WhatsApp Image 2023-01-11 at 09.02.11.jpeg

<p>JAKARTA – Siapa sih yang bisa nolak promo di resto favorit atau cashback cuma dengan scan QRIS pakai dompet digital? Tanpa sadar, berbagai kemudahan transaksi ini bukan cuma bikin belanja makin cepat, tapi juga bikin dompet makin tipis diam-diam tapi konsisten.</p><p>Fenomena ini disebut oleh banyak perencana keuangan sebagai jebakan lifestyle banking .Dengan kata lain ketika promo, diskon, cicilan nol persen&nbsp; dari aplikasi bank dan e-wallet bikin kita terlalu nyaman belanja, bahkan di luar batas kemampuan.</p><p>“Promo-promo itu seperti ilusi. Kita merasa hemat, padahal sering beli barang yang sebenarnya nggak kita butuh-butuh amat,” kata Sinta (27), seorang pekerja kreatif kepada TrenAsia.id, Jumat, 27 Juni 2025. Dia mengaku sering lupa batas pengeluaran karena notifikasi flash sale dari bank digitalnya.</p><ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.id/read/kisah-sterilisasi-paksa-di-india-luka-lama-yang-masih-membekas">Kisah Sterilisasi Paksa di India, Luka Lama yang Masih Membekas</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.id/read/di-balik-gunung-rinjani-11-fakta-yang-perlu-kamu-ketahui">Di Balik Gunung Rinjani: 11 Fakta yang Perlu Kamu Ketahui</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.id/read/kementerian-pkp-gandeng-bank-mandiri-dan-bp-tapera-untuk-akselerasi-pembiayaan-hunian-bersubsidi">Kementerian PKP Gandeng Bank Mandiri dan BP Tapera untuk Akselerasi Pembiayaan Hunian Bersubsidi</a></li></ul><p>Sinta menyebut hampir semua transaksi kini bisa dilakukan lewat smartphone. Makan siang tinggal tap, tiket nonton bisa cicil 0%, belanja bulanan bisa pakai kode voucher dan cashback. Tapi efeknya, Sinta merasa uangnya “lenyap tanpa jejak”.</p><h2>Gaya Hidup Diskon = Konsumtif Terselubung?</h2><p>Alih-alih membantu mengatur keuangan,&nbsp; promo di lifestyle banking justru menciptakan budaya belanja yang reaktif. Misalnya, kamu belanja karena ada "voucher tinggal dua jam lagi", bukan karena kamu benar-benar butuh tapi buru-buru.</p><p>Salah satu karyawan startup yang baru sadar saldo tabungannya seret karena terlalu sering tergoda promo adalah Dimas (27). Dia mengaku banyaknya bentuk promo justru menjadi utang baru karena kemudahan dalam aksesnya. “Kalau dulu jebakan finansial itu utang. Sekarang, jebakannya adalah kemudahan bayar,” ungkap Dimas</p><h2>Tetap Pakai, Tapi Waspada</h2><p>Baik Dimas dan Sinta sepakat promo perbankan digital tentu nggak salah. Namun mereka memilih untuk sadar dan mengontrol pengeluaran tersebut agar tak menjadi masalah kedepannya.</p><p>Sinta mengakui masih sering checkout karena diskonnya sayang kalau dilewatkan. Dia mulai mengatasinya dengam detox digital wallet dan mulai pakai uang sesuai kebutuhan, bukan sesuai iklan.</p><h2>Tips Agar Tetap Waras di Tengah Godaan Diskon:</h2><ul><li>Pakai satu dompet digital untuk kebutuhan harian, jangan semuanya aktif.</li><li>Nonaktifkan notifikasi flash sale jika bikin impulsif.</li><li>Catat setiap pengeluaran, meski kecil. Bahkan cashback pun harus dianggap pemasukan, bukan “uang kaget”.</li><li>Jangan anggap promo = hemat. Hemat itu kalau kamu nggak beli, bukan beli murah.</li><li>Ingat: bukan semua promo itu rejeki. Kadang itu jebakan algoritma.</li></ul>

IMG_20240808_234928.jpg

Ilustrasi scan qr code, qris, bank digital

Siapa sih yang bisa nolak promo di resto favorit atau cashback cuma dengan scan QRIS pakai dompet digital? Tanpa sadar, berbagai kemudahan transaksi ini bukan cuma bikin belanja makin cepat, tapi juga bikin dompet makin tipis diam-diam tapi konsisten.

Jebakan Lifestyle Banking: Cashback, Diskon, dan Dompet yang Diam-diam Terkikis

Tren Ekbis