Nasional

Lengkap! Ini 12 Kerja Sama Strategis Indonesia dan China, dari Durian sampai Kesehatan

  • Kesepakatan ini mencerminkan penguatan hubungan bilateral kedua negara, yang meliputi sektor industri, pariwisata, ekonomi, kesehatan, hingga keuangan.
1646WhatsApp_Image_2025-05-25_at_2.30.22_PM.jpeg
Prabowo dan PM China menyaksikan penandatanganan kerjasama strategis kedua negara (Sekretariat Negara)

JAKARTA - Indonesia dan Republik Rakyat China (RRC) resmi menandatangani 12 nota kesepahaman (MoU) strategis dalam berbagai sektor penting. Penandatanganan tersebut berlangsung di Istana Merdeka, Jakarta, pada Minggu, 25 Mei 2025, dan disaksikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dan Perdana Menteri China Li Qiang.

Kesepakatan ini mencerminkan penguatan hubungan bilateral kedua negara, yang meliputi sektor industri, pariwisata, ekonomi, kesehatan, hingga keuangan. Salah satu kerja sama utama yang disepakati adalah MoU antara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI dan Kementerian Perdagangan RRC yang menitikberatkan pada penguatan industri dan rantai pasok. 

Selain itu, disepakati pula kerja sama trilateral antara Indonesia, China, dan Pemerintah Provinsi Fujian untuk proyek Two Countries Twin Parks, kawasan industri terintegrasi lintas negara.

Di bidang keuangan, Bank Indonesia dan People’s Bank of China menyepakati kerangka kerja Local Currency Transaction (LCT) guna mendorong transaksi bilateral menggunakan mata uang lokal. 

Di sisi lain, Dewan Ekonomi Nasional RI juga menandatangani kerja sama dengan Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China dalam hal kebijakan pembangunan ekonomi kedua negara.

Sektor pariwisata dan pertanian turut menjadi fokus, dengan penandatanganan MoU antara Kementerian Pariwisata RI dan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RRC, serta protokol ekspor durian beku dari Indonesia ke pasar China. 

Di sektor kesehatan, dua nota kesepahaman diteken antara Kementerian Kesehatan RI dan mitra kesehatan dari China, mencakup kerja sama pengobatan tradisional Tiongkok dan penanggulangan TBC.

Sementara itu, kerja sama juga diperluas ke bidang media, dengan kolaborasi antara Kantor Berita ANTARA, China Media Group, dan Xinhua News Agency dalam bidang pertukaran informasi dan pemberitaan. 

Terakhir, sektor investasi dan perdagangan turut diperkuat melalui kerja sama antara Danantara dengan China Investment Corporation, serta penguatan hubungan antara Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia dan Kamar Dagang China di Indonesia.

Penandatanganan deretan MoU ini dinilai sebagai langkah konkret memperdalam kemitraan strategis Indonesia dan China di tengah tantangan global, serta memperluas potensi kerja sama yang saling menguntungkan di masa depan.

Besaran Investasi China di Indonesia

Berdasarkan data resmi dari Kementerian Investasi/BKPM, total investasi yang masuk dari China ke Indonesia sepanjang periode 2019 hingga  2024 mencapai US$ 30,2 miliar, tersebar dalam 21.022 proyek. 

Angka ini menempatkan China sebagai salah satu pemain utama dalam perekonomian Indonesia, sekaligus menjadikannya sebagai salah satu dari lima besar negara investor asing. Pada tahun 2023, China bahkan tercatat sebagai investor asing terbesar kedua, hanya berada di bawah Singapura.

Investasi dari China memberikan kontribusi penting dalam peningkatan kapasitas industri dan infrastruktur Indonesia, terutama melalui dorongan pada sektor hilirisasi dan pengembangan industri bernilai tambah. 

Ini sejalan dengan arah kebijakan pemerintah Indonesia yang mendorong transformasi ekonomi berbasis industri manufaktur dan pengolahan sumber daya alam di dalam negeri.

Adapun lima sektor utama yang paling banyak menerima investasi dari China dalam periode tersebut adalah sektor industri pengolahan logam dasar yang menyerap dana terbesar sebesar US$ 12,8 miliar (41%), disusul sektor transportasi, pergudangan, dan telekomunikasi sebesar US$ 7,9 miliar (26%). 

Sektor listrik, gas, dan air menerima investasi sebesar US$ 2,5 miliar (8%), sementara industri kimia dan farmasi menyerap US$ 2,4 miliar (8%). Terakhir, sektor kawasan industri, perumahan, dan perkantoran memperoleh investasi sebesar US$ 2 miliar (7%). 

Investasi-investasi tersebut tidak hanya menciptakan lapangan kerja, tetapi juga mendorong transfer teknologi serta peningkatan daya saing industri nasional.