Industri

Mundur dari Target, Proyek Lapangan Merakes Senilai US$1,3 Miliar Resmi Beroperasi

  • JAKARTA – Setelah tertunda akibat pandemi, proyek pengembangan Lapangan Merakes di Wialyah Kerja (WK) Sepinggan senilai US$1,3 miliar atau setara Rp18,7 triliun (asumsi kurs Rp14.400 per dolar Amerika Serikat) resmi beroperasi. Proyek tersebut diresmikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif pada hari ini, Selasa, 8 Juni 2021. Arifin mengungkapkan, pengembangan Lapangan […]

<p>Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif saat hadir dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR di komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 2 Juni 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif saat hadir dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR di komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 2 Juni 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia

(Istimewa)

JAKARTA – Setelah tertunda akibat pandemi, proyek pengembangan Lapangan Merakes di Wialyah Kerja (WK) Sepinggan senilai US$1,3 miliar atau setara Rp18,7 triliun (asumsi kurs Rp14.400 per dolar Amerika Serikat) resmi beroperasi.

Proyek tersebut diresmikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif pada hari ini, Selasa, 8 Juni 2021.

Arifin mengungkapkan, pengembangan Lapangan Merakes merupakan komitmen pemerintah dalam meningkatkan produksi gas bumi nasional. Selain itu, investasi minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia dinilai tetap terjaga.

“Produksi dari lapangan ini bisa berkontribusi pada perpanjangan umur operasi kilang LNG Bontang, yang memasok gas ke pasar domestik maupun ekspor,” ungkapnya dalam keterangan resmi.

Menurutnya, pemanfaatan gas dari lapangan Merakes dan Jangkrik dapat disalurkan melalui pipa gas untuk kebutuhan dalam negeri sebesar 117 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD) pada 2022 – 2025.

Diketahui, proyek ini terletak di lapangan gas laut dalam di lepas pantai Kutei Basin, dengan kedalaman air kurang lebih 1500 m. Target total Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang ditetapkan pada proyek ini sebesar 31,72%.

Pendapatan pemerintah pun diprediksi akan bertambah sebesar US$1,6 miliar sehingga bisa membantu pemenuhan pasokan kebutuhan gas pipa di Kalimantan Timur, termasuk ekspor dan impor.

Lapangan Merakes sendiri dioperasikan oleh Eni East Sepinggan Limited (65%) yang bekerja sama dengan PT Pertamina Hulu Energi East Sepinggan (15%) dan Neptune Energi East Sepinggan B.V (20%).

Masa Produksi 20 Tahun

Dirancang untuk masa produksi 20 tahun, gas yang dihasilkan dari sumur bawah laut dalam Merakes akan dikumpulkan di manifold bawah laut dan diekspor melalui pipa bawah laut.

Tujuan ekspornya ke Floating Production Unit (FPU) Jangkrik yang terletak sekitar 45 km dari manifold Merakes. Selanjutnya, gas lapangan Merakes akan diproses di Jangkrik FPU dan diekspor ke Onshore Receiving Facility (ORF) di Senipah.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Migas Dwi Dwi Soetjipto melaporkan, first gas proyek ini baru bisa dimulai pada 27 April 2021. Padahal, rencananya proyek ini bisa on stream pada kuartal III-2020.

On stream lapangan merakes di tengah masa pandemi merupakan sebuah pencapaian yang luar biasa,” kata dia.

Adapun jumlah cadangan, produksi migas, dan optimalisasi pemanfaatan gas bumi untuk kebutuhan domestik saat ini tercatat sebesar 63,9%.

Gas bumi ditargetkan akan memberi kontribusi sebesar 22% pada bauran energi nasional pada 2025. Sementara itu, realisasi pada tahun tahun lalu sebesar 19,36%.

Diungkapkan, sejumlah tantangan yang harus dihadapi dalam mencapai target tersebut, meliputi penurunan produksi migas, tidak ada temuan cadangan besar baru, dan minimnya eksplorasi yang berdampak pada temuan cadangan.