Industri

Perbaiki Kinerja Nyungsep Kuartal I-2021, KAI Bakal Jagokan Bisnis Angkutan Barang

  • PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI membukukan kinerja keuangan yang merosot tajam pada kuartal I-2021. Perseroan mencatatkan rugi bersih Rp303,4 miliar pada tiga bulan pertama 2021.

<p>Logo baru PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI / Kai.id</p>

Logo baru PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI / Kai.id

(TrenAsia)

JAKARTA – PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI membukukan kinerja keuangan yang merosot tajam pada kuartal I-2021. Perseroan mencatatkan rugi bersih Rp303,4 miliar pada tiga bulan pertama 2021.

Kondisi itu berbanding terbalik dengan kuartal I-2020 di mana KAI berhasil menorehkan laba bersih Rp281,9 miliar. Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro yang semakin meluas membuat pendapatan perseroan merosot tajam pada kuartal I-2021. 

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan dari PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Pendapatan KAI susut 32% year on year (yoy) dari Rp5,23 triliun pada kuartal I-2020 menjadi Rp3,30 triliun pada kuartal I-2021.

Dari segmen angkutan penumpang, kelas ekonomi paling mengalami penurunan dari Rp1,07 triliun pada kuartal I-2020 menjadi Rp275,48 miliar pada kuartal I-2021.

Sementara itu, kontribusi segmen kelas bisnis juga menurun tajam, yakni menjadi Rp6,26 miliar dari sebelumnya Rp79,556 miliar pada kuartal I-2020.

Sementara pendapatan kelas eksekutif menukik dari Rp766 miliar pada kuartal I-2020 menjadi Rp158,99 miliar pada kuartal I-2020. 

Kendati demikian, pendapatan angkutan barang cenderung stabil dengan hanya turun tipis. Total pendapatan angkutan terpeleset dari Rp1,74 triliun pada kuartal I-2020 menjadi Rp1,54 triliun pada kuartal I-2021.

Stabilnya pendapatan angkutan barang membuat perseroan mengerahkan segmen tersebut untuk memperbaiki kinerja pada tahun ini. KAI pun meluncurkan perjalanan kereta barang atau peti kemas dari Jakarta-Surabaya.

Kerata barang itu memiliki 10 rangkaian gerbong dengan kapasitas hingga 20 twenty foot unit equivalent (TEUs) dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya menuju Statsiun Pasoso, Jakarta.

Dalam menggenjot arus peti kemas, KAI telah menandatangani nota kesepahaman dengan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) atau Pelindo III.

“Dengan diaktifkannya kembali pengoperasian angkutan logistik kereta api dari dan menuju terminal petikemas ini dapat memberikan nilai lebih untuk industri logistik dan kepelabuhanan nasional sebagai value creator dan membuat lebih kompetitif,” kata Direktur Utama (Dirut) KAI Didiek Hartantyo dalam keterangan tertulis yang diterima Trenasia.com, Jumat, 4 Juni 2021.

Jalur kereta barang ini tercatat terakhir kali aktif pada 30 Maret 2016 silam. Meningkatnya arus peti kemas dan perdagangan internasional yang semakin ramai dinilai Didiek dapat menjadi angin segar bagi perseroan dan industri logistik nasional.

“Kami berharap semangat sinergi, kolaborasi, dan konektivitas yang terintegrasi ini dapat sustain untuk membangun value added bagi industri logistik dengan cara lebih efisien. Sehingga biaya logistik nasional yang masih sekitar 23-26% secara nasional dapat mendekati negara-negara maju antara 8-12%,” ucap Didiek

Didiek pun menyebut kerja sama ini bisa memperbaiki kondisi keuangan. Meski merugi, kinerja keuangan KAI tidak sepenuhnya jongkok pada kuartal I-2021.

Perseroan masih berhasil menumbuhkan total aset hanya dalam waktu tiga bulan saja. Total aset perseroan merangkak dari Rp53,20 triliun pada akhir 2020 menjadi Rp53,78 triliun pada kuartal I-2021.

Liabilitas perseroan stabil dengan hanya naik tipis dari Rp36,16 triliun pada akhir 2020 menjadi Rp37,07 triliun pada kuartal I-2021. Begitu pun ekuitas yang berada di posisi Rp53,78 triliun pada kuartal I-2021 atau naik tipis dibandingkan akhir 2020 yang sebesar Rp53,20 triliun. (RCS)