia Group sekaligus Chairman Indonesia Digital Association (IDA), menegaskan preferensi AI terhadap earned media dari pengalaman langsung mereka.

Ketika pengguna meminta AI membandingkan merek mobil, baik dari segi harga maupun spesifikasi, jawabannya kerap merujuk pada artikel dari GridOto. Hal ini menunjukkan bahwa earned media terus memainkan peran efektif dalam membentuk informasi yang dijadikan rujukan oleh AI,” ujar Dian.

Zero-Click Naik, Trafik Organik Bisa Turun—Lalu Strateginya Apa?

Fenomena zero-click berarti pengguna mendapat jawaban langsung di antarmuka AI tanpa perlu membuka banyak tautan. Kalau brand hanya mengandalkan konten di situs sendiri atau iklan, visibilitasnya tidak otomatis ikut naik. Kuncinya adalah memenangkan “ruang rujukan” AI lewat jejak digital yang:

  • Kredibel di mata jurnalis dan publik (liputan media, opini pakar, data resmi).
  • Terus diperbarui sehingga memenuhi preferensi AI pada konten terbaru.
  • Konsisten dari sisi narasi merek agar model AI menangkap pesan yang sama di berbagai sumber.

Intinya: untuk muncul di jawaban AI, kamu perlu “menang” di mesin kurasi AI—dan itu ditempuh lewat strategi earned media yang rapi, bukan sekadar menambah bujet iklan.

Baca Juga: 7 Tips Praktis Manfaatkan AI di Smartphone untuk Bisnis Online yang Lebih Efisien

MavGEO: Cara Praktis Mengamankan Visibilitas AI

Melihat betapa cepatnya ekosistem AI berubah, Maverick memperkenalkan layanan Maverick Generative Engine Optimization (MavGEO) untuk membantu brand mengukur, mengelola, dan meningkatkan visibilitas mereka di AI—sekaligus bersikap proaktif terhadap potensi misinformasi.

“Untuk membantu mereka menavigasi lanskap baru ini, hari ini Maverick meluncurkan layanan Maverick Generative Engine Optimization (MavGEO), sebuah solusi inovatif untuk membantu klien menentukan serta meningkatkan visibilitasnya di AI, sekaligus mengambil langkah proaktif terhadap potensi misinformasi yang mungkin ditangkap AI. Algoritma pencarian AI memang akan terus berubah, tetapi satu hal sudah jelas: AI akan tetap hadir sebagai sumber informasi yang dianggap otoritatif. Dalam situasi seperti ini, berdiam diri saja tidak cukup,” kata Ong. “Disaat para kompetitor masih berdebat masalah efektivitas AI, mereka yang lebih cepat beradaptasi akan mengamankan visibilitas brand mereka di AI.”

Apa yang Perlu Dilakukan Brand (Panduan Singkat)

Tanpa bertele-tele, berikut langkah yang bisa langsung diadaptasi tim PR/marketing untuk GenAI visibility:

  • Audit jejak editorial: petakan coverage media, kualitas sitasi, dan konsistensi pesan pada lima pilar reputasi.
  • Perkuat kredensial sumber: rilis data, studi, white paper, dan komentar pakar agar media tertarik meliput (dan AI merujuk).
  • Optimalkan “AI-ready content”: ringkasan jelas, angka kunci, dan konteks yang mudah dipetik model AI.
  • Rutinkan pembaruan: karena 71% sitasi AI merujuk ke artikel ≤12 bulan, jadwalkan refresh narasi & data.
  • Kelola risiko misinformasi: pantau jawaban AI tentang brand; koreksi dengan fakta resmi melalui media terpercaya.

Kenapa Temuan Ini Penting untuk Gen Z & Milenial?

Bagi pembaca usia 18–35 tahun—baik pelaku UMKM, kreator, maupun profesional pemasaran—jawaban AI adalah “pintu pertama” informasi. Jika brand favoritmu mudah muncul di jawaban AI dengan rujukan dari media kredibel, kamu lebih cepat mendapat gambaran yang bisa dipercaya. Di sisi lain, kalau brand abai earned media, peluangnya tertinggal di percakapan digital—meski punya konten promosi yang gencar.

Penutup: Saatnya “Main di Lapangan” yang Dipercaya AI

Ruang temu antara media, teknologi AI, dan reputasi brand kini makin rapat. Kalau ingin tetap relevan di era zero-click, investasikan upaya pada earned media yang berkualitas, pembaruan berkala, dan narasi yang konsisten. Riset Maverick memperlihatkan peta jalannya—dan MavGEO menawarkan alatnya.