Industri

Karyawan Mal Bersyukur Masih Bisa Bekerja & Gajian

  • “Walaupun penjualan sulit, setidaknya kami masih dapat penghasilan. Masih terima gaji dan memberi makan keluarga. Ini yang kami syukuri,” ujar seorang karyawan DAMN! I Love Indonesia di Jakarta.

<p>Gerai Damn! I Love Indonesia di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta. / Facebook @damniloveindonesia</p>

Gerai Damn! I Love Indonesia di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta. / Facebook @damniloveindonesia

(Istimewa)

Penutupan sejumlah mal akibat pandemi virus Corona (COVID-19) di Jakarta dan sekitarnya menyisakan banyak cerita. Berhentinya mal juga menimbulkan dampak, aktivitas penjualan para tenant ikut ditutup. Kendati ditutup dan turunnya penjualan, bagi sebagian tenant yang masih beroperasi, hal itu menjadi sebuah harapan yang mereka syukuri.

“Walaupun penjualan sulit, setidaknya kami masih dapat penghasilan. Masih terima gaji dan memberi makan keluarga. Ini yang kami syukuri,” ujar seorang karyawan DAMN! I Love Indonesia di sebuah mal di Jakarta Barat, Kamis, 9 April 2020.

Ia menuturkan, pembayaran gaji hanya diberikan jika karyawan masuk kerja dan toko beroperasi. Jika toko terpaksa tutup tentu tidak ada penghasilan yang dibawa pulang.

“Kami memahami situasi ini. Semoga wabah Corona ini segera berlalu,” ujar pegawai perusahaan pakaian milik selebritas Daniel Mananta itu.

Sarah, pegawai sebuah restoran di mal yang sama mengatakan, sebagian besar penjualan restorannya dilakukan melalui pesan antar. Baik melalui layanan ojek online seperti GoFood maupun Grabfood.

Cara penjualan seperti itu membuat interaksi dengan pembeli terbatas, seperti yang telah menjadi anjuran pemerintah dalam protokol pencegahan dan penanganan COVID 19.

Permintaan Besar

Keberadaan mal yang terhubung dekat dengan hunian membuat permintaan konsumen tetap besar. Adanya kebutuhan itu pula yang membuat tenant makanan memilih untuk tetap berjualan meskipun pengunjung mal dan pekerja kantor tak banyak yang datang.

“Kami bisa berjualan saja sudah untung. Tidak bisa dibayangkan jika semua tutup berbulan-bulan. Dari mana kami bisa hidup?” tuturnya.

Meliwati, salah seorang pengelola restoran juga mengaku bersyukur karena masih bisa berjualan. Apalagi ia mendengar banyak restoran di beberapa mal yang sudah tutup tidak lagi bisa memperoleh pemasukan, sehingga berakibat buruk terhadap nasib pegawainya.

“Walaupun penjualan terbatas, masih ada pemasukan. Kita kan punya karyawan dan keluarga. Di tengah situasi serba sulit ini kami tetap berusaha yang terbaik,” ujarnya secara terpisah.

Menurut Meli, jika mal akhirnya di tutup sudah pasti beban berat akan menjadi tanggungannya. Apalagi kondisi ekonomi juga terus memburuk karena semua kegiatan bisnis nyaris terhenti.

“Konsumen sebenarnya tetap ada. Apalagi layanan ojol juga tetap beroperasi. Tapi jika malnya tutup dan kami juga harus tutup, enggak tahu lagi akan gimana untuk bayar karyawan,” ungkapnya.

Praktis dengan berhentinya penjualan tenant makanan di mal, permintaan konsumen melalui pesan antar dari ojol juga akan terhenti.

Hal senada disampaikan karyawan Starbuck di Plaza Indonesia Danni Ismail. Menurut dia, dirinya juga turut bersyukur masih dapat gaji seperti biasa, kendati pendapatan perusahaan sedang anjlok ketika masa pandemi COVID-19. Bahkan, dia mengakui, omzet perusahaannya turun bisa sampai 90%.

“Toko tetap buka walaupun pendapatan turun drastis. Alhamdulillah gaji juga masih tetap lancar. Semoga situasi sulit ini segera berlalu,” harapnya.

Pemerintah DKI Jakarta diketahui akhirnya akan mulai menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam menghadapi penyebaran virus corona. Dampak penerapan PSBB ini kegiatan mal praktis tutup. Kecuali yang melayani aktivitas penjualan kebutuhan pokok dan kesehatan seperti supermarket dan apotek.

“DKI Jakarta akan melaksanakan PSBB sebagaimana digariskan oleh keputusan menteri, efektif mulai hari Jumat, tanggal 10 April 2020, ” ujar Anies Baswedan dalam jumpa pers di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Selasa malam, 7 April 2020.