Korporasi

Klaim Oversubscribed 70,89 Kali, Saham ASLI Anjlok saat Debut Perdana

  • Saham emiten konstruksi PT Asri Karya Lestari Tbk (ASLI) ditutup anjlok 11% pada debut perdana pergadangan di BEI.
Ilustrasi IHSG Bursa Efek Indonesia-06.jpg
Karyawan melintas di dekat layar daftar perusahaan member IDX yang sudah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa, 7 Juni 2022. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia (trenasia.com)

JAKARTA – Saham emiten konstruksi PT Asri Karya Lestari Tbk (ASLI) ditutup anjlok 11% pada debut perdana pergadangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat, 5 Januari 2024.

Berdasarkan data RTI Business, saham ASLI sempat melonjak ke level tertinggi di kisaran Rp133 per lembar usai dibuka pada Rp100 sebagai harga patokan awal perdagangan.

Tak lama setelah melesat, seketika itu pula saham ASLI jatuh hingga level Rp70 per unit dan bergerak cukup fluktuatif pada zona merah. Akhirnya, saham ASLI ditutup pada level Rp89 di akhir sesi kedua.

Sebelumnya, saham ASLI diklaim telah mengalami kelebihan permintaan alias oversubscribed hingga 70,89 kali pada masa penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).

Bahkan, Direktur Asri Karya Lestari Sudjatmiko sesumbar bahwa fenomena oversubscribed ini sebagai bentuk kinerja perseroan yang selalu optimal dalam merampungkan berbagai proyek infrastruktur.

"Kinerja dan potensi kami mendapat kepercayaan pasar. Penambahan modal ini akan semakin meningkatkan kinerja perusahaan," ujar Sudjatmiko dalam keterangan resmi dikutip Kamis, 4 Januari 2024.

Berdasarkan prospektusnya, ASLI telah melepas setidaknya 1,25 miliar saham baru atau setara 20% dari modal yang disetor. Perseroan menetapkan harga IPO sebesar Rp100 per saham, sehingga total penghimpunan dana sekitar Rp125 miliar. 

Sudjatmiko merincikan, sekitar 66,35% dari dana IPO akan dialokasikan oleh perusahaan untuk menambah modal di anak usaha. Dari jumlah tersebut, sekitar 56,25% akan dialokasikan ke PT Bumi Prima Konstruksi untuk membeli peralatan berat seperti rotary drilling rig, mobile crane, crawler crane, foco crane trailer, dan dolly trailler truck.

“Sementara 43,75 persen akan dialokasikan ke PT Manyar Perkasa Mandiri untuk membeli mesin produksi batching plant,” tambahnya.

Selanjutnya, sebanyak 33,65% dana IPO akan digunakan untuk keperluan modal kerja, antara lain pembayaran material, perlengkapan proyek, serta untuk membiayai kegiatan operasional perseroan.

Perseroan sendiri bergerak dalam bidang general contractor berfokus pada bidang pekerjaan pondasi, erection, bekisting dan pekerjaan jalan serta persewaan alat berat dan industri beton siap pakai melalui perusahaan anak.