Tren Ekbis

Deretan Entitas dan Nama Beken di Balik IPO Superbank

  • Superbank, bank digital hasil transformasi Bank Fama, kini dikuasai konsorsium besar seperti Emtek, Grab, Singtel, dan KakaoBank. Berikut ulasan lengkap jajaran komisaris dan struktur pemegang sahamnya.
1443419_720.jpg
Gedung Superbank. (Antara/HO-Superbank)

JAKARTA, TRENASIA.ID - Setelah resmi bertransformasi menjadi bank digital dan segera melantai di Bursa Efek Indonesia, struktur kepemilikan PT Super Bank Indonesia Tbk (Superbank) menjadi perhatian publik. 

Bank yang sebelumnya dikenal sebagai PT Bank Fama International ini kini berada di bawah kendali konsorsium raksasa teknologi dan keuangan dari Indonesia, Singapura, hingga Korea Selatan. 

Kombinasi berbagai investor tersebut menghadirkan kekuatan modal, teknologi, dan ekosistem digital yang luas, yang menjadi fondasi ekspansi agresif Superbank dalam dunia perbankan digital.

Komisaris Superbank

Jajaran komisaris Superbank dihuni tokoh-tokoh berpengalaman dari sektor keuangan, teknologi, ekonomi, hingga sosial. Darmin Nasution menjabat sebagai Komisaris Utama dengan rekam jejak panjang sebagai mantan Gubernur Bank Indonesia dan eks Menko Perekonomian. 

Ia didampingi Eka Sastra sebagai Komisaris Independen, yang sebelumnya juga berpengalaman sebagai Komisaris Independen Bank Mandiri. Dari sisi teknologi, hadir Neneng Goenadi sebagai Komisaris, yang merupakan Country Managing Director Grab Indonesia dengan pengalaman panjang dalam transformasi bisnis. 

Sementara itu, putri mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Yenny Zannuba Wahid juga turut memperkuat dewan sebagai Komisaris Independen melalui latar belakangnya sebagai tokoh publik dan pegiat sosial serta Komisaris Independen Bukalapak. 

Struktur kepemilikan Superbank kini dijalankan oleh konsorsium pemegang saham utama dari berbagai sektor seperti teknologi, media, telekomunikasi, dan bank digital global. 

Konsorsium ini membentuk pilar fundamental yang menopang pertumbuhan Superbank sekaligus memberikan fondasi modal dan teknologi yang kuat dalam persaingan bank digital di Indonesia.

Emtek Group (PT Elang Media Visitama) – 31.11%

Emtek Group menjadi pemegang saham terbesar sekaligus pengendali utama Superbank. Sebagai konglomerasi media dan teknologi, Emtek dipimpin oleh Eddy Kusnadi Sariaatmadja yang menguasai sekitar 21–22% saham perusahaan. 

Emtek memiliki jaringan luas melalui SCTV, Indosiar, Vidio, Bukalapak, Nex Parabola, dan berbagai platform digital lainnya. Keterlibatan Emtek menjadi pintu masuk bagi Superbank untuk mengakses basis pengguna domestik yang besar serta memperkuat distribusi layanan digitalnya.

Grab - 19.16% dan 11.52%. 

Grab menjadi salah satu investor terbesar Superbank melalui dua entitas, yaitu PT Kudo Teknologi Indonesia yang memegang 19.16% dan A5-DB Holdings Pte. Ltd yang mengandalikan 11.52%. 

PT Kudo Teknologi Indonesia merupakan perusahaan yang telah diakuisisi Grab sejak 2017, sementara A5-DB Holdings adalah entitas investasi yang memiliki hubungan erat dengan ekosistem Grab. 

Keterlibatan Grab menghadirkan kekuatan super-app yang mencakup layanan transportasi, pengiriman, pembayaran, hingga marketplace, sehingga memungkinkan integrasi layanan Superbank yang lebih cepat dan mudah ke jutaan pengguna Grab di Indonesia.

GXS Bank Pte. Ltd. – 12%

GXS Bank merupakan bank digital berbasis di Singapura yang lahir dari kolaborasi antara Grab dan Singtel. Dengan kepemilikan dari Grab Holdings Inc. dan Singtel Telecommunications Ltd., GXS Bank membawa keahlian digital banking modern, termasuk analitik data, sistem keamanan, dan user experience. 

Baca juga : Jakarta Resmi Jadi Kota Terbesar di Dunia, Tokyo Turun ke Posisi Ketiga

KakaoBank Corp. – 9.95%

KakaoBank adalah bank digital terbesar dan paling sukses di Korea Selatan, yang berada di bawah naungan Kakao Corporation, pemilik aplikasi pesan populer KakaoTalk. 

Bergabungnya KakaoBank pada 2023 memberikan dampak signifikan terhadap penguatan sistem teknologi dan tata kelola digital Superbank, terutama dalam pengembangan model bisnis, keamanan transaksi, serta desain aplikasi yang lebih ramah pengguna.

Singtel Alpha Investment Pte. Ltd. – 8.46%

Singtel Alpha Investment merupakan bagian dari Singtel, perusahaan telekomunikasi terbesar di Singapura dengan kekuatan infrastruktur digital di berbagai negara Asia Pasifik. 

Melalui kepemilikan ini, Singtel memberikan kontribusi terhadap penguatan jaringan, keamanan digital, serta potensi integrasi layanan keuangan lintas negara bagi Superbank.

Mengapa Konsorsium Ini Unik?

Konsorsium yang mendukung Superbank tergolong unik karena berisi kombinasi yang jarang ditemukan pada bank digital di Indonesia. Superbank mendapatkan dukungan dari konglomerat lokal seperti Emtek, raksasa teknologi Asia Tenggara seperti Grab, operator telekomunikasi besar seperti Singtel, serta bank digital global seperti KakaoBank. 

Hal ini memberikan Superbank akses ekosistem pengguna yang sangat luas, modal kuat untuk ekspansi kredit, pengalaman teknologi kelas dunia, dan kemampuan operasional lintas negara. 

Struktur kepemilikan inilah yang membuat Superbank berbeda dari sebagian besar bank digital lainnya yang biasanya hanya didukung satu grup usaha.

Dengan komposisi investor yang kuat dan jajaran komisaris yang berpengalaman, Superbank berada pada posisi strategis untuk mempercepat inklusi keuangan digital di Indonesia. 

Fokusnya pada segmen ritel, UMKM, dan masyarakat underbanked diperkuat oleh dukungan ekosistem besar seperti Grab, OVO, dan Emtek Group, serta pengalaman bank digital regional seperti GXS dan KakaoBank. Dengan fondasi tersebut, Superbank menjadi salah satu pemain bank digital yang paling diperhitungkan dalam beberapa tahun ke depan.