7 Daerah dengan Lahan Perkebunan Tembakau Terluas di Indonesia
- Tembakau masih jadi komoditas penting. Inilah 7 wilayah dengan lahan perkebunan terluas di Indonesia beserta kontribusinya.

Debrinata Rizky
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID – Tembakau masih menjadi salah satu komoditas perkebunan penting di Indonesia. Selain menopang kehidupan jutaan petani, komoditas ini juga menyumbang penerimaan signifikan bagi negara melalui cukai.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024, luas lahan tembakau nasional tercatat lebih dari 249,5 ribu hektare. Sentra terbesar berada di Jawa Timur dengan 144,56 ribu hektare, disusul Jawa Tengah 50,04 ribu hektare, serta Nusa Tenggara Barat (NTB) 39,31 ribu hektare. Adapun provinsi lain dengan lahan lebih kecil antara lain Jawa Barat 8,97 ribu hektare, Sulawesi Selatan 2,41 ribu hektare, Aceh 2,31 ribu hektare, dan Sumatera Utara 1,91 ribu hektare.
Tahun 2024 menjadi momen penting bagi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) dalam menjalankan perannya sebagai revenue collector. Di tengah tantangan ekonomi global dan domestik, Bea Cukai tetap berhasil mengoptimalkan penerimaan negara, di mana sektor hasil tembakau memegang peranan dominan.
Penerimaan Cukai Hasil Tembakau (CHT) tercatat mencapai Rp216,9 triliun pada 2024, atau sekitar 95% dari total penerimaan cukai Rp226,4 triliun. Angka tersebut sekaligus menjadi kontributor utama terhadap penerimaan bea dan cukai nasional yang mencapai Rp300,2 triliun.
“Adapun penerimaan cukai terdiri dari hasil tembakau sebesar Rp216,9 triliun, minuman mengandung etil alkohol (MMEA) Rp9,2 triliun, dan etil alkohol (EA) sebesar Rp141,1 miliar,” tulis keterangan resmi Direktorat Jenderal Pajak Kemenkeu, Senin, 18 Agustus 2025.
Kinerja penerimaan cukai pada 2024 mengalami dinamika. Pada kuartal I, penerimaan sempat turun akibat menurunnya produksi hasil tembakau pada akhir 2023 yang menjadi basis pembayaran awal tahun.
Namun, kondisi berbalik pada kuartal II seiring meningkatnya produksi dari golongan II dan III yang tarif cukainya lebih rendah, membuat tarif efektif CHT tumbuh moderat. Kuartal III kembali mencatat pertumbuhan meski produksi turun, dan pada kuartal IV pertumbuhan tetap terjadi karena tarif efektif CHT meningkat lebih tinggi dibanding kuartal sebelumnya.
Di balik kontribusi besar tembakau terhadap fiskal negara, muncul dilema yang terus menjadi perdebatan. Tingginya konsumsi rokok berimplikasi pada beban kesehatan masyarakat yang semakin besar. Sementara itu, lahan tembakau tetap menjadi sumber penghidupan utama bagi petani di berbagai daerah, khususnya di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan NTB.
Kondisi ini menempatkan pemerintah pada posisi sulit: di satu sisi harus menjaga penerimaan negara, namun di sisi lain dituntut mengendalikan konsumsi tembakau demi kesehatan publik.
Luas Lahan Tembakau Nasional 2024
Jawa Timur: 144,56 ribu hektare
Jawa Tengah: 50,04 ribu hektare
Nusa Tenggara Barat (NTB): 39,31 ribu hektare
Jawa Barat: 8,97 ribu hektare
Sulawesi Selatan: 2,41 ribu hektare
Aceh: 2,31 ribu hektare
Sumatera Utara: 1,91 ribu hektare

Debrinata Rizky
Editor
