Tren Ekbis

Bisa Pinjam Modal Sampai Rp3 M, Ini Perbandingan Bunga Koperasi Merah Putih dan Paylater

  • Generasi muda sekarang, khususnya yang bergerak di UMKM dan ekonomi kreatif, sering mencari modal dengan cara cepat. Sayangnya, banyak yang terjebak bunga tinggi karena mengandalkan PayLater yang pada umumnya seharusnya digunakan untuk pinjaman konsumtif.
Ilustrasi perbandingan bunga koperasi merah putih dan paylater
Ilustrasi perbandingan bunga koperasi merah putih dan paylater. (OpenAI)

JAKARTA, TRENASIA.ID - Mulai Juli 2025, pemerintah meluncurkan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP/KKMP) di seluruh Indonesia. Program ini dirancang untuk membantu UMKM dan perajin lokal mengakses modal usaha dengan bunga pinjaman yang sangat rendah.

Berlokasi di setiap desa dan kelurahan, koperasi ini menawarkan plafon pinjaman hingga Rp3 miliar dengan tenor panjang—bahkan sampai 10 tahun untuk investasi. Dukungan modalnya berasal dari skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) bank-bank Himbara seperti BNI dan Mandiri, yang sudah dikenal punya bunga ramah di kantong.

Kalau kamu anak muda yang punya usaha kreatif, ingin memulai bisnis, atau sekadar penasaran cara pintar mengelola keuangan, program ini bisa jadi game-changer.

Apa Itu Koperasi Merah Putih?

Koperasi Merah Putih adalah badan usaha bersama di tingkat desa/kelurahan yang mengusung semangat gotong royong dan inklusi keuangan.

Diluncurkan Juli 2025, koperasi ini bukan hanya tempat simpan pinjam, tapi juga pusat pemberdayaan ekonomi lokal. Konsepnya: warga jadi anggota sekaligus pemilik, sehingga keuntungan kembali ke komunitas.

Modal dan Dukungan

Plafon pinjaman: hingga Rp3 miliar

Tenor:

  • Modal kerja: sampai 6 tahun
  • Investasi: sampai 10 tahun

Bunga:

  • Sekitar 6% per tahun menurut laporan resmi
  • Bisa lebih rendah, 3% per tahun lewat KUR BNI atau Mandiri

Dengan bunga tahunan ini, beban cicilan jadi sangat ringan jika dibandingkan dengan layanan pembiayaan konsumtif.

Gimana dengan Bunga Layanan PayLater di Indonesia?

Buat perbandingan, ini dia gambaran bunga dan biaya layanan beberapa PayLater populer di Indonesia:

PlatformBunga / BiayaCatatan Penting
Shopee PayLater~2,95% per bulanSering ada promo menarik
Kredivo0% (30 hari); 2,6–3%/bulanBebas bunga kalau bayar cepat
Lazada PayLater0% (30 hari); ~2,95%/bulanMirip Shopee, promo lumayan sering
OVO PayLater~5% per bulanFleksibel di banyak merchant
PayLater Umum2,5–4,8% per bulanBanyak ditemukan di fintech
PayLater BCA0% (1 bulan), 0,75% (3 bulan), 1,49% (6–12 bulan)Promo April–Sep 2025
Livin’ PayLater1,5% per bulan; denda 4% per bulanBank Mandiri

Kalau dihitung tahunan, bunga PayLater bisa tembus 30–60% per tahun, jauh di atas bunga Koperasi Merah Putih.

Baca Juga: ‘Hentikan Labelisasi Negatif pada Koperasi’

Perbandingan Singkat: Koperasi vs PayLater

1. Bunga Efektif

  • Koperasi Merah Putih: 3–6% per tahun → setara 0,25–0,5% per bulan
  • PayLater: 2,6–5% per bulan → 30–60% per tahun

2. Tenor & Plafon

  • Koperasi: Tenor panjang (6–10 tahun), plafon hingga Rp3 miliar
  • PayLater: Tenor pendek (30 hari–12 bulan), plafon relatif kecil (umumnya jutaan rupiah)

3. Tujuan Penggunaan

  • Koperasi: Modal usaha, investasi produktif, pemberdayaan komunitas
  • PayLater: Konsumsi harian, cicilan barang online, kebutuhan mendesak

Kenapa Ini Relevan untuk Anak Muda?

Generasi muda sekarang, khususnya yang bergerak di UMKM dan ekonomi kreatif, sering mencari modal dengan cara cepat. Sayangnya, banyak yang terjebak bunga tinggi karena mengandalkan PayLater yang pada umumnya seharusnya digunakan untuk pinjaman konsumtif. 

Dengan Koperasi Merah Putih, modal bisa diakses dengan bunga rendah, plafon besar, dan tenor panjang, sehingga usaha punya waktu berkembang sebelum harus membayar lunas.

Selain itu, ikut koperasi berarti ikut membangun ekonomi desa dan membuka lapangan kerja. Jadi, manfaatnya bukan cuma buat diri sendiri, tapi juga buat komunitas.

Kesimpulan: Pilihan Bijak Ada di Tangan Kamu

Kalau tujuanmu membangun usaha jangka panjang, Koperasi Merah Putih jelas lebih bersahabat dibanding PayLater. Bedanya ibarat membeli bibit untuk kebun sendiri versus menyewa bunga potong yang cepat layu.

Program ini menggabungkan modal besar, bunga ringan, dan nilai gotong royong—sesuatu yang jarang ditemukan di layanan keuangan modern.

Tips: Pantau terus informasi dari koperasi di desa/kelurahanmu. Bisa jadi, peluang membangun bisnis impianmu dimulai dari sini.