Pengangguran Muda Indonesia Tertinggi di Asia dan 3 Kali Lipat Rata-Rata Kawasan
- Bonus demografi Indonesia terancam. Tingkat pengangguran muda 17,3% menunjukkan pasar kerja belum optimal menyerap tenaga muda.

Muhammad Imam Hatami
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID - Lembaga jasa keuangan multinasional, Morgan Stanley melaporkan bahwa tingkat pengangguran muda berusia 15–24 tahun di Indonesia mencapai 17,3%, menjadikannya salah satu yang tertinggi di Asia.
Angka tersebut bahkan 2–3 kali lebih tinggi dibandingkan tingkat pengangguran umum di kawasan yang berkisar antara 2–7%, menunjukkan kesenjangan signifikan antara generasi muda dan populasi pekerja dewasa dalam akses terhadap pekerjaan layak.
"Dengan tingkat pengangguran pemuda sebesar 17,3%, Indonesia memiliki tingkat pengangguran pemuda yang sangat tinggi dibandingkan dengan ekonomi Asia lainnya," tulis Morgan Stanley dalam laporan yang dirilis, dikutip Rabu, 8 Oktober 2025.
Selama sepuluh tahun terakhir, sebanyak 59% pekerjaan baru di Indonesia tercipta di sektor informal, yang umumnya memberikan upah di bawah standar minimum.
Sementara itu, rasio investasi terhadap PDB mengalami penurunan dari 32% sebelum pandemi menjadi 29% pada 2025. Penurunan ini terjadi karena sentimen korporasi yang masih lemah serta ketidakpastian kebijakan pemerintah, yang pada akhirnya menekan laju penciptaan lapangan kerja formal.
"Latar belakang saat ini yang ditandai dengan sentimen korporasi yang lemah di tengah ketidakpastian kebijakan domestik menyarankan bahwa siklus belanja modal akan tetap lemah untuk waktu yang lebih lama, yang akan menimbulkan tekanan berkelanjutan pada penciptaan lapangan kerja," tambah laporan tersebut
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,28 juta orang (4,76%), meningkat sekitar 83.450 orang dibandingkan tahun sebelumnya.
Total angkatan kerja kini mencapai 153,05 juta orang. Kenaikan jumlah tersebut sebagian besar dipengaruhi oleh lulusan baru yang masuk ke pasar kerja serta ibu rumah tangga yang kembali bekerja setelah pandemi mereda.
Baca juga : Dari Konsolidasi ke Euforia Pasar: Kisah Panjang Saham CDIA Milik Prajogo
Indonesia memiliki penduduk terbesar di ASEAN, yakni sekitar 285 juta jiwa pada 2024, sehingga secara absolut jumlah penganggurannya juga menjadi yang tertinggi di kawasan.
Sebagai perbandingan, Filipina dengan jumlah penduduk 115,8 juta jiwa mencatat tingkat pengangguran 3,7%, sementara Vietnam yang memiliki 101 juta penduduk berhasil menekan tingkat penganggurannya hingga 2,24%.
Data ini menggambarkan bahwa meski memiliki bonus demografi besar, Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam mengoptimalkan tenaga kerja mudanya agar produktif dan terserap dalam pasar kerja formal.
Definisi Pengangguran
BPS memiliki klasifikasi khusus dalam mendefinisikan pengangguran berdasarkan kondisi dan aktivitas penduduk usia kerja. Pertama, kategori mencari pekerjaan mencakup penduduk yang secara aktif berupaya mendapatkan pekerjaan melalui berbagai cara, seperti melamar ke perusahaan, mengikuti bursa kerja, atau memanfaatkan jaringan pribadi.
Kedua, mempersiapkan usaha baru, yaitu penduduk yang sedang dalam tahap persiapan membuka usaha, misalnya mengurus izin, menyiapkan modal, atau menunggu bahan dan peralatan.
Ketiga, merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan, yakni mereka yang berhenti mencari pekerjaan karena sudah kehilangan harapan, merasa tidak memiliki kualifikasi yang sesuai, atau menghadapi kondisi sosial dan ekonomi yang menghalangi mereka untuk bekerja.
Keempat, kategori sudah diterima bekerja tetapi belum mulai, yaitu penduduk yang telah mendapatkan pekerjaan namun belum memulai kegiatan bekerja pada saat pencacahan dilakukan oleh BPS.
Klasifikasi ini membantu pemerintah memahami karakteristik pengangguran secara lebih mendalam agar kebijakan penyerapan tenaga kerja dapat lebih tepat sasaran.
BPS juga membedakan antara pengangguran terbuka dan pengangguran luas untuk memberikan gambaran yang lebih komprehensif mengenai kondisi pasar kerja nasional.
Pengangguran terbuka mengacu pada individu yang tidak memiliki pekerjaan dan sedang berusaha mencari kerja atau tengah mempersiapkan usaha baru.
Kategori ini menunjukkan tingkat pengangguran yang paling murni dan sering dijadikan indikator utama dalam laporan ekonomi nasional. Sementara itu, pengangguran luas mencakup pengangguran terbuka serta mereka yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu dan masih berupaya mencari pekerjaan tambahan atau bersedia menerima pekerjaan lain.
Kelompok ini dikenal juga sebagai setengah penganggur, yang menggambarkan kondisi di mana seseorang memiliki pekerjaan namun belum sepenuhnya termanfaatkan potensinya.
Baca juga : Makin Menggila, Harga Emas Entam Hampir Tembus Rp2,3 Juta Segram
Peringkat Pengangguran di ASEAN (Trading Economics, 2025)
- Indonesia: 4,76%
- Brunei Darussalam: 4,7%
- Filipina: 3,7%
- Malaysia: 3%
- Myanmar: 3%
- Vietnam: 2,24%
- Singapura: 2,1%
- Timor Leste: 1,6%
- Laos: 1,2%
- Thailand: 0,89%
- Kamboja: 0,27%

Amirudin Zuhri
Editor
