Ekonom Anggap Utang Luar Negeri Indonesia Masih Aman: Yang Terpenting Kualitasnya
- Posisi utang Indonesia lebih baik dibandingkan negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan Jepang.

Idham Nur Indrajaya
Author


JAKARTA - Kondisi ekonomi global yang belum sepenuhnya stabil berdampak pada peningkatan utang di banyak negara, termasuk Indonesia. Berdasarkan data terbaru dari Bank Indonesia (BI), posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia kini mencapai Rp7.144,6 triliun.
Meski meningkat, Chief Economist DBS Group Research, Taimur Baig, menyampaikan bahwa kondisi utang Indonesia masih dalam kategori aman. Dalam diskusi yang diselenggarakan DBS Bank pada Rabu, 21 Mei 2025, ia menyatakan bahwa posisi utang Indonesia lebih baik dibandingkan negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan Jepang.
"Rasio utang Indonesia jauh lebih baik dibandingkan Amerika dan Jepang. Sejak krisis 1998, pengelolaan utang Indonesia sudah cukup baik," ujar Taimur Baig.
- Ogah Pensiun, Tom Cruise Ingin Terus Berakting hingga Usia 100 Tahun
- UNVR Bangkit Lewat Efisiensi dan Distribusi Baru, Sekuritas Ini Naikkan Target Saham
- Kerugian Akibat Perubahan Iklim Capai Rp32.000 T, Apakah Asuransi Bisa Jadi Solusi?
Ruang Fiskal Indonesia Masih Memadai
Menurut Taimur, Indonesia masih memiliki ruang fiskal yang memadai. Hal ini memberikan keleluasaan bagi pemerintah untuk mengelola pembiayaan dengan bijak. Bahkan, ia menekankan bahwa selama utang digunakan secara tepat dan berkualitas, dampaknya terhadap perekonomian akan positif.
"Kita masih memiliki ruang untuk menambah utang dalam jangka pendek. Yang terpenting adalah bagaimana utang tersebut dimanfaatkan dan kualitas penggunaannya. Jika tepat sasaran, akan sangat berdampak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia," jelasnya.
ULN Pemerintah Naik 7,6% di Triwulan I 2025
Data BI menunjukkan bahwa posisi ULN pemerintah pada triwulan I 2025 tercatat sebesar USD 206,9 miliar, atau tumbuh 7,6% (yoy). Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya mencatatkan pertumbuhan 3,3% (yoy).
Peningkatan tersebut dipicu oleh penarikan pinjaman dan meningkatnya aliran modal asing ke dalam Surat Berharga Negara (SBN) internasional. Ini menjadi indikator bahwa kepercayaan investor global terhadap prospek ekonomi Indonesia tetap tinggi, meskipun kondisi pasar keuangan global sedang tidak pasti.
- Reformasi, KPK dan Danantara
- Saham PGEO hingga GOTO Menguat Paling Kencang di LQ45
- Saham BBRI dan Bank Besar Melemah Serempak, Tapi Ada Potensi Upside
Komitmen Pemerintah dalam Pengelolaan ULN
Pemerintah menyatakan tetap berkomitmen menjaga kredibilitas fiskal dengan mengelola ULN secara hati-hati, terukur, dan transparan. ULN diposisikan sebagai salah satu instrumen pembiayaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang diarahkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Menurut BI, pemanfaatan ULN pemerintah difokuskan untuk sektor-sektor strategis yang berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat. Beberapa sektor penerima manfaat terbesar antara lain:
* Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial: 22,4% dari total ULN pemerintah
* Administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib: 18,5%
* Jasa Pendidikan: 16,5%
* Konstruksi: 12%
* Transportasi dan Pergudangan: 8,7%

Amirudin Zuhri
Editor
