Industri

Alhamdulillah Tangguh! Tahun Pandemi, Volume Transaksi Saham Syariah RI Melesat 57 Persen

  • Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan volume transaksi saham syariah di Indonesia melonjak hingga 57% year-on-year (Yoy) dari 3,9 miliar saham tahun lalu menjadi 6,2 miliar saham pada 2020.

<p>Logo pasar modal syariah / Ekonomisyariah.org</p>

Logo pasar modal syariah / Ekonomisyariah.org

(Istimewa)

JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan volume transaksi saham syariah di Indonesia melonjak hingga 57% year-on-year (Yoy) dari 3,9 miliar saham tahun lalu menjadi 6,2 miliar saham pada 2020.

Sementara itu, jumlah transaksi saham syariah pada semester I-2020 turut mengalami peningkatan sebesar 26% dari 501.000 transaksi, menjadi 633.000 transaksi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Dia mengatakan, per September 2020, total aset keuangan syariah mencapai Rp1.710,16 triliun atau US$14,64 miliar dengan market share 9,69%. Angka ini belum termasuk saham syariah.

Secara rinci, aset keuangan syariah itu meliputi aset perbankan syariah sebesar Rp575,85 triliun, industri keuangan bukan bank syariah Rp111,44 triliun, dan pasar modal syariah Rp1.022,87 triliun.

Menariknya, kata Ani, kinerja perbankan syariah justru cenderung stabil dan tumbuh lebih tinggi dibandingkan perbankan konvensional. Hal ini terjadi di tengah intermediasi perbankan nasional yang cenderung mengalami penurunan.

“Ini merupakan suasana yang sering terjadi saat terjadi kriris, seperti pada tahun 2008 tahun lalu,” ujarnya dalam diskusi daring yang diselenggarakan oleh Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) di Jakarta, Selasa 29 Desember 2020.

Lebih lanjut, Ani menjelaskan, dari sisi aset, hingga September 2020 aset perbankan syariah tumbuh 10,97%. Angka tersebut di atas perbankan konvensional yang hanya naik 7,77%.

Sedangkan, Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan syariah turut mengalami pertumbuhan sebesar 11,65% atau berada tipis di atas DPK perbankan konvensional yang tumbuh 11,49%.

Yang juga mengejutkan, penyaluran kredit perbankan syariah sanggup tumbuh hingga 9,42% di tahun pandemi ini. Angka ini jauh meninggalkan capaian kredit perbankan konvensional yang hanya mampu tumbuh 0,55%.

“Artinya, industri perbankan syariah memiliki posisi yang cukup stabil dan memiliki loyalitas seluruh ekosistemnya,” tutur mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut.

Oleh sebab itu, ia menilai bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam perkembangan keuangan syariah. Mengingat, Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. (SKO)