Melihat Ekspansi QRIS Lintas Negara
- Indonesia memperluas konektivitas QRIS lintas negara, memudahkan transaksi wisatawan dan UMKM. Ekspansi ke Malaysia, Thailand, Jepang hingga UEA menandai kesiapan memasuki era cashless global.

Muhammad Imam Hatami
Author


JAKARTA. TRENASIA.ID - Indonesia bergerak semakin cepat menuju ekosistem pembayaran digital yang terintegrasi secara global. Salah satu tonggak dalam perjalanan tersebut adalah pengembangan QRIS lintas negara, sebuah inovasi yang memungkinkan masyarakat melakukan transaksi antarnegara hanya dengan memindai kode QR, tidak lagi terbatas pada transaksi domestik.
Teknologi ini tidak hanya mempermudah pembayaran, tetapi juga menandai kesiapan Indonesia memasuki babak baru ekonomi digital yang semakin tanpa batas.
QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard), yang selama ini dikenal sebagai standar pembayaran digital nasional, kini berevolusi menjadi sistem lintas negara.
Dikutip Antara, Senin, 8 Desember 2025, sejak QRIS terhubung dengan Malaysia, data transaksi menunjukkan tren yang sangat menjanjikan. Sepanjang Januari hingga September 2025, inbound transaksi dari Malaysia ke Indonesia mencapai 3,4 juta transaksi dengan nilai Rp 775 miliar.
Sebaliknya, outbound dari Indonesia ke Malaysia mencatat lebih dari 516 ribu transaksi senilai Rp 178 miliar. Angka ini menggambarkan dua hal penting, pertama, wisatawan Malaysia kini semakin gemar berkunjung ke Indonesia.
Kedua, pelaku usaha Indonesia mulai merasakan manfaat menerima pembayaran digital dari wisatawan asing. Adopsi ini sekaligus memperlihatkan bagaimana digitalisasi dapat memperluas peluang UMKM di sektor pariwisata dan perdagangan ritel.
Baca juga : Pakar UGM Urai Penyebab Banjir Bandang Sumatera
Jejaring Internasional Makin Luas
Integrasi lintas negara tidak berhenti di Malaysia. Sejak 2023, Indonesia juga telah menyambungkan QRIS dengan Thailand, Singapura, dan Jepang.
Ekspansi selanjutnya bahkan lebih ambisius, Korea Selatan, Uni Emirat Arab (UEA), India, dan sejumlah negara lain masuk dalam daftar konektivitas yang sedang dipersiapkan.
Dengan langkah ini, Indonesia berpeluang menjadi hub fintech di kawasan ASEAN, pusat konektivitas pembayaran digital yang menghubungkan wisatawan, pebisnis, dan pelaku UMKM dari banyak negara.
Bagi wisatawan asing, hadirnya QRIS lintas negara menghilangkan kerumitan menukar uang tunai atau menggunakan kartu kredit asing yang sering dikenai biaya tambahan. Cukup memindai kode QR, transaksi berjalan dalam hitungan detik, dengan konversi nilai tukar otomatis.
Dampaknya lebih luas lagi, biaya transaksi menjadi lebih efisien, risiko keamanan lebih rendah karena cashless, dan proses pembayaran di destinasi wisata menjadi lebih sederhana.
Bagi pelaku usaha, terutama UMKM, kemudahan ini dapat meningkatkan peluang transaksi dari turis mancanegara dan memperkuat daya saing pasar lokal.
Baca juga : Aplikasi Saham AS Robinhood Ekspansi ke RI, Target Operasi 2026
Meski infrastrukturnya siap, adopsi di tingkat pedagang dan UMKM masih menjadi tantangan besar. Banyak pelaku usaha kecil yang belum memahami cara menerima pembayaran lintas negara atau belum terbiasa dengan transaksi digital.
Selain itu, literasi digital pedagang masih beragam, sehingga edukasi dan pendampingan menjadi kunci penting keberhasilan program ini.
Faktor lain seperti interoperabilitas antarnegara, kesiapan sistem perbankan, regulasi finansial, hingga keamanan data juga terus menjadi perhatian agar konektivitas lintas negara berjalan stabil dan terpercaya.
Peluncuran dan perluasan QRIS lintas negara sebenarnya lebih dari sekadar inovasi pembayaran. Ia merupakan simbol kesiapan Indonesia memasuki era cashless global, di mana transaksi harian, ekonomi pariwisata, dan bisnis lintas batas bergerak cepat dalam ekosistem digital.
Dengan memperkuat konektivitas dan memperluas jangkauan QRIS ke negara-negara kunci, Indonesia berpotensi semakin memperkokoh posisinya sebagai pemain utama dalam ekonomi digital regional.
